PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN Drs. Mungit Sudianto, M.Pd
BAB I Manusia dan Kebutuhan Akan Pendidikan
Manusia dan Kebutuhan Akan Pendidikan Pentingnya hakikat anak sebagai manusia anak didik yang dapat dibentuk menurut kehendak Hakikat anak sebagai manusia pada hakikatnya seorang manusia tidak akan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya
Pandangan Teori Evolusi Charles Robert Darwin (1809-1882) Manusia bersama makhluk manapun adalah suatu produk dari suatu proses perkembangan evolusioner Bornowski (1973) manusia menghasilkan turunan-turunan yang identik Moore (1970) semua makhluk hidup, hidup berbeda-beda semua makhluk hidup cenderung bertambah banyak
Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Hewan Mempunyai tujuan untuk melanjutkan kehidupan Suatu kesatuan yang merasuki kekuatan-kekuatan dan berbagai bagiannya Ketergantungan dari organisme pada lingkungan Mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan berubah
Kebutuhan Manusia Akan Pendidikan Pendidikan membantu mengembangkan potensi-potensi kearah yang baik Pendidikan tidak hanya penyampaian pengetahuan Pendidikan menjadikan manusia untuk memanusiakan manusia.
4 Dimensi-dimensi Kemanusiaan 1. Manusia sebagai individu setiap orang bertanggung jawab atas dirinya, atas pikiran, perasaan, pilihan, perilakunya 2. Manusia sebagai makhluk sosial untuk hidup dalam artian yang benar-benar manusiawi, setiap orang harus hidup bersama-sama orang lain
4 Dimensi-dimensi Kemanusiaan 3. Manusia sebagai makhluk susila Manusia membuat perbedaan antara baik dan jahat, betul dan salah, pantas dan tak pantas. 4. Manusia sebagai makhluk beragama menjalankan kehidupan yang religius
Konsep Pendidikan Pengembangan konsep pendidikan mengartikan pendidikan sebagai usaha yang disengaja dan sadar untuk mengembangkan kepribadian anak untuk menjadi anggota masyarakat.
BAB II Hakikat Pendidikan
Konsepsi Pendidikan di Indonesia Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan merupakan tanggung-jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah
Hakikat Pendidikan Raka Joni (1985) Pendidikan merupakan proses interaksi manusia yang ditandai oleh keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dan kewibawaan pendidik Pendidikan merupakan usaha penyiapan subyek didik menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan semakin pesat
KI Hajar Dewantara merumuskan pengelolaan situasi pendidikan dengan asas pengendalian kependidikan, yakni 1. Ing ngarso sung tuladha jika didepan menjadi teladan 2. Ing Madya Mangun Karsa jika ditengah-tengah membangkitkan hasrat untuk belajar 3. Tut Wuri Handayani jika dibelakang memberi dorongan
Faktor-faktor Pendidikan Faktor Tujuan memiliki sifat ideal berupa tujuan umum dan tujuan khusus Faktor Pendidik menerima tanggung jawab mendidik dari tiga pihak (ortu, masyarakat,negara) dan memiliki sifat-sifat normatif Faktor Subjek Pendidik manusia yang memiliki potensi yang selalu mengalami perkembangan sejak terciptanya sampai meninggal dunia dan perubahan-perubahan yang terjadi secara bertahap
Faktor Isi/Materi Pendidikan diberikan sesuai dengan tujuan pendidikan dan mengandung nilai-nilai yang sesuai pula dengan pandangan hidup bangsa Faktor cara/metode dan alat menunjukkan bahwa peristiwa pendidikan ditandai dengan adanya peristiwa edukatif dan efisien Faktor situasi lingkungan Keluarga Sekolah Masyarakat
BAB III Landasan Filosofi Pendidikan di Indonesia
Latar Belakang Landasan filosofi merupakan salah satu dasar yang harus dipegang dalam pelaksanaan pendidikan, berkenaan dengan itu secara Nasional pandangan hidup bangsa adalah Pancasila. Oleh karena itu kaidah dan norma sosial maupun sistem nilai yang dianut secara nasional mengacu kepada Pancasila sehingga pendidikan haruslah berlandaskan pada Pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia Indonesia yang ber-Pancasila.
