PROPORSI Charybdis affinis JANTAN DI PERAIRAN PANTAI SELAT MADURA, GRESIK CENDERUNG MENINGKAT Bambang Irawan Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga SURABAYA
PENGANTAR Dinamika populasi Charybdis affinis Dana, 1852 di Selat Madura telah dimonitor sejak tahun 2001 di lima stasion sampling. Tahun 2008 Irawan menyatakan bahwa dari kelima stasion tersebut hanya dua yang fluktuasinya mirip dengan populasi secara keseluruhan. Dalam laporan tersebut belum pernah di bahas.
TUJUAN LAPORAN INI Membahas tentang rasio jenis apakah juga berfluktuasi Dicari stasion manakah yang dapat memberi gambaran paling mendekati dengan populasi keseluruhan. Apakah proporsi individu jantan secara nyata berbeda dengan individu betina sehingga perbandingannya tidak 1:1 Selain itu juga akan dibahas apakah stasion tersebut sama dengan stasion yang digunakan untuk menghitung jumlah populasi populasi tersebut yaitu stasion E dan A (Irawan, 2008).
SUMBER DATA Populasi yang dianalisis dalam laporan ini adalah populasi kepiting C. affinis di Selat Madura, Gresik. Analisis berdasar data yang telah dipublikasikan (Irawan dan Soegianto, 2007), yaitu jumlah individu betina dan jantan.
CARA ANALISIS Jumlah keseluruhan individu jantan dari kelima stasion dibandingkan dengan jumlah individu total populasi. Selanjutnya hal yang sama dikerjakan untuk masing-masing stasion. Data rasio tersebut kemudian digunakan dalam analisis regresi y = a + bx, dengan tahun sebagai varibel bebas (x) dan rasio jenis kelamin jantan sebagai variabel terikat (y).
HASIL Tabel 1. Proprosi individu jantang yang tertangkap selama periode monitoring
ANALISIS REGRESI Total populasi y = 0, ,0189x; R 2 = 0,3176 Sta A y = 0, ,0291x; R 2 = 0,2913 Sta B y = 0, ,0138x; R 2 = 0,1171 Sta C y = 0, ,0487x; R 2 = 0,3187 Sta D y = 0, ,0137x; R 2 = 0,4026 Sta E y = 0, ,0159x; R 2 = 0,1116
GARIS DAN PERSAMAAN REGRESI
PEMBAHASAN Berdasar uji khi kuadrat ternyata perbandingan jantan dan betina pada umumnya tidak berbeda 1:1. Berdasar hal ini tampaknya perbedaan proporsi individu jantan dalam populasi tersebut hanya merupakan efek dari random sampling, bukan merupakan suatu fenomena biologi.
PADA JENIS DAN TEMPAT YANG LAIN Lithodes ferox perbandingan jantan betina berbeda untuk kedalam yang berbeda (Abello dan Macpherson, 1991) Diogenes nitidimanus perbandingan jantan dan betina berbeda untuk tiap kelompok ukurannya (Asakura, 1992)
FAKTA PADA LAPORAN INI Data yang ditampilkan dalam laporan ini tidak dibedakan berdasar ukuran tubuhnya Data yang ditampilkan dalam laporan ini tidak dibedakan berdasar ukuran tubuhnya Lokasi sampling memiliki kedalaman yang relatif sama Lokasi sampling memiliki kedalaman yang relatif sama Tidak memiliki perubahan iklim yang nyata. Tidak memiliki perubahan iklim yang nyata.
KONSEKUENSI Kondisi-kondisi ini tampaknya yang menyebabkan bahwa sekalipun ada perubahan proporsi individu jantan dalam populasi tetapi komposisinya masih tidak jauh berbeda dengan perbandingan 1:1. Kondisi-kondisi ini tampaknya yang menyebabkan bahwa sekalipun ada perubahan proporsi individu jantan dalam populasi tetapi komposisinya masih tidak jauh berbeda dengan perbandingan 1:1. Ada kecenderungan perubahan tidak sama antar stasion sebagaimana stasion B dan D yang selama periode sampling menjukkan kecenderungan menurun sementara itu tiga stasion yang lain menjukkan kecenderungan yang serupa dengan populasi secara keseluruhan. Ada kecenderungan perubahan tidak sama antar stasion sebagaimana stasion B dan D yang selama periode sampling menjukkan kecenderungan menurun sementara itu tiga stasion yang lain menjukkan kecenderungan yang serupa dengan populasi secara keseluruhan.
KESIMPULAN Pola perubahan proporsi jenis kelamin di stasion A dan E merupakan stasion yang dapat dianggap lebih mendekati gambaran populasi secara umum. Keadaan ini ternyata sama dengan yang dilaporkan sebelumnya tentang analisis jumlah individu untuk masing-masing stasion dan total dari kelima stasion (Irawan, 2008).