By Vera Amalia, S.Si, Apt. EMULSI
SOAL No. 31 Bahan berikut dapat digunakan sebagai pengawet dalam pembuatan emulsi..... a. Asam sitrat b. Asam gallat c. Metil paraben d. Alpha tokoferol e. Asam askorbat Jawaban : C
EMULSI Apa kata FI IV tentang emulsi? Emulsi adalah sistem dua fasa, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. FI IV hal 6 emulsi minyak/air emulsi air/minyak Karena mengandung air dan minyak yang tdk bisa bercampur,maka perlu emulgator. Tipe emulsi : Sediaan emulsi : lotion krim salep cairan oral liniments
KOMPONEN EMULSI Komponen emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam : 1. Komponen dasar Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat di dalam emulsi. Terdiri atas : Fase dispers/fase internal/fase diskontinue Yaitu fase cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil ke dalam zat cair lain. Fase kontinue/fase external/fase luar Yaitu fase cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut. Emulgator, yaitu bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.
KOMPONEN EMULSI 2. Komponen Tambahan Merupakan bahan tambahan yang sering ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Corrigen saporis Corrigen odoris Corigen coloris Pengawet Pengawet yang biasa dipakai dalam emulsi antara lain metil-, etil-, propil-, dan butil- paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol, klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetas, dll. Anti oksidan antioksidan yang sering digunakan : asam askorbat, L-tokoferol, asam sitrat, propil galat, asam galat.
SOAL No. 35 Kerusakan emulsi akibat penambahan larutan NaCl disebut..... a. Inversi b. Caking c. Cracking d. Creaming e. Crumbling Jawaban : C
KERUSAKAN EMULSI/STABILITAS EMULSI Emulsi dikatakan tidak stabil jika mengalami hal-hal seperti di bawah ini : 1. Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, yaitu satu bagian mengandung fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain. Bersifat reversibel, artinya jika dikocok perlahan akan terdispersi kembali.
2.Koalesensi dan cracking (breaking) adalah pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak berkoalesensi atau menyatu menjadi fase tunggal yang memisah. Bersifat irreversible (tidak dapat diperbaiki kembali). a. Peristiwa kimia : seperti penambahan alkohol, perubahan pH, penambahan elektrolit CaO, CaCl2 eksikatus, NaCl. b. Peristiwa fisika : seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan, pengadukan. c. Peristiwa niologis : seperti fermentasi bakteri, jamur, atau ragi. KERUSAKAN EMULSI/STABILITAS EMULSI
3. Inversi fase adalah peristiwa berubahnya tipe emulsi w/o menjadi o/w secara tiba-tiba atau sebaliknya. Bersifat irreversible. KERUSAKAN EMULSI/STABILITAS EMULSI
1. Teori Tegangan Permukaan (Surface Tension) Daya kohesi : daya tarik menarik antara molekul yang sejenis. Daya adhesi : daya tarik menarik antarmolekul yang tidak sejenis Daya kohesi suatu zat selalu sama sehingga pada permukaan suatu zat cair akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya keseimbangan daya kohesi. Tegangan yang terjadi pada pada permukaan tersebut dinamakan “tegangan permukaan” (surface tension). Dengan cara yang sama dapat dijelaskan terjadinya perbedaan tegangan bidang batas dua cairan yang tidak dapat bercampur (immicible liquid). Tegangan yang terjadi antara dua cairan tersebut dinamakan “tegangan bidang batas” (interfacial tension). TEORI PEMBENTUKAN EMULSI
Semakin tinggi perbedaan tegangan yang terjadi di bidang batas, semakin sulit kedua zat cair tersebut untuk bercampur. Tegangan yang terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan garam-garam anorganik atau senyawa elektrolit, tetapi akan berkurang dengan penambahan senyawa organik tertentu seperti sabun (sapo). Dalam teori ini dikatakan bahwa penambahan emulgator akan menurunkan atau menghilangkan tegangan yang terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua zat cair tersebut akan mudah bercampur. TEORI PEMBENTUKAN EMULSI
2.Teori Orientasi Bentuk Baji (Oriented Wedge) Teori ini menjelaskan fenomena terbentuknya emulsi berdasarkan adanya kelarutan selektif dari bagian molekul emulgator: ada bagian yang bersifat suka air atau mudah larut dalam air, dan ada bagian yang suka minyak atau mudah larut dalam minyak. Jadi, setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua bagian, yaitu : a. Bagian hidrofilik, yaitu bagian emulgator yang suka air. b. Bagian lipofilik, yaitu bagian emulgator yang suka minyak.