A. Filsafat Pendidikan Pancasila 1. Filsafat dan Pendidikan filsafat adalah suatu sistem nilai-nilai suatu pandangan hidup yang diyakini oleh seseorang yang dianggap sebagai kebenaran atau pendapat yang sejujur-jujurnya dan sedalam-dalamnya tentang arti hidup bagi seseorang. John Dewey mengatakan filsafat menggali nilai-nilai yang yang merumuskan tujuan hidup dan pendidikan merealisasi nilai-nilai dalam diri. dalam filsafat pendidik atau guru mempunyai gambaran tentang bagaimanakah masyarakat yang dicita-citakan dan bagaimana individu yang harus dibentuknya. Filsafat yang dianut oleh pendidik ikut menentukan tujuan, corak, metode, dan alat pendidikan yang digunakan.
Pancasila sebagai Pandangan dan Cara Hidup Bangsa nilai-nilai dasar didalam sosial budaya Indonesia yang berkembang meliputi Adanya kesadaran ketuhanan, keagamaan, Adanya kesadaran kekeluargaan Adanya kesadaran untuk memecahkan masalah bersama Adanya kesadaran gotong royong/tolong menolong Adanya kesadaran tenggang rasa/tepa selira
3. Filsafat Pendidikan Pancasila Filsafat pendidikan sebagai filsafat terapan, mencoba mengkaji masalah pendidikan, mencari jawaban yang mendalam tentang apa hakikat pendidikan, mengapa pendidikan diperlukan dan bagaimana sebaiknya pendidikan itu dilakukan Dalam pancasila sebagai pandangan hidup bangsa kita, terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan, terkandung pikiran-pikiran yang terdalam dan gagasan bangsa kita mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik.
Filsafat pendidikan Pancasila menentukan arah pendidikan Filsafat pendidikan Pancasila dijadikan landasan filosofis dalam menentukan tujuan pendidikan nasioanal Filsafat Pendidikan Pancasila merupakan dasar dalam merencanakan dan menyusun kurikulum Filsafat dan tujuan pendidikan menyatukan segala upaya pendidikan sehingga merupakan suatu komunitas bagi perkembangan dan kemajuan pendidikan yang akhirnya bermuara kepada pencapaian tujuan nasional.
B. Implikasi Filsafat Pancasila bagi Pendidikan Landasan filosofis pendidikan kita adalah pandangan hidup Pancasila. Sekolah adalah suatu lembaga yang didirikan oleh masyarakat untuk mendidik anak ke arah yang dicita-citakan oleh masyarakat sesuai dengan pandangan hidup tersebut. Dengan demikian pendidikan mempunyai tugas ganda yakni mengembangkan kepribadian dan mempersiapkan anak menjadi anggota penuh dari masyarakat kita.
Konsep Dasar tentang Pandangan Manusia Pancasila dan Implikasinya bagi Pendidikan Setiap Manusia Indonesia mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Sebagai makhluk yang diciptakan, manusia patuh, mengakui serta takut kepada Tuhan. Ini berarti manusia yang taqwa memiliki keyakinan dan kesadaran terhadap Tuhan YME secara universal tetapi juga bersifat individual.
2. Wawasan Filsafat Pendidikan Pancasila sebagai Pengakuan atas pibadi dan sebagai anggota masyarakat dan Implikasinya bagi pendidikan Pancasila mengakui manusia sebagai pribadi yang otonom. Makna yang terkandung dalam pengakuan ini adalah pribadi manusia diakui unik yang masing-masing punya kekhsan, manusia bermartabat, manusia makhluk etis, makhluk Tuhan dan terbuka untuk dididik.
