AGAMA DALAM PSIKOLOGI KONTRA
Pertentangan Psikologi dan Agama Psikologi Atheisme Pandangan Psikologi yang Kontra a. Sigmund Freud b. James Leuba c. B.F.Skinner d. George Vetter e. Ellis
Pertentangan Psikologi dan Agama Psikologi dan agama saling bertentangan itu didorong oleh paham dominan dikalangan psikolog yang meluluhkan agama Wulf menyimpulkan sekali-kali muncul bukti yang menunjukkan sikap yang memusuhi yang sebenarnya terhadap agama dikalangan psikolog. Jadi walaupun psikolog telah makin mendekati agama, secara teoritis para psikologis masih juga enggan untuk mempertimbangkan agama secara praktis.
PSIKOLOGI ATHEISME Tokoh dari atheisme adalah Neitzsche, seorang atheis dunia yang paling terkenal. Ia sangat sibuk memikirkan aga sepanjang hidupnya dan berkali-kali secara terus menerus melecehkan gagasan Kristen dan orang-orang yang mempercayainya. Neitzsche muda menunjukkan perasaan agama yang kuat dan mengidentifikasikan Tuhan dengan ayahnya. Tapi ketika ayahnya sakit dan meninggal dia menghubungkannya dengan agama ayahnya. Sehingga setelah itu dia tidak mempercayai agama dan menjadi atheis.
PANDANGAN PSIKOLOG YANG KONTRA AGAMA SIGMUN FREUD Freud memandang agama tidak lebih dan sekedar kumpulan kecenderungan kekanak-kanakan. Dan juga berpendapat bahwa agama adalah ilusi, yang berarti bahwa agama adalah hasil pemuasan keinginan dan bukan hasil pengamatan dan pemikiran. Meninggalkan agama menjadi karakter intelektual, menganggap agama sebagai patologi, gangguan kejiwaan, menjadi sikap ilmiah,
JAMES LEUBA Dia berpendapat bahwa agama sebagai irasionalatas, dan patologi. Leuba menunjukkan banyak ajaran agama yang bermutu rendah dan tidak masuk akal. Ia juga menunjukkan bahwa pandangan keagamaan yang konservatif itu menghambat perkembangan pengetahuan ilmiah.
B.F. SKINNER Skinner sangat kritis terhadap bentuk-bentuk agama tradisional bukan hanya karena “dongengan” yang digunakan untuk menyembunyikan dan memeliharanya, melainkan juga karena bentuk ajaran agama tradisional itu secara historis didasarkan pada penegahan negatif atau ancaman hukum.
GEORGE VETTER Menurut vetter (1958), agama tidak punya nilai untuk memberikan keselamatan. Vetter menjabarkan berbagai alasan untuk penilaiaannya yang negatif terhadap agama: konsepsi naif tentang Tuhan yang bersifat antropomorfis , peperangan dan kebiadaban lainnya yang dilakukan atas nama agama sepanjang sejarah.
ELLIS Ellis berpendapat bahwa agama yang domatis, ortodoks, dan taat berkorelasi sangat signifikan dengan gangguan imosional. Kebanyakan orang yang secara dogmatis mempercayai agama tertentu mempercayai hal-hal absolut yang merusak kesehatan. Ellis melihat agama sebagai patologi atau penyakit jiwa.