The SELF Understanding Ourselves in a Social Context Kuliah Psikologi Sosial I
Saya adalah……
PANDA…..MONYET….PISANG
Self Knowledge Bagaimana kita mendefinisikan siapa kita. Pengetahuan tentang diri dipengaruhi oleh sejumlah pengaruh sosial dan budaya.
Perbedaan Budaya dalam Mendefinisikan Diri Individu yang hidup di budaya Eropa dan Amerika (Budaya Barat) cenderung memiliki pandangan INDEPENDEN terhadap DIRI, sedangkan, individu yang hidup pada budaya Asia cenderung memiliki pandangan INTERDEPENDEN terhadap DIRI.
Perbedaan Gender dalam Mendefinisikan Diri Wanita cenderung memiliki INTERDEPENDEN RELASIONAL, berfokus pada hubungan yang dekat (close relationship), sedangkan laki-laki cenderung memiliki INTERDEPENDEN KOLEKTIF, berfokus pada keanggotaan dalam kelompok besar.
Konsep Diri Kesadaran seseorang mengenai siapa dirinya. Sekumpulan keyakinan dan perasaan seseorang mengenai dirinya (Deaux, Dane & Wrightsman, 1993). Konsep Diri terbentuk melalui Proses Interaksi Sosial. Konsep Diri pada dasarnya merupakan suatu SKEMA, yaitu pengetahuan yang terorganisasi mengenai sesuatu yang kita gunakan untuk mengintepretasikan pengalaman.
Konsep Diri Konsep Diri adalah Skema Diri (Self-Schema) yaitu pengetahuan tentang diri yang mempengaruhi seseorang mengolah informasi dan mengambil tindakan (Vaughan & Hogg, 2002)
3 Jenis Skema Diri (Higgins, 1987) Actual Self (Bagaimana diri saat ini) Ideal Self (Bagaimana diri yang kita inginkan) Ought Self (Bagaimana diri kita seharusnya) Self Discrepancy Theory
Self Discrepancy Theory Terjadinya kesenjangan antara Actual Self, Ideal Self dan Ought Self. Kesejangangan yang terjadi dapat memotivasi seseorang untuk berubah agar dapat mengurangi kesenjangan. Namun, apabila gagal, akan menyebabkan munculnya emosi-emosi negatif.
Self Discrepancy Theory Actual Self – Ideal Self = DEJECTION-RELATED EMOTIONS seperti kecewa, tidak puas dan sedih. Actual Self – Ought Self = AGITATION-RELATED EMOTIONS seperti cemas, takut dan terancam. Self Discrepancy – POSSIBLE SELF (Baron & Byrne, Branscombe, 2006)
Identitas Personal dan Sosial Individual Self Relational Self Collective Self (Brewer & Gardiner, 1996)
Harga Diri Penilaian atau evaluasi secara positif atau negatif terhadap diri (Deaux, Dane & Wrightsman, 1992). Keseluruhan sikap seseorang terhadap dirinya sendiri, baik positif maupun negatif (Baron, Byrne & Branscombe, 2006)
Skala Harga Diri (Rosenberg) Saya merasa sebagai orang yang berguna, paling tidak sama seperti orang lain. Saya merasa memiliki sejumlah kualitas yang baik Secara umum, saya cenderung merasa sebagai orang yang gagal Saya mampu melakukan hal-hal sebaik yang kebanyakan orang lakukan Saya merasa tidak memiliki banyak hal untuk dibanggakan Saya memiliki sikap positif terhadap diri sendiri Secara umum, saya puas dengan diri saya Saya berharap saya lebih menghargai diri saya sendiri Saya sering kali merasa tidak berguna Saya sering kali berpikir saya sama sekali bukan orang yang baik
Hasil Survai
Penjelasan Pada umumnya, individu menginginkan HARGA DIRI POSITIF dan hal ini mendorong munculnya ABOVE-AVERAGE EFFECT, yaitu kecenderungan orang untuk menilai dirinya di atas rata-rata pada berbagai aspek diri yang dianggap positif secara sosial (Baron, Byrne & Branscombe, 2006)
Harga Diri Negatif Sering dinilai sebagai faktor penyebab dari perilaku-perilaku negatif, seperti penyalahgunaan obat-obatan, depresi dan tindakan kriminal. Namun, berdasar hasil penelitian, perilaku-perilaku seperti Bullying, Narsisme dan Eksibisionisme, disebabkan oleh Harga Diri Tinggi. Mengapa?
Harga Diri Negatif Harga Diri Tinggi mencerminkan superioritas individu terhadap orang lain dan akan termotivasi untuk mempertahankan. Ketika ada situasi yang dipersepsikan mengancam superioritas tersebut, maka muncul tingkah laku agresif yang bertujuan untuk mempertahankan. Penelitian Tazkia (2008) menemukan bahwa ada hubungan signifiikan antara kebutuhan akan identitas kelompok dengan perilaku bullying .
Harga Diri Negatif Semakin individu mengidentifikasi diri dengan kelompok akan diikuti dengan meningkatnya perilaku diskriminasi untuk memperoleh harga diri kelompok yang lebih baik.
Bagaimana Pengetahuan tentang Diri diperoleh? Pengetahuan tentang diri diperoleh melalui Perbandingan Sosial (SOCIAL COMPARISON) (Baron, Byrne & Branscombe, 2006). Upward Social Comparison dan Downward Social Comparison. Motivasi dasar melakukan perbandingan karena ingin mendapatkan gambaran positif, bukan untuk mendapatkan gambaran yang akurat tentang diri.
Bagaimana Pengetahuan tentang Diri diperoleh? Self Evaluation Maintenance Model (Tesser, 1988) untuk mendapatkan pandangan positif tentang diri, individu akan cenderung menjaga jarak dari orang lain yang lebih baik daripada yang tidak lebih baik.
Presentasi Diri Ketika berinteraksi dengan orang lain, kita akan mencoba mengontrol bagaimana orang lain berpikir tentang kita, sehingga perlu melakukan IMPRESSION MANAGEMENT, yaitu usaha untuk mengatur kesan yang orang lain tangkap mengenai kita, baik disadari maupun tidak (Schlenker, 1980). Salah satu bentuk dari Manajemen Kesan tersebut adalah SELF PRESENTATION.
Strategi Presentasi Diri (Jones & Pittman, 1982) INGRATIATION: menampilkan diri yang membuat orang lain senang. SELF PROMOTION: menampilkan diri sebagai orang yang memiliki kelebihan atau kekuatan. INTIMIDATION: menampilkan diri sebagai orang yang berbahaya dan menakutkan. SUPPLICATION: menampilkan diri sebagai orang yang lemah dan tergantung. EXEMPLIFICATION: menampilkan diri sebagai orang yang rela berkorban untuk orang lain.