DISUSUN OLEH: MISNANI. S.Ag. M.Pd. I

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TEOLOGI ISLAM.
Advertisements

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
DEFENISI SECARA ETIMOLOGI
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
BAHAN AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
konsep TUHAN dalam ISLAM
KONSEF KETUHANAN DALAM ISLAM
Agama adalah sebuah realitas yang senantiasa melingkupi manusia
Agama Islam Pertemuan ke-3.
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
A GAMA I SLAM DISUSUN OLEH: MISNANI. S.Ag. M.Pd. I.
PENGANTAR FILSAFAT Topik 12 FILSAFAT ISLAM.
Fungsi Wahyu dan Akal dalam Memahami Akidah
PERTEMUAN KESEBELAS ALIRAN MU’TAZILAH.
ALIRAN TEOLOGI ISLAM MASA MODERN
PERTENTANGAN ALIRAN TRADISIONAL
FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar)
RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM AKIDAH (TAUHID)
AGAMA Agama merupakan bagian yang terpenting dalam kehidupan manusia. Agama berkaitan dengan kepercayaan-kepercayaan, keyakinan-keyakinan terhadap Tuhan.
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
BAB II IMAN DAN TAQWA.
Studi Islam 2 Wujudullah Tahun Akademik 2015
Oleh : Achmad Farisi Aziz, M.Pd.I
BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
PENGANTAR ILMU KALAM Abdul Muid Nawawi.
EKSISTENSI TUHAN Agama menurut WJS. Poerwadarminta:
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
Oleh: Rohmansyah, S.Th,I., M.Hum
BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
IMAN PADA ALLAH SWT SMKN 22 JAKARTA Oleh : Miswan, S.Ag.S.Kom.
Filsafat Ketuhanan Muhammad Noor, M.H.I.
ISLAM AGAMA PLURALIS DAN UNIVERSAL
Konsep Ketuhanan PRESENTASI KELOMPOK 2
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PETA KONSEP : TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN
KELOMPOK 1.
TUHAN YANG MAHA ESA dan KETUHANAN
KETUHANAN YANG MAHA ESA
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan
Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan
KONSEP TUHAN MANUSIA & ALAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Politik dalam Islam Pegangan Guru. Politik dalam Islam Rumusan Masalah 1.Apa itu politik islam? 2.Nilai-nilai dasar dalam politik islam? 3.Apa itu negara.
Agama Islam Ke-iman-an dan Dan ke-taqwa-an.
KELOMPOK 1 Beriman Kepada Allah
Konsep ketuhanan dalam Islam
KONSEP DASAR AJARAN ISLAM
ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
By : 1. Rizal hartono 2.Muhammad fajar
FILSAFAT KETUHANAN DALAM ISLAM
Konsep Ketuhanan Dalam Islam
PENGANTAR ILMU KALAM Abdul Muid Nawawi.
O. Solihin Blog: Akidah Islamiyyah Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang.
AL-’AQIDAH AL-ISLAMIYAH
MODUL 1 AGAMA : NALURI BERAGAMA DAN PENGERTIANNYA
ALIRAN ASY’ARIYAH DAN MATURIDIYAH
BAB 3 : PENGENALAN KEPADA BEBERAPA AGAMA LAIN
O. Solihin Blog: Akidah Islamiyyah Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang.
PENGANTAR ILMU KALAM Abdul Muid Nawawi.
Aqidah Dinamis (thoriqul iman). Metode & Belajar  Metode dapat mempengaruhi seseorang untuk Merubah Pemikiran, Perasaan dan Tingkah lakunya dari Jahiliah.
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
MANUSIA SELALU INGIN MEMPEROLEH KEBENARAN BAGAIMANA METODENYA?
AQIDAH AKHLAK KELAS : X / 1 HM. SHOLEH SYAR’I. TUJUAN HIDUP AllahSurga Bumi Sukses Gagal Surga Neraka Manusia = Makhluk surga, bukan makhluk bumi Bahagia.
HUBUNGAN HUKUM ISLAM DG AGAMA ISLAM. Pendahuluan Sebelum masuknya hukum Islam, rakyat Indonesia menganut hukum adat yang bermacam-macam sistemnya dan.
Transcript presentasi:

DISUSUN OLEH: MISNANI. S.Ag. M.Pd. I Agama Islam DISUSUN OLEH: MISNANI. S.Ag. M.Pd. I

Bab 1 Ketuhanan dalam islam Filsafat Ketuhanan Dalam Islam Merupakan filsafat yang tertinggi karena menggali persoalan yang pertama, utama, dan menjadi sebab dari segala yang ada. Siapakah Tuhan Itu ? Tuhan dalam bahasa Arab disebut dengan ILAAHUN – ILAAHAINI - AALIHATUN Dalam Al-Qur’an kata tersebut dipakai untuk menyatakan berbagai obyek yang diagungkan, dibesarkan atau dipentingkan oleh manusia. (QS. 45:23, 28:38, dll.) Dengan demikian Tuhan (ilah) adalah segala sesuatu yang dipentingkan, dianggap mutlak oleh manusia sedemikian rupa sehingga mereka merelakan dirinya untuk dikuasai oleh sesuatu tersebut.