Masing-masing bagian akan bergabung dengan zat cair yang disenanginya, bagian hidrofil ke dalam air, dan bagian lipofil ke dalam minyak. Dengan demikian, emulgator seolah-olah menjadi tali pengikat antara air dan minyak. Antara kedua bagian tersebut akan membuat suatu keseimbangan. Setiap jenis emulgator memiliki harga keseimbangan yang besarnya tidak sama. Harga keseimbangan ini dikenal dengan istilah HLB (Hydrofol Lypofil Balance), yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara bagian hidrofil dengan bagian lipofil. Semakin besar harga HLB, maka semakin banyak bagian yang suka air, artinya emulgator tersebut lebih mudah larut dalam air dan demikian sebaliknya. TEORI PEMBENTUKAN EMULSI
Dalam tabel di bawah ini dapat dilihat kegunaan suatu emulgator ditinjau dari harga HLB-nya. Harga HLBKegunaan 1-3Antifoaming agent 4-6Emulgator tipe a/m 7-9Pembasah (wetting agent) 8-12Emulgator tipe m/a 13-15Detergent 16-18Peningkat kelarutan
3. Teori Film Plastik (Interfacial Film) Teori ini mengatakan bahwa emulgator akan diserap pada batas antara air dan minyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan membungkus partikel fase dispers atau fase internal. Dengan terbungkusnya partikel tersebut, usaha antara partikel yang sejenis untuk bergabung menjadi terhalang. Dengan kata lain fase dispers menjadi stabil. TEORI PEMBENTUKAN EMULSI
Bagaimana suatu emulgator bekerja berdasar teori interfacial film? Melalui pembentukan film/lapisan antar permukaan Lapisan monomolekuler Lapisan multimolekulerLapisan serbuk terbagi halus
4. Teori Lapisan Listrik Rangkap (Electric Double Layer) Jika minyak terdispersi ke dalam air, satu lapis air yang langsung berhubungan dengan permukaan minyak akan bermuatan sejenis, sedangkan lapisan berikutnya akan mempunyai muatan yang berlawanan dengan lapisan di depannya. Dengan demikian seolah-olah tiap partikel minyak dilindungi oleh 2 benteng lapisan listrik yang saling berlawanan. Bneteng tersebut akan menolak setiap usaha partikel minyak yang akan mengadakan penggabungan menjadi satu molekul yang besar, karena susunan listrik yang menyelubungi setiap partikel minyak mempunyai susunan yang sama. Dengan demikian antara sesama partikel akan tolak-menolak, dan stabilitas emulsi akan bertambah. TEORI PEMBENTUKAN EMULSI
TEORI PEMBENTUKAN EMULSI
TIPE EMULGATOR 1. Emulgator alam Dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu : a. Emulgator dari tumbuh-tumbuhan Pada umumnya termasuk golongan karbohidrat dan merupakan emulgator tipe o/w, sangat peka terhadap elektrolit dan alkohol kadar tinggi, dan dapat dirusak oleh bakteri. Oleh karena itu, pembuatan emulsi dengan emulgator ini harus selalu emnambahkan pengawet.
