PERSEDIAAN BARANG DAGANG (PENETAPAN HARGA POKOK) Persediaan barang dagang (merchandise inventory) adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali. Nilai persediaan barang dagang ditentukan oleh gabungan dua faktor, yaitu kuantitas dan harga pokok.
KESULITAN DALAM MENETAPKAN HARGA POKOK PERSEDIAAN Apabila dalam suatu periode, barang yang sama diperoleh dengan beberapa harga yang berbeda.
PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN Mengamankan atau mencegah aset perusahaan (persediaan) dari tindakan pencurian, penyelewengan, penyalahgunaan, dan kerusakan. Menjamin keakuratan(ketepatan) penyajian persediaan dalam laporan keuangan
KESALAHAN DALAM PERHITUNGAN PERSEDIAAN Persediaan awal + Harga Pokok Pembelian – Persediaan Akhir = Harga Pokok Penjualan Penjualan bersih – Harga Pokok Penjualan = Laba Kotor Laba Kotor – Beban Operasional + Pendapatan lain-lain – Beban Lain-lain = Laba Bersih
Pencatatan atas kesalahan dalam perhitungan persediaan Apabila persediaan dicatat kekecilan, ayat jurnal koreksi adalah sebagai berikut: Persediaan Barang Dagangan xxx Modal xxx Apabila persediaan dicatat kebesaan, ayat jurnal koreksi adalah sebagai berikut: Modal xxx Persediaan Barang Dagangan xxx
Persediaan Barang Dagang ( Inventory) Adalah barang-barang yang disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan perusahaan. Ada 2 sistem pencatatan persediaan: Metode Periodik, dalam metode ini pembelian barang dagangan di catat dalam akun pembelian Metode Perpetual, dalam metode ini pembelian barang dagangan dicatat dalam akun persediaan, dan pada saat penjualan harga beli harus dicatat dalam akun Harga Pokok Penjualan
METODE PERIODIK VS METODE PERPETUAL Akuntansi Pembelian Jenis Transaksi Metode Periodik Metode Perpetual 1. Pembelian Barang Pembelian Kas/Utang Dagang Persediaan 2. Mencatat Beban angkut masuk Beban angkut masuk 3. Mencatat retur pembelian Retur pembelian 4. Mencatat pembayaran dengan potongan tunai Utang Dagang Pot.pembelian Kas
METODE PERIODIK VS METODE PERPETUAL Akuntansi Penjualan Jenis Transaksi Metode Periodik Metode Perpetual 1. Penjualan Barang Kas/Piutang Dagang Penjualan HPP Persediaan 2. Retur penjualan Retur Penjualan 3. Mencatat beban angkut penjualan Beban angkut keluar Kas/Utang Dagang 4. Mencatat penerimaan dengan potongan tunai Kas Potongan penjualan Piutang Dagang 5. Mencatat AJP untuk persediaan Ikhtisar laba-rugi Persediaan (awal) Persediaan (akhir) Ikhtisar laba-Rugi Tidak ada AJP untuk persediaan
METODE PENILAIAN PERSEDIAAN Terdapat 3 Metode penilaian persediaan: FIFO LIFO Average Cost Method
PENILAIAN PERSEDIAAN DALAM SISTEM PERPETUAL Tanggal Keterangan Kwantitas (Unit) Harga Perolehan Per Unit 1 Maret Persediaan Awal 120 Rp.200.000 5 Maret Penjualan 84 12 Maret Pembelian 96 Rp. 210.000 19 Maret 48 23 Maret 24 27 Maret 60 Rp. 220.000 31 Maret Dengan menggunakan data di atas, dan asumsi bahwa harga jual per unit Rp. 300.000,- dimana pembelian maupun penjualan barang dagangan dilakukan secara kredit, maka besarnya nilai persediaan akhir, harga pokok penjualan, dan laba kotor adalah ??
