MOTOR LEARNING ASEP MAULANA 2012.71.012 RIESTYANI 2012.71.034 RIZKY YULIANI 2012.71.105 FETY AWATY D.P 2012.71.113 KARINA PUTRI UTAMI 2012.71.131 ADNAN YULI PALAPA 2012.71.138 ARDENO 2013.71.043
Pendahuluan Gerak merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari segala kegiatan yang berlangsung di kehidupan manusia. Melalui gerak kita dapat mengekspresikan segala bentuk emosi, pola pikir, karakter dan banyak hal lainnya, dengan kata lain segala bentuk gerak dapat merupakan ekpresi yang terlihat keluar, yang menggambarkan proses belajar yang tidak terlihat di dalam diri individu. Meskipun yang ditekankan dalam pembelajaran gerak ialah penguasaan keterampilan, namun tidak berarti aspek lain, seperti peran fungsi kognitif diabaikan.
Motor Learning Dalam psikologi, kata motor diartikan sebagai istilah yang menunjuk pada hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot-otot juga gerakan-gerakannya, demikian pula kelenjar-kelenjar juga sekresinya (pengeluaran cairan). Secara singkat, motor dapat pula dipahami sebagai segala keadaan yang meningkatkan atau menghasilkan stimulasi atau rangsangan terhadap kegiatan organ-organ fisik. Menurut Schmidt (1982), motor learning adalah serangkaian proses internal berkaitan dengan praktek atau pengalaman yang akan membentuk perubahan yang relatif menetap yang berkaitan dengan kemampuan untuk merespons.
Karakteristik Motor Learning 1. Belajar sebagai proses. 2. Belajar gerak adalah hasil langsung dari latihan. 3. Belajar gerak tidak teramati secara langsung. 4. Belajar gerak menghasilkan kapasitas untuk bereaksi cepat. 5. Belajar gerak relatif permanen.
Tahapan Dalam Belajar Gerak Tahap Kognitiif. Pada tahap ini individu akan menganalisa stimulus yang diterima, mengolahnya sebagai suatu informasi dan memutuskan hal apa yang perlu dilakukan untuk menghadapi stimulus tersebut. Tahap Assosiatif. Menghubungkan dan mengasosiasikan antara stimulasi yang diterima dengan pengalaman dan persepsi yang telah terbentuk sebelumnya sehingga menghasilkan respon tertentu Tahap Autonomous. Setelah melakukan latihan yang cukup, hasil dari pengalaman latihan tersebut akan menjadi hasil akhir dari motor learning yaitu dimana pola-pola respon akan secara otomatis muncul setelah stimulus yang diterima telah terintegrasi secara jelas dengan pengalaman sebelumnya.
Jenis-jenis Kemampuan Gerak Gerak Sadar Gerak Refleks, terdiri dari refleks dasar dan refleks yang dipelajari Motorik Kasar Motorik Halus
Faktor yang Mempengaruhi Motor Learning Faktor fisik Motor learning akan sangat dipengaruhi oleh struktur tubuh dari individu yang menjalaninya, karena bentuk fisik dan anggota tubuh adalah sebagai alat penunjang gerak. Faktor psikologis Secara umum motor learning dipengaruhi faktor psikologis seperti riwayat perkembangan, motivasi, emosi, pengaruh sosial dan tingkat intelegensi.
Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Belajar Gerak a. Latihan dan Sukses Latihan yang menghasilkan hasil yang baik atau kesuksesan akan menimbulkan reinforcement yang positif bagi latihan berikutnya. b. Distribusi Latihan Jeda waktu antar trial (latihan) akan berpengaruh terhadap performa. Reminiscence: peningkatan performa yg diikuti oleh periode istirahat setelah massed practice atau karena faktor kelelahan otot. c. Mental Practice Subjek membentuk mental image tentang bagaimana respon harus dilakukan. Jika dilakukan, maka performa akan meningkat.
SIMPULAN Motor learning dapat diartikan sebagai proses belajar tentang keterampilan, perbuatan atau lain sebagainya yang berkaitan dengan otot-otot di tubuh. Manusia pada hakikatnya sudah diwariskan keterampilan motorik pada empat bulan setelah masa kelahiran. Dengan seiring berjalannya waktu kehidupan, dan melewati tahap-tahapan dalam motor learning, keterampilan motorik pun berkembang dengan dua jenis keterampilan gerak yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motor learning merupakan keterampilan motorik yang sangat berkaitan sekali dengan otot-otot tubuh secara fisik, namun emosi, motivasi dalam faktor psikologis juga sangat memiliki peran yang penting dalam motor learning. Motor learning akan berjalan dengan baik apabila latihan dilakukan dengan intensitas yang tinggi dan jeda istirahat yang seimbang.