Yang dipentingkan oleh manusia dapat juga diartikan dengan: Yang dipuja / disembah Yang dicintai / diagungkan Yang diharap kebaikannya Yang diharap pertolongannya Yang ditakuti bahayanya, dll. Dengan demikian makna tuhan itu dapat berbentuk apa saja, asal ia diperankan atau diposisikan sebagaimana di atas.

Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Tuhan Pemikiran Barat Teori Evolusionisme : Menyatakan bahwa penentuan tuhan itu terjadi melalui proses kepercayaan yang amat sederhana, kemudian meningkat menjadi sempurna (dikemukakan oleh Max Muller, EB Taylor, Robertson Smith, dll.) Proses evolusi tersebut melewati beberapa proses/tahap : Animisme – Dinamisme – Politeisme – Henoteisme – Monoteisme. Animisme: Mengakui bahwa roh adalah sesuatu yang selalu hidup (punya rasa senang, sedih, punya kebutuhan) Dinamisme: percaya bahwa benda-benda itu punya kekuatan Politeisme: Kepercayaan pada banyak dewa, dewa: roh-roh yang unggul Henoteisme: Satu tuhan untuk satu bangsa Monoteisme: Satu tuhan untuk seluruh bangsa

Teori ini ditentang boleh Andrew lang yang menyatakan bahwa dalam masyarakat primitifpun sudah dikenal monoteisme. Ia menyatakan bahwa ide atau penentuan tentang tuhan itu tidak datang secara evolusi, tetapi datang dengan relevansi atau wahyu. Pemikiran Umat Islam Pemikiran tentang tuhan itu tertuang dalam bidang ilmu tauhid, ilmu kalam, atau ilmu ushuluddin Pada dasarnya semua sepakat bahwa tuhan itu esa atau hanya satu yaitu ALLAH SWT. Perbedaannya hanya terjadi dalam memandang masalah tertentu yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan tuhan: seperti masalah mukmin dan kafir, masalah baik dan buruk, masalah keterpakasaan atau kekuasaan manusia, masalah status al qur’an, dll.

Beberapa aliran dalam teologis Islam antara lain: Mu’tazilah: Di antara pendapatnya, muslim yang berdosa besar itu tidak kafir dan tidak mukmin, Al-Qur’an adalah makhluk, mengutamakan akal dalam memahami Islam Qadariyah: Di antara pendapatnya: Manusia itu punya kebebasan/ kekuasaan dalam berkehendak, apakah ia jadi kafir atau mukmin, semua tergantung ia sendiri, sehingga ia harus mempertanggungjawabkannya. Jabbariyah: Manusia itu tidak punya kemerdekaan dan kekuasaan apa-apa, semua tingkah lakunya adalah sudah ditentukan atau dipaksakan oleh Allah. Asy’ariyah dan Maturidiyah: Memadukan pendapat Qadariyah dan Jabbariyah

Tuhan menurut agama-agama wahyu Pada dasarnya semua agama wahyu mengajarkan bahwa tuhan yang benar itu hanyalah satu (esa), namun dalam perkembangannya ada yang melakukan penyimpangan-penyimpangan sehingga menganggap adanya tuhan lain selain Allah Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an antara lain: QS. Al Baqqarah:75, QS. Al-Anbiya’:92, QS. Al Ma’idah:72, QS. Al Ikhlas: 1-4, QS. Ali Imran:62, QS. Shaad: An Nisa, 35, 65, QS. Hud: 84, QS. Thoha: 98, QS. Al-Ankabut: 46, dll. Agama Yahudi juga mengakui tuhan itu esa, tapi karena tidak beriman pada Nabi Muhammad, sehingga tergolong kafirin. Agama Nasrani di samping tidak beriman pada Nabi Muhammad juga menganggap bahwa tuhan itu sebagai trinitas yaitu Allah, Yesus Kristus, dan Roh Kudus.

Pembuktian wujud tuhan Melalui pembuktian ilmiah: Yaitu dengan menggunakan analogi-analogi ilmiah, karena ilmiah itu tidak hanya harus bisa diamati dengan indera, atau pengamatan mata, karena kenyataannya banyak hakikat keberadaan itu yang tidak bisa diamati, seperti: gaya, energi, setrum, dll. Juga dengan pendekatan fisika seperti Hukum Termodinamika II yaitu hukum tentang keterbatasan energi. Alam itu mula-mula panas kemudian mendingin, jadi alam itu tidak mungkin bersifat azali, sebab kalau begitu berarti ia telah kehilangan energinya, padahal energi alam masih sangat tinggi.

Melalui dalil keberadaan dan keteraturan alam Baik alam yang makrokosmos maupun mikrokosmos, termasuk di sini meliputi pendekatan astronomi (adanya ribuan sistem orbit benda-benda angkasa yang sangat menakjubkan). Menurut Ibnu Rusyd disebut sebagai dalil nidham/inayah wal ikhtira’ (keteraturan, pemeliharaan dan penciptaan) Dengan dalil-dalil naqli (Q.S. An Nisa’:82, Al Isra’:88) Dengan dalil fitrah (Q.S. AlA’raf:172, Al An kabut:61) Dalil akal / rasional (Q.S. An.Naml:88, Fusillat:53) Dalil sejarah. (Q.S. Ali Imran:137, Al A’raf:176), dll.

Terima kasih Semoga bermanfaat