METODE FIFO Tgl Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan Qty HP Total 1 Mar 120 200.000 24.000.000 5 Mar 84 16.800.000 36 7.200.000 12 Mar 96 210.000 20.160.000 19 Mar 12 2.520.000 17.640.000 23 Mar 24 5.040.000 60 12.600.000 27 Mar 220.000 13.200.000 31 Mar 26.400.000
Besarnya persediaan akhir yang akan disajikan pada neraca per 31 Maret meliputi dua lapis yaitu: 60 unit x Rp. 210.000 = Rp. 12.600.000 120 unit x Rp. 220.000 = Rp. 26.400.000 180 unit = Rp. 39.000.000 Sedangkan besarnya penjualan, harga pokok penjualan, dan laba kotor akan disajikan dalam laporan laba rugi untuk bulan yang berakhir 31 Maret adalah sebagai berikut: Penjualan Rp. 46.800.000 Harga Pokok Penjualan (Rp. 31.560.000) Laba Kotor Rp. 15.240.000
Tanggal Keterangan Debit Kredit 5 Maret Piutang Usaha Penjualan Harga Pokok Penjualan Persd.Barang Dagangan 25.200.000 - 16.800.000 12 Maret Persd. Barang Dagangan Utang Usaha 20.160.000 19 Maret 14.400.000 9.720.000 23 Maret 7.200.000 5.040.000 27 Maret 13.200.000 31 Maret
METODE LIFO Tgl Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan Qty HP Total 1 Mar 120 200.000 24.000.000 5 Mar 84 16.800.000 36 7.200.000 12 Mar 96 20.160.000 210.000 19 Mar 48 10.080.000 23 Mar 24 5.040.000 27 Mar 60 220.000 13.200.000 31 Mar 26.400.000
Besarnya persediaan akhir yang akan disajikan pada neraca per 31 Maret meliputi tiga lapis yaitu: 36 unit x Rp. 200.000 = Rp. 7.200.000 24 unit x Rp. 210.000 = Rp. 5.040.000 120 unit x Rp. 220.000 = Rp. 26.400.000 180 unit = Rp. 38.640.000 Sedangkan besarnya penjualan, harga pokok penjualan, dan laba kotor akan disajikan dalam laporan laba rugi untuk bulan yang berakhir 31 Maret adalah sebagai berikut: Penjualan Rp. 46.800.000 Harga Pokok Penjualan (Rp. 31.920.000) Laba Kotor Rp. 14.880.000
Tanggal Keterangan Debit Kredit 5 Maret Piutang Usaha Penjualan Harga Pokok Penjualan Persd.Barang Dagangan 25.200.000 - 16.800.000 12 Maret Persd. Barang Dagangan Utang Usaha 20.160.000 19 Maret 14.400.000 10.080.000 23 Maret 7.200.000 5.040.000 27 Maret 13.200.000 31 Maret
AVERAGE COST METHOD Tgl Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan Qty HP Total 1 Mar 120 200.000 24.000.000 5 Mar 84 16.800.000 36 7.200.000 12 Mar 96 20.160.000 132 207.272,7 27.360.000 19 Mar 48 10.080.000 17.400.000 23 Mar 24 4.975.000 60 12.436.000 27 Mar 220.000 13.200.000 213.633 25.636.000 31 Mar 180 215.756 38.836.000
Besarnya persediaan akhir yang akan disajikan pada neraca per 31 Maret yaitu: 180 unit x Rp.215.756 = Rp. 38.836.000 Sedangkan besarnya penjualan, harga pokok penjualan, dan laba kotor akan disajikan dalam laporan laba rugi untuk bulan yang berakhir 31 Maret adalah sebagai berikut: Penjualan Rp. 46.800.000 Harga Pokok Penjualan (Rp. 31.725.000) Laba Kotor Rp. 15.075.000
Tanggal Keterangan Debit Kredit 5 Maret Piutang Usaha Penjualan Harga Pokok Penjualan Persd.Barang Dagangan 25.200.000 - 16.800.000 12 Maret Persd. Barang Dagangan Utang Usaha 20.160.000 19 Maret 14.400.000 9.950.000 23 Maret 7.200.000 4.975.000 27 Maret 13.200.000 31 Maret
PENILAIAN PERSEDIAAN DALAM SISTEM PERIODIK Tanggal Keterangan Kwantitas (Unit) Harga Perolehan Per Unit Total Harga Perolehan 1 Jan Persediaan Awal 200 Rp. 90.000 Rp. 18.000.000 5 Mar Pembelian 300 Rp. 100.000 Rp. 30.000.000 18 Agst 400 Rp.110.000 Rp. 44.000.000 26 Des 100 Rp.120.000 Rp. 12.000.000 Tersedia untuk dijual 1.000 Rp. 104.000.000 Berdasarkan perhitungan fisik yang dilakukan pada tanggal 31 Desember menunjukkan bahwa besarnya barang dagangan yang belum terjual adalah 300 unit
