PENERAPAN ALJABAR LINEAR PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Eigen value & Eigen vektor
Advertisements

SISTEM PERSAMAAN LINIER (SPL)
Nilai dan Vektor Eigen Selamat datang di Modul 7 dengan judul Nilai dan Vektor Eigen Masalah nilai eigen amat penting dalam matematika dan banyak aplikasinya.
Sistem Persamaan Linier Penulisan Dalam Bentuk Matriks
Definisi kombinasi linear
Sistem Persamaan Linier
SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL
INTEGRAL Sri Nurmi Lubis, S.Si.
Determinan Trihastuti Agustinah.
NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN
INVERS MATRIKS (dengan adjoint)
Ruang Vektor berdimensi - n
Aljabar Linear Elementer
BY : ERVI COFRIYANTI, S.Si
Aljabar Linear Elementer
PERMUTASI Merupakan suatu himpunan bilangan bulat {1,2,…,n} yang disusun dalam suatu urutan tanpa penghilangan atau pengulangan. Contoh : {1,2,3} ada 6.
SISTEM PERSAMAAN LINEAR
PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER
SISTEM PERSAMAAN LINIER
PERSAMAAN DIFFRENSIAL PARSIAL
BAB I SISTEM PERSAMAAN LINIER
ALJABAR MATRIKS pertemuan 12 Oleh : L1153 Halim Agung,S.Kom 1.
NILAI DAN VEKTOR EIGEN.
Matriks dan Determinan
ALJABAR LINEAR DAN MATRIKS
NILAI EIGEN VEKTOR EIGEN
KOMPUTASI NUMERIK PENYELESAIAN PERSAMAAN LINIER
ALJABAR LINIER WEEK 1. PENDAHULUAN
Ruang Eigen dan Diagonalisasi
Aljabar Linear Elementer
MODUL VIII NILAI EGIEN DAN VEKTOR EIGEN
Pertemuan VIII: NILAI PRIBADI DAN VEKTOR PRIBADI
PERSAMAAN DIFERENSIAL (PD)
BAB 5: Sistem Persamaan Linier (SPL)
Pertemuan 7 Penyelesaian Persamaan Linear (Metode Gauss Jordan)
ALJABAR LINEAR BASIS DAN DIMENSI
BAB I SISTEM PERSAMAAN LINIER
ALJABAR LINEAR, VEKTOR & MATRIKS
Aljabar Linear Elementer
SISTEM PERSAMAAN LINEAR
Persamaan Linear Persamaan linear adalah persamaan dimana peubahnya tidak memuat eksponensial, trigonometri (seperti sin, cos, dll.), perkalian, pembagian.
NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Definisi :
SISTEM PERSAMAAN LINEAR
Aljabar Linear Elementer
Penyelesaian Persamaan Linear (Metode Gauss)
4. INVERS SUATU MATRIKS : Pendahuluan
SISTEM PERSAMAAN LINIER (SPL)
PD Tingkat n (n > 1 dan linier) Bentuk umum :
PEMBAHASAN LATIHAN SOAL
Sistem Persamaan Aljabar Linear
INTEGRAL LIPAT DUA: Bentuk Umum :
ALJABAR LINEAR, VEKTOR & MATRIKS
Eigen Value – Eigen Space
ALJABAR LINEAR DAN MATRIKS
Soal Latihan Pertemuan 13
SISTEM PERSAMAAN LINIER
PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT
NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Grup : 4
Pertemuan 11 Matrik III dan Determinan
DITERMINAN MATRIK 2 TATAP MUKA SENIN, 9 APRIL 2012 BY NURUL SAILA.
EIGEN VALUE and EIGEN VECTOR DIAGONALIZATION
EIGEN VALUE DAN EIGEN VECTOR
Aljabar Linear Elementer
Persamaan Diferensial Bernoulli. Persamaan diferensial (1.14) merupakan persamaan diferensial linear orde-1 (dalam variabel v), dan dapat diselesaikan.
PERTEMUAN 14 DETERMINAN LANJUT.
Pertemuan 7 Penyelesaian Persamaan Linear (Metode Gauss Jordan)
IKG2H3/ PERSAMAAN DIFERENSIAL DAN APLIKASI
NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN
IKG2H3/ PERSAMAAN DIFERENSIAL DAN APLIKASI
NILAI EIGEN VEKTOR EIGEN
Transcript presentasi:

PENERAPAN ALJABAR LINEAR PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL Abstrak Persamaan Diferesial merupakan persamaan yang melibatkan fungsi-fungsi dan turunan-turunan. Aljabar linear dapat digunakan untuk mencari solusi partikulir persamaan diferensial (PD) dan sistem persamaan diferensial.

PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan suatu telaah untuk menentukan solusi pertikulir (pemecahan khusus) persamaan diferensial (PD) dan sistem persamaan deferensial. Dengan menggunakan metode matriks yang merupakan suatu metode relatif yang memiliki langkah-langkah pengerjaan yang cukup sederhana untuk mencari solusi partikulir.

KONSEP PENDUKUNG Sebagai gambaran awal perhatikan persamaan diferensial sederhana berikut: y’ = ay dimana y = f(x) adalah sebuah fungsi takdiketahui yang akan ditentukan, y’ = dy/dx adalah turunannya, sedangkan a adalah sebuah konstanta. Seperti kebanyakan persamaan diferensial mempunyai takterhingga bayaknya pemecahan; pemecahan pemecahan tersebut adalah fungsi-fungsi yang berbentuk: y =ceax dimana c adalah sembarang konstanta. Masing-masing fungsi berbentuk seperti ini menyajikan pemecahan dari y’ = ay karena y’ = caeax = ay

sebaliknya, setiap pemecahan y’ = ay haruslah merupakan sebuah fungsi berbentuk ceax, sehingga menjelaskan semua pemecahan y’ = ay. Kita namakan sebagai pemecahan umum (general sulution) y’ = ay. Adakalanya kita harus menentukan pemecahan khusus (particular solution) dari pemecahan umum tersebut. Misalnya, mengaharuskan pemecahan y’ = ay memenuhi kondisi tambahan seperti y (0) = 6 yakni , y = 6 bila x = 3, maka pemecahan umum y = ceax kita dapatkan nilai untuk c, yaitu: 6 = ce 0 = c jadi, y = 6eax adalah satu-satunya pemecahan y’ = ay yang memenuhi kondisi y (0) = 6.

Pada bagia ini kita akan coba telaah bagaimana memecahkan sistem persamaan diferesial yang berbentuk: Dimana :

y1 = f1(x), y2 = f2(x), ...,yn= fn (x) adalah fungsi-fungsi yang akan ditentukan, dan aij adalah konstanta – konstata. Hal tersebut dapat dibuat dalam bentuk matrik, sebagai berikut:

secara lebih singkat dapat kita tulis : Y’ = AY utuk memecahkan sistem persamaan tersebut, dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut: Carilah matrik P yang mendiagonalisasi A Buatlah subtitusi Y = PU dan Y’ = Pu’ untuk mendapatkan “sistem diagonalisasi” yang baru U’ = DU, dimana D = P-1AP Pecahkanlah U’=DU Tentukanlah Y dari persamaan Y = PU.

Definisi Jika A adalah matrik n x n, maka vektor taknol x di dalam Rn dinamakan vektor eigen dari A jika Ax adalah kelipatan skalar dari x; yakni, Ax = x untuk suatu skalar . skalar  dinamakan nilai eigen atau nilai karakteristik dari A dan x dikatakan vektor eigen yang besesuaian dengan .

Ax = Ix atau ekuivalen (I – A)x = 0 Persamaan karakteristik untuk mencari nilai eigen matrik A yang berukuran n x n maka kita menuliskan kembali Ax = x sebagai Ax = Ix atau ekuivalen (I – A)x = 0 supaya  menjadi nilai eigen, maka harus ada pemecahan taknol dari persamaan ini atau seperti yang telah kita bahas dahulu, persamaan tersebut akan mempunyai pemecahan taknol jika dan hanya jika det (I – A) = 0 ini dinamakan persamaan karakteristik A; skalar yang memenuhi persamaan ini adalah nilai eigen dari A. Bila diperluas, maka determinan det (I – A) adalah polinom  yang kita namakan polinom karakteristik dari A.

f() = ann + an -1n – 1+ ... + a1 + a0 Lebih lanjut menurut Finizio dan Ladas (1988:79) mendefiniskan bahwa persamaan polinom; f() = ann + an -1n – 1+ ... + a1 + a0 disebut polinom karakteristik untuk persamaan diferensial homogen dengan koefisien konstanta, berbentuk : an yn + an -1 yn – 1+ ... + a1 y’ + a0 y = 0 dan persamaan f () = 0 disebut persamaan karakteristik untuk persamaan diferensial homogen tersebut, akar-akar persamaan karakteristik itu disebut akar-akar karakteristik.

