DISTRIBUSI AIR LIMBAH KOTA BANDUNG
KONDISI EXISTING
KONDISI PEMBUANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI KOTA BANDUNG Buangan Domestik Perpipaan Tangki Septik Sungai IPAL
PRASARANA PENANGANAN AIR LIMBAH (TERPUSAT) Saluran Lama : 164 Km Saluran Air Kotor BUDP : 304 Km SALURAN AIR LIMBAH Saluran Baru PDAM 26,5 Km PUMPING STATION 2 Unit Sistem Stabilization Ponds Luas Area = 85 ha Q mak = 240.000 m3 Q rata-rata = 80.000 m3 / hari Q aktual = 40.000 m3 / hari INSTALASI PENGOLAHAN
Jaringan air limbah untuk melayani pengelolaan dan pengolahan air limbah di Kota Bandung adalah Saluran air limbah lama yang dibangun pada zaman Belanda sepanjang 14 km Saluran tercampur yang berfungsi untuk menyalurkan air limbah dan air hujan Septik Tank dengan jumlah ±200.000 buah Saluran air limbah sepanjang 176 km dengan bangunan lengkap untuk melayani 460.000 jiwa Saluran air limbah sepanjang 128 km dengan bangunan lengkap untuk melayani 421.000 jiwa Pumping Station sebanyak 2 unit terletak di Jl. Jakarta dan Jl. Cijaura Hilir Instalasi pengolahan air limbah dengan Kolam Stabilisasi seluas 85 Ha yang terletak di Kecamatan Bojongsoang, untuk areal pelayanan Bandung Timur dan Tengah Selatan Jaringan perpipaan Bandung di bagian Barat yang mengalirkan air limbah menuju perpipaan ke IPAL Bojongsoang
AREAL PELAYANAN AIR LIMBAH
SISTEM SAMBUNGAN AIR LIMBAH DI KOTA BANDUNG A. Sambungan Langsung ( 22,59% ) C. Sambungan IC ( 36,86% ) B. Sambungan Interceptor ( 40,53% )
CAKUPAN PELAYANAN AIR KOTOR DI KOTA BANDUNG Cakupan Pelayanan Air Kotor Kota Bandung 58 % Jumlah sambungan 98.685 sambungan
PERMASALAHAN Permasalahan jaringan air limbah di antaranya adalah: Kurang memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada Masih adanya informal sewer di daerah area sewer yang belum menyambung ke pipa yang sudah disediakan sebagai jaringan utama. Di samping itu juga masih rendahnya kapasitas air yang masuk ke Instalasi Pengolahan Bojongsoang. Operasi pemeliharaan yang kurang memadai Kurangnya tenaga operasional pemeliharaan rutin maupun berkala. Kurangnya peralatan yang memadai dalam melakukan pemeliharaan. Pemeliharaan pada sistem on-site pada umumnya dilakukan oleh masyarakat pemakan dengan beberapa bantuan teknis dari DPU dan penyuluhan rutin yang dilakukan Dinas Kesehatan. Kurangnya fasilitas jamban umum dan pribadi di wilayah Kabupaten Bandung. Belum adanya instansi khusus yang menangani sistem pembuangan air limbah. Pemilikan atau penyewaan tanah mempersulit penempatan sarana on-site sistem. Keterbatasan kapasitas pipa pembawa utama air buangan.
Beberapa faktor yang dijadikan pertimbangan untuk menentukan lokasi IPAL yaitu: Ketersediaan lahan yang memadai Jarak terhadap badan air penerima Ketersediaan sarana jalan dan listrik Berada jauh dari pemukiman penduduk Lokasi yang apabila ditinjau dari topografinya memungkinkan untuk pengaliran secara gravitasi. Tata ruang kota
KONSEP PENGEMBANGAN
PETA PENGEMBANGAN PELAYANAN AIR LIMBAH KOTA BANDUNG
KONSEP OPTIMALISASI IPAL BOJONGSOANG Area Pelayanan Timur : 40.000 m3/hari Area Pelayanan Ujung Berung (optional) Area Pelayanan Barat : 23.000 m3/hari
IPAL BOJONGSOANG NO PARAMETER KOLAM / PROSES SATUAN Anaerobik Fakultatif Maturasi 1 Debit 80.835 m3/hari 2 Beban Volumetrik 275 300 - gr.BOD/m3/hari 3 BOD Influent 360 144 50 mg/L 4 Total Beban Organik 20.100 11.640 5 Detention Time 5-7 Hari 6 Kedalaman Kolam 1,5 M 7 Luas Area 4,04 29,8 32,5 Ha 8 Temperatur 22,5 oC 9 BOD effluent 30 10 Fecal Coli 108 5.000 mpn/ 100ml
Kesimpulan Sistem pengolahan sistem di Bojongsoang Pengolahan Fisik dan Pengolahan Biologi dengan unit pengolahan terdiri dari Instalasi yang merupakan tempat pengolahan fisik dan Kolam Stabilisasi yang merupakan tempat pengolahan biologi. Proses Fisik pada Instalasi meliputi : a. Pemisahan sampah besar/kasar; b. Pemisahan sampah halus; c. Pemisahan pasir. Proses Biologi pada kolam Stabilisasi meliputi beberapa tahap, antara lain: a. Proses Anaerob; b. Proses Fakultatif; c. Proses Penyempurnaan (Maturasi). Kebijakan pengolahan air limbah di Bandung untuk jangka pendek lebih ditekankan pada pengoptimalan sistem yang sudah ada. Sistem pengelolaan air limbah yang sudah diterapkan di Kota Bandung sebenarnya cukup baik, hanya saja banyak sekali kekurangan-kekurangan yang sebenarnya bisa diperbaiki agar pemakaian kapasitas penanganan air limbah yang telah disediakan bisa digunakan dengan sebaik-baiknya Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk dapat melayani daerah-daerah yang belum terjangkau ialah menambah panjang saluran jaringan utama ke daerah-daerah, untuk pengaliran air limbah, sehingga kapasitas maksimum intalasi bisa terpakai sepenuhnya, atau dengan melakukan pembenahan pada daerah-daerah yang belum secara penuh terlayani pembuangan air limbahnya agar bisa segera terlayani
Saran Perlu adanya peninjauan ulang kebijakan pengolahan air di Bandung agar pengolahan air limbah di Bandung dapat berjalan dengan baik. Perlu adanya penambahan panjang saluran jaringan utama ke daerah-daerah, untuk pengaliran air limbah, sehingga kapasitas maksimum intalasi bisa terpakai sepenuhnya, atau dengan melakukan pembenahan pada daerah-daerah yang belum secara penuh terlayani pembuangan air limbahnya agar bisa segera terlayani.