METODE FIFO Dengan menggunakan metode FIFO, besarnya persediaan akhir sebanyak 300 unit akan disajikan dineraca per 31 Desember terdiri dari dua lapis: 100 unit x Rp. 120.000 = Rp. 12.000.000 200 unit x Rp. 110.000 = Rp. 22.000.000 300 unit = Rp. 34.000.000
METODE FIFO Dengan menggunakan metode FIFO, penjualan dapat dihitung sebagai berikut: 200 unit x Rp. 90.000 = Rp. 18.000.000 300 unit x Rp. 100.000 = Rp. 30.000.000 200 unit x Rp. 110.000 = Rp. 22.000.000 700 unit = Rp. 70.000.000 Dapat dihitung dengan cara biasa yaitu: HPP = Harga pokok brg tersedia dijual – harga pokok persediaan akhir = 104.000.000 – 34.000.000 = 70.000.000
METODE LIFO Dengan menggunakan metode LIFO, besarnya persediaan akhir sebanyak 300 unit akan disajikan dineraca per 31 Desember terdiri dari dua lapis: 200 unit x Rp. 90.000 = Rp. 18.000.000 100 unit x Rp. 100.000 = Rp. 10.000.000 300 unit = Rp. 38.000.000
METODE LIFO Dengan menggunakan metode LIFO, penjualan dapat dihitung sebagai berikut: 100 unit x Rp. 120.000 = Rp. 12.000.000 400 unit x Rp. 110.000 = Rp. 44.000.000 200 unit x Rp. 100.000 = Rp. 20.000.000 700 unit = Rp. 76.000.000 Dapat dihitung dengan cara biasa yaitu: HPP = Harga pokok brg tersedia dijual – harga pokok persediaan akhir = 104.000.000 – 28.000.000 = 76.000.000
METODE RATA-RATA TERTIMBANG Besarnya harga pokok rata-rata tertimbang dari 1.000 unit yg tersedia untuk dijual adalah Rp.104.000.000/1.000 unit = Rp.104.000/unit Besarnya harga pokok penjualan untuk 700 unit adalah Rp.104.000 x 700 unit = Rp. 72.800.000,- Sedangkan nilai persediaan akhir Rp. 104.000 x 300 unit = Rp. 31.200.000,-
Penilaian Persediaan Selain Harga Perolehan Ketika harga pokok untuk membeli barang yang sama pada saat ini (harga pasar) lebih kecil dibandingkan dengan harga perolehan (cost) pada saat pertama kai dibeli, maka metode harga yang tertendah antara harga perolehan dengan harga pasar (lower of cost or market method) digunakan untuk menilai persediaan
Ilustrasi Metode LCM Kategori A Produk X Produk Y Rp. 60.000.000 Komoditas Harga Perolehan Harga Pasar LCM Kategori A Produk X Produk Y Rp. 60.000.000 Rp. 45.000.000 Rp.105.000.000 Rp. 55.000.000 Rp. 52.000.000 Rp.107.000.000 Rp. 55.000.000 Rp. 45.000.000 Kategori B Produk A Produk B Rp. 48.000.000 Rp. 15.000.000 Rp. 63.000.000 Rp. 14.000.000 Rp. 59.000.000 Total Rp.168.000.000 Rp.166.000.000 Rp. 159.000.000
ESTIMASI PERSEDIAAN METODE LABA KOTOR ( GROSS PROFIT METHOD) didasarkan pada observasi bahwa hubungan antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan biasanya relatif cukup stabil dari satu periode ke periode berikutnya.
Ilustrasi Saldo pers.awal, 1 Januari Rp. 250.000.000 Penjualan bersih selama bln Jan Rp. 500.000.000 Harga pokok brg yg dibeli slm bln Jan Rp. 400.000.000 Prosentase laba kotor periode lalu 40%
ESTIMASI PERSEDIAAN METODE HARGA ECER/HARGA JUAL ( RETAIL METHOD) Ikhtisar rumus: Prosentase harga pokok (harga perolehan) Barang yg tersedia untuk dijual menurut harga perolehan dibagi dengan barang yang tersedia untuk dijual menurut harga ecer Nilai persediaan akhir menurut harga ecer Barang yang tersedia untuk dijual menurut harga ecer dikurang dengan penjualan bersih sepanjang periode Nilai persediaan akhir menurut estimasi harga pokok (harga perolehan) = Prosentase harga pokok (harga perolehan) dikali dengan nilai persediaan akhir menurut harga ecer
Ilustrasi Harga Pokok Harga Perolehan Saldo persediaan awal Pembelian Barang tersedia untuk dijual Prosentase harga pokok (60jt/90jt)=66.7% Penjualan Bersih Persediaan akhir menurut harga ecer Persediaan akhir menurut estimasi harga pokok (Rp.25jt X 66,7%) Rp. 30.000.000 Rp. 60.000.000 Rp. 16.675.000 Rp. 50.000.000 Rp. 40.000.000 Rp. 90.000.000 (Rp. 65.000.000) Rp. 25.000.000