PENGARUH PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA EMITEN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009 Tahun 2001 PT Lippo Tbk dan Kimia Farma Tbk (Boediono, 2005) tercatat melakukan skandal keuangan di perusahaan. Membuktikan bahwa praktek manipulasi laporan keuangan terjadi meskipun sudah menjauhi periode krisis tahun 1997 – salah satu penyebab kondisi ini adalah kurangnya penerapan corporate governance. Bukti menunukan lemahnya praktek corporate governance di Indonesia mengarah pada pembuatan keputusan dalam perusahaan dan tindakan perusahaan (Alijoyo et al, 2004)
Setiawati dan Na’im (2001) berargumen bahwa industri perbankan merupakan industri “kepercayaan”. Jika investor berkurang kepercayaannya karena laporan keuangan yang bias karena tidakan manajemen laba, maka mereka akan melakukan penarikan dana secara bersama – sama yang mengakibatkan rush. Oleh karena itu, perlu mekanisme untuk meminimalkan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan perbankan. Salah satu mekanisme yang dapat digunakan adalah praktek good corporate governance. Maka penelitian ini menguji pengaruh praktek good corporate governance terhadap manajemen laba di Indonesia.
Menguji praktek GCG : Keberadaan Komite Audit Keberadaan Dewan Komisaris Keberadaan Dewan Komisaris Independent Terhadap praktek manajemen laba di tiap perusahaan Manfaat GCG : Meningkatkan kinerja Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia
Manajemen Laba (Schipper, 1989) : mendapatkan keuntungan pribadi Bentuk manajemen laba (scott, 2003) : a. Taking a bath (menghapus asset) b. Income minimazation (mengurangi pajak) c. Income Maximazation (bonus) d. Income smooting (menstabilkan) Good Corporate Governance (GCG) Cadbury (1992) : sebuah system perusahaan yang diarahkan dan dikendalikan. 4 prinsip dasar GCG, Parulia (2004) : 1. Transparasi 2. Akuntabilitas 3. Tanggung jawab 4. Keadilan
Komite Audit (kep.29/PM/2004) : komite yang dibentuk oleh dewan komisaris. Tugas komite audit : a. pengawasan pengelolaan perusahaan b. penghubung antara pemegang saham dengan manajemen c. meriview evaluasi dari manajemen d. menjaga kerahasiaan Dewan Komisaris : melindungi hak dari pihak – pihak di luar perusahaan Dewan Komisaris independent : pihak luar dari perusahaan
Ojek penelitian adalah 15 perusahaan yang go public. Perhitungan : variabel dependent (y) yaitu manajemen laba, menggunakan dasar rasio akrual modal kerja dengan penjualan (schipper, 1989) Akrual Modal Kerja (t) Manajemen Laba (EM) = Pendapatan(Penjualan Periode) (t) Akrual modal kerja = AL - HL - Kas Keterangan: AL = Perubahan aktiva lancar pada periode t HL = Perubahan hutang lancar pada periode t Kas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t
Variabel independent (x) yaitu mekanisme good corporate governance. Diukur dengan presentasi dari jumlah masing – masing anggota komite audit dan dewan komisaris (Doddy Setiawan, 2007). Komite Audit : anggota dewan komisaris independen anggota komite audit Dewan Komisaris : anggota dewan komisaris independen anggota dewan komisaris variabel tidak bebas adalah ukuran perusahaan yang diproksikan kedalam Ln (total aktiva). (Doddy Setiawan, 2007).
PerusahaanKomite Audit dan Dewan Komisaris (Indpdnt/ KA) (Indpndt/ DK) 1. ALFA KA = 3/3 DK = 3/9 2. ASRI KA = 0/3 DK = 0/5 3. BBCA KA = 3/3 DK = 3/5 4. ISAT KA = 4/5 DK = 4/12 5. TKGA KA = 1/3 DK = 2/5 6. AALI KA = 3/3 DK = 3/7 7. INDFKA = 3/5 DK = 3/10 8. BSDEKA = 3/5 DK = 3/7 9. SMDMKA = 0/3 DK = 0/3 10. MAYAKA = 0/3 DK = 0/3 11. UNVRKA = 0/4 DK = 0/6 12. BSWDKA = 3/5 DK = 3/6 13. BCIPKA = 1/3 DK = 1/4 14. TLKMKA = 2/4 DK = 2/5 15. BACAKA = 2/3 DK = 2/3 48% (7.32/ 15) 30% (4.51/ 15)
PerusahaanUkuran Perusahaan dan Manajemen Laba 1. ALFA ASRI BBCA ISAT TKGA AALI INDF BSDE SMDM MAYA UNVR BSWD BCIP TLKM BACA
Analisis statistik a.Uji Statistik
b. Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas memiliki hubungan linier antar variabel, dan sebaiknya tidak terjadi multikolinearitas. Dimana nilai tolerance yang kecil dari 0.1 atau nilai VIF > 10.
Uji Autokorelasi mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel 1 dengan variabel lainnya. Dihitung dengan nilai Durbin – Watson DW Kesimpulan <1,414 Ada autokorelasi positif 1,414-1,724 Tanpa kesimpulan 1,724-2,276 Tidak ada autokorelasi 2,276-2,586 Tanpa kesimpulan >2,586 Ada autokorelasi negatif
c. Uji Heteroskesdasitas apakah terjadi antara varian dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Analisis Regresi Mengetahui besarnya pengaruh varaibel independent yaitu, manajemen laba terhadap mekanisme GCG dan ukuran perusahaan α = Kostanta β = Koefisien Regresi KAit = Komite Audit perusahaan i pada tahun t DKit = Dewan Komisaris perusahaan i pada tahun t SIZEit = Ukuran Perusahaan perusahaan i pada tahun t εit = error ML it = α + β 1 KAit + β 2 DKit + β 3 LnSIZEit + ε it
Coefficients ML it = KA it DK it SIZE it + ε it
Pengujian Hipotesis 1.Uji Regresi secara Parsial (Uji T) Tingkat signifikan a = 5% : 2 = 2.5% atau jika sig H0 diterima
2.Uji Regresi Secara Simultan (Uji F) Tingkat signifikan a = 5% = 0.05 jika sig 0.05 H0 diterima