APLIKASI Contoh 1: Selesaikan persamaan diferensial homogen y” = 0 yang memenuhi syarat awal y (1) = 1 dan y’ (1) = 2.

Penyelesaian: Untuk meyelesaikan persamaan Diferensial diatas kita dapat langsung mengintegralkannya: (1) kemudian kita integralan lagi sehingga didapat : (2)

dengan syarat awal y (1) = 1 dan y’ (1) = 2, maka kita subtitusikan ke persamaan (1) dan persamaan (2), diperoleh : c1 + c2 = 1 c1 = 2 didapat matrik yang diperbesar sebagai berikut: dengan menggunakan OBE kita dapat menemukan nilai c1 dan c2, sebagaimana berikut:

sehingga didapat c1 = 2 dan c2 = -1. maka penyelesaian khusus (particular solution) dari persamaan diferensial diatas adalah y = 2x -1

Contoh 2: Pecahkanlah sistem y’1 = -2y1 + y2 y’2 = 4y1 + y2 Carilah pemecahan yang memenuhi kondisi-kondisi awal y1(0) = 1, y2 (0) = 6

(a) Matrik koefisien untuk persamaan tersebut adalah Penyelesian: (a) Matrik koefisien untuk persamaan tersebut adalah untuk mencari matrik P yang mendiagonalisasi A, maka kita cari vektor-vektor eigen dari A yang bebas linear.

maka plinom karakteristik dari A adalah dan persamaan karakteristik dari A adalah

maka nilai-nilai eigennya adalah  = 2 dan  = -3. menurut definisi, adalah vektor eigen A yang bersesuaian dengan , jika dan hanya jika x adalah pemecahan taktrivial dari (I – A) = 0, yakni dari

Jika  = 2, maka dengan OBE kita peroleh

diperoleh persamaan baru misal x1 = t maka x2 = 4t. Sehingga jadi, adalah sebuah basis untuk ruang eigen yang bersesuaian dengan  = 2.

Jika  = -3, maka dengan OBE kita peroleh

diperoleh persamaan baru misal x1 = t maka x2 = -t. sehingga jadi, adalah sebuah basis untuk ruang eigen yang bersesuaian dengan  = -3.

jadi, mendiagonalisasi A, dan

kita pecahkan U’ = DU, didapat pemecahannya adalah sehingga persamaan Y = PU menghasilkan Y sebagai pemecahan baru

atau

(b) Jika kita mensubtitusikan kondisi- (b) Jika kita mensubtitusikan kondisi- kondisi awal yang diberikan ke dalam pemecahan umum (general solution) tersebut, kita dapatkan; y1 (0) = 1, maka c1 + c2 = 1 y2 (0) = 6, maka 4c1- c1 = 6 dengan OBE, kita dapat ,mencari nilai c1 dan c2

dengan demikian c1 = dan c2 =

sehingga dengan kondisi-kondisi awal diberikan penyelesaian kuhususnya atau particular solution adalah BUKTI

Contoh 3 : Pecahkanlah persamaa diferensial y” – y’ – 6y = 0. Penyelesaian: Persamaan diferensial ini mempunyai persamaan karakteristik 2 -  - 6 = 0 ( - 3) ( + 2) = 0 sehingga nilai karakteristiknya adalah  = 3 dan  = -2 jadi penyelesaian umumnya adalah atau anda bisa dengan memisalkan y1 = y, dan y2 = y’ sehingga didapat sistem persamaan diferensial; y’1 = y2 y’2 = 6y1 + y2 (Silahkan anda coba!)

KESIMPULAN Sebagaimana diketahui, suatu metode atau langkah yang ditemukan tidak luput dari kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya dan tidak terkecuali dalam langkah-langkah me­nentukan solusi partikulir Persamaan Diferesial Linear tersebut. Akan tetapi kita sudah dapat melukiskan bahwa aljabar linear dapat diterapkan untuk memecahkan sistem persamaan diferensial tertentu, yang sangat berperan ddan begitu mendalam.

TERIMA KASIH