Pengantar Ilmu Tafsir Oleh: Muhammad Rofiq Scr bahasa, تَفْسِيْرٌ berasal dr kata فَسَّرَ => menjelaskan, merinci, menyingkap, menerangkan sesuatu yg abstrak & tersembunyi. Ilmu Tafsîr => ilmu utk memahami Kitabullah yg diturunkan kpd Nabi Muhammad saw, menjelaskan makna2nya, hukum & hikmahnya. Ta’wîl ( تَأْوِيْلٌ, dr kata awl = kembali ke asal) => mengambil makna esotoris (batin) dari ayat al-Quran dengan meninggalkan makna eksotoris (zahir). Tafsir adalah persepektif manusia dalam memahami al-Quran, sehingga tidak memiliki nilai absolut/mutlak.
Urgensi Tafsir Memperinci keterangan al-Quran yang masih bersifat umum, sehingga ayat tersebut menjadi aplikatif. Mendapatkan gambaran tentang pesan al-Quran tidak secara parsial, tetapi komprehensif. Bukti tentang universalitas ajaran al-Quran karena dapat berdialog dengan semua ruang dan waktu. Satu kaedah penting dalam menafsirkan al-Quran Bebas dari kepentingan atau prakonsepsi (jangan ‘memperkosa’ al-Quran, untuk kepentingan kelompok)
Metode Penafsiran/ مَنْهَجُ التَّفْسِيرِ Ditinjau dr segi bentuk penulisannya, manhaj tafsir dibagi menjadi 4 bentuk penafsiran, yakni: 1. Tafsir tahlîli/tajzî’i (menganalisis/mengurai) yaitu tafsir yg menganalisis segala aspek yg terkandung dlm Al-Q berdasarkan urutan surat. Dilihat dr tinjauan & kandungan informasinya, tafsir tahlîli dpt dirinci mjd bbrp metode, yi: a. Tafsîr bi al-ma’tsûr/bi al-riwâyah, yi: penafsiran yg lbh menekankan pd teks / riwayat. Metode tafsir ini paling tua. Bentuknya ada 4, yi: 1) Tafsir Al-Q dg Al-Q. 2) Tafsir Al-Q dg al-Hadits 3) Tafsir Al-Q dg pendpt sahabat 4) Tafsir Al-Q dg pendpt tâbi‘în Contoh: Tafsir al-Thabari, Ibn Katsîr, & al-Suyûthi.
b. Tafsîr bi al-ra’yi: penfsran yg lbh menekankan pd rasio/logika b. Tafsîr bi al-ra’yi: penfsran yg lbh menekankan pd rasio/logika. Corak tafsir bi al-ra’yi ant-lain : 1) Al-Tafsîr al-lughawi/bahasa. Contoh: al-Mufradât oleh al- Ishfahâni 2) Al-Tafsîr al-fiqhi/hukum. Contoh: Ahkâm al-Qur’an oleh al- Jashshâsh; al-Jami‘ li Ahkâm al-Qur’an oleh al-Qurthubi 3) Al-Tafsîr al-‘ilmi. Contoh: Jawâhir al-Qur’an oleh Thanthawi Jawhari 4) Al-Tafsîr al-falsafi. Contoh: Mafâtih al-Ghayb oleh Fakhr al-Razi 5) Al-Tafsîr al-isyâri/isyarat trsmbunyi. Contoh: Rûh al-Ma‘âni oleh al-Alusi 6) Al-Tafsîr al-adâbi al-ijtimâ‘i/tatanan sosial. Contoh: Tafsir al-Manar; Tafsir al-Marâghi; Tafsir Mahmud Syaltut.
2. Tafsir mawdlû‘i (tematik), yaitu tafsir yg menganalisis segala aspek yg terkandung dlm Al-Q berdsrkan tema pembahasan. Dari segi cakupan pembahasannya, tafsir ini terdiri dr 2 macam, yaitu: a. Tafsir yg membhs tema trtntu dlm surat trtntu. b. Tafsir yg membhs tema trtntu dlm Al-Q. Contoh: al-Insân fil-Qur’ân oleh Abbâs Muhamad al-‘Aqqâd; al-Riba fil-Qur’an oleh al-Mawdudi; Tafsir Mawdlu‘i atas Berbagai Persoalan Umat oleh M. Quraish Shihab; Tema Pokok Al-Qur’an oleh Fadzlu Rahman, dll. 3. Tafsir Ijmâliy / global, yaitu tafsir yang mengungkapkan makna secara garis besar (global). Misal: Tafsir al-Qur’an oleh Farid Wajdi; al-Wasith oleh Majma‘ Buhûts al-Islamiyah 4. Tafsir al-Muqârin, yaitu tafsir yang menggunakan cara komparasi.
