Agresi dan Altruisme
Setiap perilaku fisik atau lisan yang disengaja dengan maksud merugikan atau menimbulkan korban pada pihak orang lain. Dalam hal ini, peran kognisi sangat besar dalam menentukan apakah suatu perbuatan dianggap agresif (jika diberi atribusi internal) atau tidak agresif (jika diberi atribusi eksternal). Atribusi internal -> adanya niat, intensi, motif, atau kesengajaan untuk menyakiti atau merugikan orang lain. Atribusi eksternal -> perbuatan dilakukan karena desakan situasi, tidak ada pilihan lain, atau tidak sengaja.
Jenis2x agresi : Agresi rasa benci atau emosi (hostile aggression) -> ungkapan rasa kemarahan dan ditandai dengan emosi tinggi. Akibat dari jenis ini tidak dipikirkan oleh pelaku dan pelaku memang tidak peduli jika akibat perbuatannyal ebih banyak menimbulkan kerugian daripada manfaat. Perilaku ini semata – mata untuk melampiaskan emosi. Agresi sebagai sarana untuk mencapai tujuan lain (instrumental aggression) -> tidak disertai emosi bahkan antara pelaku dan korban kadang2x tidak ada hubungan pribadi. Perilaku ini dilakukan untuk mencapai tujuan lain.
Pengaruhdariagresivitas Luar diri sendiri -> kondisi lingkungan atau pengaruh kelompok. Kondisi lingkungan misalkan temperature, crowding, pornografi, televisi. Sedangkan pengaruh kelompok misalkan menurunkan hambatan dari kendali moral, perancuan tanggungjawab, desakan kelompok dan identitas kelompok, dan deindividuasi.
Diri pelaku sendiri ->kondisi fisik dan kepribadian Kepribadian : Orang yang bersifat kompetitif, selalu terburu – buru, cepat tersinggung -> lebih cepat menjadi agresif dibandingkan dengan yang amibisinya tidak tinggi, sudah puas dengan keadaan yang sekarang, tidak terburu – buru, dsb. Orang yang memiliki sifat pemalu (menilai rendah diri sendiri, tidak menyukai orang lain, dan cenderung mencari kesalahan pada orang lain) -> lebih agresif dibandingkan dengan yang tidak pemalu.
Orang yang memiliki harga diri yang tinggi (lebih percaya diri, kalau berkonflik dengan orang lain ia akan berada dipihak yang menang, dan bahwa selaku orang yang nilainya lebih tinggi dari orang lain) -> akan lebih agresif dibandingkan dengan yang kurang memiliki harga diri. Locus of Control -> orang yang mempunyai LC internal lebih bisa mengendalikan dirinya sendiri daripad aorang dengan LC eksternal (perilakunya lebih mudah dipengaruhi oleh factor2x luar) Jenis Kelamin -> laki2x yang maskulin cenderung lebih agresif dibandingkan dengan perempuan yang feminine. Hal ini disebabkan oleh kebudayaan, perempuan harus dapat lebih mengekang agresivitasnya
ALTRUISME Hasrat untuk menolong orang lain tanpa memikirkan kepentingan sendiri.
Mengapa orang menolong TeoriBehaviorisme -> Manusia menolong karena dibiasakan oleh masyarakat untuk menolong dan untuk perbuatan itu masyarakat menyediakan ganjaran yang positif. Social Exchange Theory -> hasil yang diperoleh lebih besar daripada usaha yang dikeluarkan disebut dengan keuntungan, sedangkan jika hasil yang diperoleh lebih kecil daripada usaha yang dikeluarkan maka disebut dengan rugi. TeoriEmpati -> Ikut merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaannya sendiri
Kapan orang menolong Pengaruh situasi : Pengaruh dari dalam diri : Bystanders Menolong jika orang lain juga menolong Desakan waktu Kemampuan yang dimiliki Pengaruh dari dalam diri : Perasaan Sifat -> orang yang perasa dan berempati tinggi, self – monitoring tinggi karena dengan menjadi penolong ia memperoleh penghargaan social yang lebih tinggi.
Agama -> bagaimana kepercayaan atau keyakinan orang yang bersangkutan tentang pentingnya menolong yang lemah seperti yang diajarkan oleh agama Jenis kelamin -> laki – laki cenderung lebih menolong pada situasi gawat darurat, sedangkan perempuan cenderung pada situasi yang lebih aman
Siapa yang ditolong Faktor2x dalam diri orang yang ditolong yang dapat berpengaruh terhadap perilaku menolong yang diberikan Jenis kelamin Kesamaan Tanggungjawab korban Menarik