Karsinoma Nasofaring
Epidemiologi
Epidemiologi Cina Selatan, Hongkong, Singapura, Malaysia dan Taiwan 10-53 kasus per 100.000 populasi per tahun laki-laki : perempuan 2-3:1 usia rata-rata pasien saat didiagnosis KNF adalah 45-55 tahun Pasien muda mempunyai survival rate lebih baik dibandingkan pasien tua.
PATOFISIOLOGI Penyebaran sistemik Silent period Insepsi Genetik Lingkungan Viral Silent period Invasi lokal Mukus campur darah Sumbatan tuba eustachius Kelenjar limfe retrofaringeal/penyebaran lokoregional (paranasofaringeal/parafaringeal, erosi dasar tengkorak) Penyebaran sistemik
Manifestasi Klinis Gejala dapat dibagi dalam lima kelompok, yaitu: Gejala nasofaring Gejala telinga Gejala mata Gejala saraf Metastasis atau gejala di leher
Manifestasi Klinis Gejala telinga: rasa penuh di telinga, rasa berdengung, rasa tidak nyaman di telinga rasa nyeri di telinga, otitis media serosa sampai perforasi membran timpani gangguan pendengaran tipe konduktif, yang biasanya unilateral
Manifestasi Klinis Gejala hidung: ingus bercampur darah, post nasal drip, epistaksis berulang Sumbatan hidung unilateral/bilateral Gejala telinga, hidung, nyeri kepala >3 minggu sugestif KNF
Manifestasi Klinis Gejala lanjut Limfadenopati servikal Penyebaran limfogen Konsistensi keras, tidak nyeri, tidak mudah digerakkan Soliter KGB pada leher bagian atas jugular superior, bawah angulus mandibula
Manifestasi Klinis Gejala lokal lanjut gejala saraf Penjalaran petrosfenoid dapat mengenai saraf anterior (N II-VI), sindroma petrosfenoid Jacob Penjalaran petroparotidean mengenai saraf posterior (N VII-XII), sindrom horner, sindroma petroparatoidean Villaret
DIAGNOSIS Rhinoskopi posterior Nasofaring direct/indirect Biopsi CT Scan/ MRI FNAB KGB Titer IgA anti : VCA: sangat sensitif, kurang spesifik EA: sangat kurang sensitif, spesifitas tinggi DPL Evaluasi gigi geligi Audiometri Neurooftalmologi Ro Torax USG Abdomen, Liver Scinthigraphy Bone scan
Staging Untuk penentuan stadium dipakai sistem TNM menurut UICC (2002)
T : tumor primer T1 : tumor terbatas di nasofaring T2 : tumor meluas ke jaringan lunak orofaring dan/atau fossa hidung T2a – tanpa perluasan ke parafaring T2b – dengan perluasan ke parafaring T3 : tumor menginvasi struktur tulang dan/atau sinus paranasal T4 : tumor dengan perluasan intracranial dan/atau keterlibatan saraf cranial, fossa infratemporal, hipofaring, orbit N : pembesaran kelenjar getah bening regional Nx : tidak jelas adanya keterlibatan kelenjar getah benih (KGB) N0 : tidak ada keterlibatan KGB N1 : metastasis pada KGB ipsilateral tunggal, 6 cm atau kurang di atas fossa supraklabikula N2 : metastasis bilateral KGB, 6 cm atau kurangm di atas fossa supraklavikula N3a : > 6 cm N3b : pada fossa supraklavikula M : metastasis jauh M0 : tidak ada metastasis jauh M1 : ada metastasis jauh
PENGOBATAN Radioterapi Stadium dini tumor primer Stadium lanjut tumor primer (elektif), KGB membesar Kemoterapi Stadium lanjut / kekambuhan sandwich Operasi sisa KGB diseksi leher radikal Tumor ke ruang paranasofaringeal/ terlalu besar nasofaringektomi
FOLLOW UP Pemeriksaan klinis, CT Scan ulang 2-3 bulan setelah radioterapi Tiap 3 bulan(2 tahun pertama) tiap 6 bulan(2 tahun berikutnya) setiap tahun (10 tahun pascaterapi)
PERAWATAN PALIATIF Menghilangkan rasa nyeri obat Mengontrol gejala Memperpanjang hidup Menomorsatukan kualitas hidup
PROGNOSIS 5-years survival rate dengan hanya diradioterapi: stadium I (85-95%) stadium II (70-80%) stadium III & stadium IV (24-80%) Tipe WHO: tipe 1 (kurang radiosensitif), tipe 2 & 3 (radiosensitif)
PROGNOSIS Faktor yang memperburuk: stadium lanjut > 40 tahun laki-laki ras Cina ada pembesaran kelenjar leher lumpuh saraf otak tulang tengkorak yang rusak metastasis jauh
Terima kasih