Contoh emulgator dari tumbuhan TIPE EMULGATOR EmulgatorJumlah air utk mengembangkan Ket. Gom arabKorpus emulsi = 2 : 1 : 1,5 (2 = minyak, 1 = emulgator, 1,5 = air) Untuk obat minum. Kerja : dengan membentuk koloid pelindung (teori interfacial film) dan membentuk cairan kental sehingga laju pengendapan menjadi kecil. Tragakan20x berat tragakanKerja : membentuk cairan kental sehingga laju pengendapan menjadi kecil. Agar-agarDilarutkan dengan air mendidih. Dinginkan pelan- pelan sampai suhu tidak kurang dari 45C. -Kurang efektif jika digunakan sendiri. -Ditambahkan untuk menambah viskositas emulsi dengan gom arab. -Biasanya digunakan 1-2%
Contoh emulgator dari tumbuhan (lanjutan) TIPE EMULGATOR EmulgatorJumlah air utk mengembangkan Ket. ChondrusPenyiapan seperti pada agar-agar Sangat baik dipakai untuk emulsi minyak ikan karena dapat menutupi rasa dan bau minyak ikan. Pektin, metil selulosa, karboksimetilselul osa (CMC) Biasa digunakan 1-2%
b. Emulgator hewani TIPE EMULGATOR EmulgatorKet. Kuning telurMengandung : -Lesitin : emulgator tipe o/w -Kolesterol : emulgator tipe w/o Adeps lanaeUntuk pemakaian luar. Mengandung kolesterol : emulgator tipe w/o. Dalam keadaan kering, dapat menyerap air 2x bobotnya.
c. Emulgator dari mineral EmulgatorKet. Magnesium alumunium silikat (veegum) Untuk pemakaian luar. Emulgator tipe o/w. Pemakaian yang lazim : 1%. BentonitMengabsorpsi sejumlah besar air sehingga membentuk massa seperti gel. Konsentrasi pemakaian : 5%. TIPE EMULGATOR
2. Emulgator Buatan/Sintetis Emulgator dapat digolongkan menjadi : 1. anionik : sabun alkali, Na-lauril sulfat 2. kationik : senyawa amonium kuartener 3. nonionik : tween dan span 4. amfoter : protein, lesitin. TIPE EMULGATOR EmulgatorKet. SabunUntuk pemakaian luar. Sangat peka terhadap elektrolit. Emulgator tipe o/w dan w/o. Tween 20; 40; 60; 80 Span 20; 40; 80
CARA PEMBUATAN 4 : 2 : 1 minyak air 2 : 1 : 1,5 minyak emulgatorair METODE GOM BASAH (METODE INGGRIS) Emulgator ditabur di atas air Terbentuk mucilago/mengembang Tambahkan minyak (sedikit demi sedikit) Gerus hingga terbentuk emulsi primer METODE GOM KERING (METODE KONTINENTAL) Emulgator + minyak Emulgator terbasahi Tambahkan air sekaligus Gerus hingga terbentuk emulsi primer seperti susu 1. Pembuatan corpus emulsi emulgator
METODE BOTOL/METODE BOTOL FORBES Digunakan untuk minyak menguap dan minyak yang viskositasnya rendah. - serbuk gom dimasukkan ke dalam botol kering. - ditambahkan 2 bagian air. - tutup botol. - kocok kuat. -tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sambil dikocok. CARA PEMBUATAN
2. Penambahan zat aktif CARA PEMBUATAN (lanjutan) Zat aktif dilarutkan terlebih dahulu dalam pelarut yang sesuai (sesuai kelarutan zat aktif). Misal zat aktif A larut dalam air, maka dilarutkan dulu dalam air. Masukkan zat aktif yang telah dilarutkan ini ke dalam corpus emulsi yang sudah dibuat. 3. Aduk hingga homogen. 4. Masukkan dalam kemasan. 5. Ad dengan air. 6. Tutup kemasan. 7. Beri etiket.
Cara Membedakan Tipe Emulsi Dengan pengenceran fase Emulsi m/a diencerkan dengan air. Emulsi a/m diencerkan dengan minyak. Tes warna Zat warna larut air larut di fasa air. Contoh pewarna : metilen biru, metilen merah, amarant. Zat warna larut minyak larut di fase minyak. Contoh pewarna : sudan III (warna merah) Tes konduktivitas Lampu akan nyala bila elektrode dicelupkan pada emulsi m/a. Sebaliknya, akan mati bila elektrode dicelupkan pada emulsi a/m. Dengan kertas saring Emulsi m/a kertas saring basah. Emulsi a/m timbul noda minyak.