Aktiva Tetap dan Aktiva Tidak Berwujud Pengertian dan kriteria aktiva tetap Aktiva tetap adalah harta berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap atau dibangun sendiri yang harus memenuhi kriteria sbb : Dimiliki dan digunakan dalam usaha atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan, dengan suatu masa manfaat yang lebih dari setahun, Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal.
Sesuai dengan PSAK No. 16 suatu benda berwujud diakui sebagai aktiva tetap apabila: Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomisan dimasa yang akan datang yang Berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir kedalam perusahaan Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.
Klasifikasi Kelompok Harta Tak Berwujud Masa Manfaat Tarif Depresiasi Garis Lurus Tarif Depresiasi Saldo Menurun I.BukanBangunan Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 4 Tahun 8 Tahun 16 Tahun 20 Tahun 25% 12,5% 6,25% 5% 50% 10% II.Bangunan Permanen Tidak Permanen 10 Tahun -
Perolehan aktiva pembelian aktiva perolehan dengan sewa guna usaha modal perolehan dengan pertukaran perolehan dengan membangun sendiri perolehan dengan hibah, bantuan, atau pemberian.
Penyusutan Saat dimulainya penyusutan : Bulan dilakukannya pengeluaran, dan dihitung dalam tahunan penuh (tiada hitungan parsial) Dalam proses pengerjaan (saat selesai) Saat menghasilkan (ijin Dirjen Pajak)
Metode-Metode Penyusutan Berdasarkan waktu Metode garis lurus (straight line method) Metode pembebanan yang menurun terdiri atas dua metode Metode jumlah angka tahun (sum of the years digit method) Metode saldo menurun/saldo menurun ganda (declining/double declining method) Berdasarkan penggunaan Metode jam jasa (service hours method) Metode jumlah unit produksi (productive output method)
Berdasarkan kriteria lainnya Metode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite method) Metode anuitas Sistem persediaan (inventory system) Tarif penyusutan (telah ada dibagian klasifikasi aktiva tetap
Contoh Tahun 2005 PT Abadi membeli aktiva tetap 1 aktiva umur 2 th, harga Rp.10 jt 3 aktiva umur 3 th, harga Rp.45 jt 1 aktiva umur 4 th, harga RP.25 jt Rp.80 jt PPN 10%, penyusutan dengan saldo menurun Perolehan aktiva Aktiva kel 1 Rp.80 jt PPN masukan Rp. 8 jt kas/utang Rp.88 jt Penyusutan Biaya penyusutan Rp.40 jt akm penyusutan Rp.40 jt PPN masukan dapat dikreditkan terhadap PPN keluaran atau direstitusi sehingga tidak dikapitalisasi.
Jika th 2006 penambahan 3 aktiva, umur 2 th harga Rp.15 jt, maka : Perolehan Aktiva kel 1 Rp. 15 jt PPN masukan Rp.1,5 jt kas/utang Rp.16,5 jt Penyusutan Biaya penyusutan Rp.27.500.000,00 * akm penyusutan Rp.27.500.000,00 *Aktiva lama :50%xRp.40 jt =Rp. 20 jt Aktiva baru :50%xRp.15 jt =Rp.7,5 jt+ Rp.27,5 jt
Aktiva Tidak Berujud Goodwill Karena alasan goodwill tidak dapat dipisahkan dari kebiasaan perusahaan tampaknya dalam ketentuan perpajakan tidak diperbolehkan untuk mengamortisasi goodwill Dalam praktek akuntansi komersial depresiasi dihitung pada saat aktiva mulai dimanfaatkan dan secara parsial Sesuai dengan lamanya pemanfaatan aktiva, dalam ketentuan perpajakan depresiasi dimulai pada saat tahun pengeluaran (walaupun aktivanya belum dimanfaatkan) dan dihitung dalam tahunan penuh. Saat yang menentukan pada akhir tahun, sedangkan pelepasan pada pertengahan tahun tidak diberikan depresiasi karena tadanya hitungan depresiasi parsial hanya untuk sebagian tahun saja.
Leasehold improvement Merupakan jenis bangunan yang diperuntukkan bagi kantor atau tempat usaha, sehingga dalam perpajakan aktiva tersebut dikelompokkan kedalam golongan bangunan. Tiga alternatif cara penyusutan yang dapat diusulkan atas leasehold improvement yaitu: Disusut selama masa sewa dengan alasan bahwa pengeluaran biaya modal tersebut hanya bermanfaat selama masa sewa. Disusut sesuai dengan ketentuan fiskal yaitu dengan tarif 5% dari nilai perolehan sehingga pengeluaran biaya modal tersebut disusut selama 20 tahun. Disusut dengan tarif 5% setahun sesuai dengan ketentuan fiskal, tetapi pada akhir masa sewa sisa nilai buku di bebankan sekaligus.
Harga Perolehan Melalui Pertukaran Aktiva Jika aktiva diperoleh melalui pembelian biasa atau pembangunan sendiri yang menjadi dasar penysutannya adalah nilai perolehannya yaitu sebesar harga beli atau biaya pembangunannya. Jika aktiva diperoleh melalui tukar menukar(non-moneter) atau gabungan moneter dengan non-moneter, nilai perolehannya diatur dengan metode akuntansi(dalam PSAK No.16 paragraf ke 20 dan 21) dan metode fiskal(pasal 10 ayat 2 UU No.7 tahun 1983 jo UU No.10 tahun 1994)
Penarikan atau Pelepasan Aktiva Contoh: PT. Indah membeli aktiva Oktober 2004 Rp 10jt, dijual akhir Maret 2006 Rp 7,5jt, penyusutan denga metode saldo menurun. Hitung laba komersil dan laba fiskal!
*50% x Rp 4.375.000,00 = Rp 2.187.500,00 x 3/12 = Rp546.875,00 Tahun Keterangan Komersil Fiskal 2004 Harga Perolehan Rp10.000.000,00 Depresiasi (3 bulan) (Rp 1.250.000,00) (Rp 5.000.000,00) Nilai Buku Rp 8.750.000,00 Rp 5.000.000,00 2005 Depresiasi (12 bln) (Rp 4.375.000,00) (Rp 2.500.000,00) Rp 4.375.000,00 Rp 2.500.000,00 2006 (Rp 546.875,00)* - (Rp 3.828.125,00) Harga Jual Laba Rp 7.500.000,00 Rp 3.671.875,00
Devaluasi adalah menurunkan nilai aktiva dengan membebankannya ke rugi laba atau saldo laba (laba ditahan). Untuk mengurangi rugi operasi yang diderita secara berkelanjutan, dalam praktek komersil perusahaan dapat melakukan reorganisasi semu atau readjustment. Revaluasi adalah penilaian aktiva yang paling objektif adalah harga perolehan atau harga pertukaran.
Tahun Keterangan Komersil Fiskal 2004 Harga Perolehan Depresiasi (7 bulan) Nilai Buku Rp 144.000.000,00 (Rp 21.000.000,00) Rp 123.000.000,00 (Rp36.000.000,00) Rp 108.000.000,00 2005 Depresiasi (1 tahun) (Rp 30.750.000,00) Rp 92.250.000,00 (Rp27.000.000,00) Rp 81.000.000,00 2006 Depresiasi (6 bulan) Harga Jual Laba (Rp11.531.250,00) (Rp80.718.750,00) Rp108.000.000,00 Rp 27.281.250,00 - Rp81.000.000,00 Rp 27.000.000,00