Mengingat pentingnya peran mufassir dlm menjelaskan Al-Q maka SYARAT SEORANG MUFASSIR adalah: Memiliki integritas sbg muslim sejati yakni: memiliki Aqidah yg benar & mantap, Akhlaq yg baik, jujur, adil & menjaga muru’ah (kehormatan diri), serta menjalankan segala ketentuan agama di bidang Ibadah & Mu‘amalah. Memiliki pengetahuan bahasa Arab yg baik (nahwu, sharaf, sastra) 3. Memiliki pengetahuan yg baik mengenai ilmu2 Al-Qur’an (kaidah2 & dasar2 penafsiran, asbâb al-nuzûl, tartîb al-nuzûl, munâsabah / korelasi ant ayat & ant surat), ilmu2 hadis (shahîh, hasan & dla‘îf), & ilmu ushûl al-fiqh. 4. Untuk tafsir tematik, mufassir harus menguasai pengetahuan dasar sekitar tema / masalah pokok yang akan dibahas.
ASBÂB AL-NUZÛL أسْبَابُ النُّزُولِ Meski scr bahasa, sabab al-nuzûl berarti sebab turunnya Al-Q, tapi bukanlah yg dimaksud sbg penyebab utama turunnya Al-Q. Sebab utama turunnya Al-Q adlh krn wujud kasih-sayang Allah kpd manusia. Ada atau tdk permslhn khusus, Allah al-Rahman al-Rahim tetap akan menurunkan Al-Q pada saat, pd tempat & dg cara yang tepat sesuai dg Kemahabijakan-Nya. Oleh krn itu sabab al-nuzûl lebih tepat bila diartikan sebagai peristiwa yg melatarbelakangi turunnya suatu ayat/surat utk menjelaskan permslhn tsb. Dg dmk, manfaat mengetahui ilmu sabab al-nuzûl adalah membantu kita utk memahami konteks turunnya Al-Qur’an, apakah bersifat umum atau khusus shg tdk terjdi kekeliruan dlm menyimpulkan makna sebuah ayat.
Contoh: Turunnya QS. Al-Baqarah/2: 222: وَيَسْأَلُونَكَ عَنْ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ... Ayat ini turun diltrblkngi oleh pertanyaan pr sahabat, bgm mensikapi istri yg sdg haid? Mrk menanyakan hal ini krn melihat tradisi Yahudi yg enggan berkumpul & mkn-mnm dg istri mrk yg sdg haid. Maka Allah pun menurunkan QS. 2: 222 di atas (HR. Jamâ‘ah). Ayat ini langsg dijlskan Nabi saw:اصْنَعُوا كُلَّ شَيْءٍ إِلاَّ النِّكَاحَ : “Lakukan apa saja selain jimâ‘!”(HR. Jama‘ah kecuali al-Bukhari) Contoh lain: Ssorg bisa saja menyimpulkan bhw shalat tdk hrs menghdp qiblat krn hanya memahami teks ayat: وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ... (Qs. 2: 115) Pdhal ayat ini turun disbbkan krn adanya perstw di mana seklmpok sahabat yg sdg melakukan perjalanan, tdk tahu arah qiblat krn hari sdh gelap shg mrk shalat ke arah yg berlainan. Stlh terang (pagi) mrk baru tahu bhw sbgn mrk salah mnghdp qiblat, shg saat masalah ini dikonfirm kpd Nabi saw, turunlah ayat di atas.
TARTÎB AL-NUZÛL تَرْتِيبُ النُّزُولِ Ilmu Tartîb al-Nuzûl yaitu pengetahuan ttg mana ayat yg turun lbh dulu & mana yg turun blkngan agar mendpt pemahaman ayat / surat scr lebih tepat & komprehensip. Contoh: Pengharaman khamr & judi yg sdh mentradisi di tengah masyarakat Arab, dilakukan scr urut & bertahap: I : Allah SWT menurunkan QS. 16: 67 yg menceritakn aktfts masy dlm mmproduksi minmn anggur yg bisa memabukkn & bisa pula mndtgkn rezki ( تَتَّخِذُونَ مِنْهُ سَكَرًا وَرِزْقًا حَسَنًا ). II : Allah SWT menurunkan QS. 2: 219 yg isinya pun blm melarang scr tegas minuman keras & judi, tetapi mengajarkan spy dlm melakukan sesuatu agar selalu mempertimbangkn aspek manfaat & madlaratnya. يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيْهِمَا إِثْمٌ كَبِيْرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا…
عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. III: Ketika kebiasaan minum khamr ini dlm prakteknya trnyata mengganggu kegtn ibadah mk larangan pada tahap ketiga pun turun (QS. 4: 43): يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَقْرَبُوا الصَّلاَةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ IV: Stlh akal mrk dpt menerima pertimbangan madlarat & manfaat, barulah Allah menurunkan QS. 5: 90 yg berisi larangan tegas thd minuman keras & judi. يَآ أَيَّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَاْلأَنْصَابُ وَاْلأَزْلاَمُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. Pentingnya pengthn tartîb al-nuzûl spy tdk trjdi kesalahan dlm memahami / menyimpulkan hikmah & hukum Al-Qur’an.
ILMU MUNÂSABAH Ilmu Munâsabah adalah ilmu yg mempelajari hubungan / korelasi antar surat atau antar ayat Al-Qur’an. Contoh munâsabah antar ayat: صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ Untuk menjelaskan أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ : jalan orang2 yg telah Engkau (Allah) berikan ni`mat kpd mereka, dikaitkan dg QS. Al-Nisa/4: 69: وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا. Contoh munâsabah antar surat: Perhatikan Al-Qur’an & Terjemahnya oleh DEPAG RI.