Maulfi Syaiful Rizal FIB UB STRUKTUR FISIK PUISI Maulfi Syaiful Rizal FIB UB
Kata dalam Puisi Sebagai salah satu genre sastra, puisi juga menggunakan bahasa sebagai medium penyampai pikiran dan perasaan kepada pembaca. Bagaimanakah bahasa yang digunakan dalam puisi?
Berdasarkan bentuk dan isi, Aminuddin (2011:140) membagi kata-kata dalam puisi menjadi 3: Lambang Kata-kata yang mengandung makna seperti makna dalam kamus (leksikal atau denotatif) Utterance atau Indice Kata yang mengandung makna sesuai dengan keberadaan dalam konteks pemakaian Simbol Kata-kata yang mengandung makna ganda (konotatif)
BAYANG Karya Rudi Isbandi Dari liang lahat yang menganga Rambut dan kuku adalah tanda Bersama tulang-tulang yang mencatat Bencana Kota yang mengancam luka Mataharinya tenggelam Di atas plaza Angin subuh seperti rindu Mencatat waktu Kapan keseimbangan tumbuh Antar sesama?
Dalam puisi di atas, kata dari, bersama, kota, merupakan contoh lambang yang ada dalam puisi tersebut. Hal ini dikarenakan kata-kata tersebut tidak mengacu pada berbagai kemungkinan makna yang berhubungan dengan puisi tersebut. Tujuan penggunaan kata-kata seperti itu untuk memberikan efek realistis dan komunikatif karena menggunakan bahasa sehari-hari yang sering digunakan dan mudah dipahami oleh pembaca. Berbeda halnya dengan kata menganga dalam baris dari liang lahat yang menganga merupakan contoh utterance. Karena makna kata menganga dalam puisi tersebut harus dilihat sebagai konteks yang berbeda dengan kata menganga dalam kalimat mulutnya menganga lebar.
Bagaimana simbol yang ada dalam puisi di atas? Salah satu contoh simbol yang ada dalam puisi di atas terlihat dalam larik Rambut dan kuku adalah tanda. Dalam larik tersebut, pembaca tidak bisa menafsirkan rambut dan kuku merupakan salah satu bagian tubuh manusia, tetapi pembaca harus menggunakan proses penafsiran yang melibatkan proses pengalaman dan pengetahuan yang berhubungan dengan kata-kata yang akan ditafsirkan. Rambut dan kuku dalam larik tersebut memberikan makna konotasi yang berarti pikiran dan perbuatan menjadi bukti dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Begitu juga dengan kata tanda dalam puisi tersebut yang maknanya jelas berbeda dengan apa yang ada di kamus.
Diksi Untuk menyampaikan pikiran dan perasaan pengarang kepada pembaca, pengarang memerlukan pilihan kata yang mampu mengekspresikan dan menggambarkan pengalaman jiwanya. Pradopo mengatakan diksi merupakan pemilihan kata dalam sajak. Waluyo mengatakan diksi merupakan pemilihan kata. Aminuddin mengatakan diksi adalah pemilihan kata untuk mengungkapkan suatu gagasan. Jadi, diksi merupakan pemilihan kata yang sengaja dilakukan oleh penyair untuk menyampaikan gagasan, pikiran, dan perasaannya.
Kota yang mengancam luka Mataharinya tenggelam Di atas plaza Dalam bait di atas, mengapa pengarang memilih kota dimunculkan terlebih dahulu dan berkedudukan sebagai subjek? Hal ini berhubungan dengan pilihan kata yang digunakan oleh pengarang untuk memberikan kekuatan makna dan keindahan dalam puisinya. Dalam potongan bait di atas, pengarang ingin menunjukkan bahwa kota yang dilukiskan dalam puisi tersebut memberikan pengalaman yang tidak menyenangkan dan memberikan penderitaan. Dan susunan dalam larik tersebut pun tidak bisa diubah, misalnya dengan menaruh kata kota dibelakang. Hal tersebut menjadikan puisi tersebut kehilangan maknanya karena yang iungin ditekankan maknya adalah kota yang meberikan luka bukan luka yang mengancam kota.
Imaji atau Citra Pencitraan adalah sebuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai (gambaran) yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata, saraf penglihatan, dan daerah-daerah otak yang berhubungan (Pradopo, 1987). Pencitraan adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan (Waluyo, 1987). Pencitraan adalah cara membentuk kesan mental atau bayangan visual dalam angan dan pikiran pembaca yang ingin disampaikan dan diciptakan penulis (Jabrohim, 2001) Pencitraan adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan (Siswanto dan Roekhan, 1991).
Fungsi pengimajian 1. Memberikan gambaran yang jelas 2. Menimbulkan suasana yang khusus 3. Membuat lebih hidup gambaran dalam pikiran 4. Menarik perhatian pembaca
Jenis-jenis imaji Citra visual Citra auditif Citra kinestetik Citra penciuman Citra pencecapan
Majas Majas adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yaitu secara tidak langsung mengungkapkan makna. Bahasa ini menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987) Majas merupakan bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986) Jadi, majas berfunsi mengungkapkan makna secara khusus dengan efek dan konotasi tertentu.