Pandangan hidup Pancasila melihat proses serta tujuan pendidikan dalam keseimbangan yang selaras antara pemenuhan kebutuhan individu dengan keperluan pengembangan hidup bermasyarakat. Pendidikan dilihat sebagai proses pemanusiaan yang terjadi di dalam konteks kehidupan bermasyarakat, sebagai transaksi sosial budaya. Hal ini dimaksud hanya mungkin terwujud sebagaimana yang diharapkan, apabila interaksi pendidikan dilandasi oleh sikap saling menghargai harkat masing-masing antara guru dan murid, serta secara seimbang terwujud sebagai kemampuan mempertanyakan dan kesediaan menerima nilai-nilai lingkungan
BAB IV Landasan Psikologis Pendidikan
Latar Belakang Analisis tentang struktur psikologis murid dan kegiatan-kegiatannya dalam perkembangan anak akan membentu guru meningkatkan efektivitas penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pendidikan sekolah. Pemahaman yang jelas tentang perkembangan anak serta pemahamannya akan membantu guru dalam menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan pendidikan.
A. Konsep Dasar Psikologi Istilah psychology dapat diartikan kajian (studi) tentang tingkah laku/perbuatan (bahavior). Psikologi merupakan ilmu bantu yang mendasari pelaksanaan pendidikan, karena ia dapat menjelaskan tentang hakikat murid, proses belajar dan peranan guru. Pentingnya psikologi di jadikan landasan/dasar dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah
B. Perkembangan Anak Perkembangan adalah perubahan fungsional dan kualitatif Seorang anak mempunyai struktur fisik, memiliki potensi-potensi yang khas manusiawi sehingga berbeda dengan makhluk-makhluk lain.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak 1. Schopenhouer Seorang anak yang lahir ke dunia dilengkapi dengan pembawaan atau warisan baik atau buruk 2. J.J. Rousseau semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik 3. Jhon Locke anak yang lahir kedunia bagaikan kertas putih atau tabularasa 4. William Stern faktor yang mempengaruhi perkembangan seorang anak adalah kedua faktor yang dikemukakan terdahulu
C. Teori Belajar Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan Seseorang dikatakan telah belajar bila ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukannya sebelum ia belajar atau bila tingkah lakunya berubah sehingga lain caranya menghadapi sesuatu situasi dari sebelumnya.
Teori belajar menurut ilmu jiwa daya: setiap daya mempunyai fungsi tertentu. Digolongkan pada kognisi, emosi, konasi atau kognitif, afektif, psikomotor Teori belajar asosiasi : mendidik dan mengajar adalah suatu usaha memberikan stimulus Teori belajar organisme atau Gestalt : belajar berlangsung berdasarkan pengalaman yaitu interaksi aktif anak dengan lingkungan.
D. Permasalahan-permasalaham yang Dihadapi Anak dalam Perkembangannya Permasalaahn perkembangan dilihat dari segi faktor-faktor yang mempengaruhinya. Permasalahan perkembangan dipandang dari sudut fase perkembangan. Permaslahan perkembangan ditinjau dari sudut tugas perkembangan. Permasalahan perkembangan dilihat dari teori belajar.
BAB V Landasan Sosial Budaya dari Pendidikan
Latar Belakang Sekolah sebagai salah satu institusi pendidikan pada dasarnya juga merupakan salah satu institusi sosial karena ia merupakan masyarakat keci; diantara sistem lainnya.
A. Konsep Dasar Sosio Budaya Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa, dan rasa manusia, berupa norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan dan tingkah laku yang dipelajari dan dimiliki oleh semua individu tertentu Hasil –hasil cipta, karsa dan rasa manusia digolongkan atas ; gagasan, kegiatan, benda hasil karya.
B. Sekolah Sebagai Salah Satu Institusi Sosial Proses yang terjadi dalam kegiatan pendidikan di sekolah merupakan bagian dari mekanisme kerja sistem, yang selanjutnya akan mengarah adanya struktur, pembagian peran serta fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh setiap pemegang peran. Pola interaksi sosial dalam sistem pendidikan sekolah diantaranya adanya interaksi guru-murid dan dinamika kelompok.
Proses Kegiatan Pendidikan ; proses belajar mengajar dan sistem komunikasi antar guru-murid Struktur dari sistem seolah adalah peranan-peranan serta fungsi-fungsi yang harus dilaksanakan oleh pemegang peranan tersebut dalam hal ini guru adalah pemegang peranan utama.
C. Peranan Sekolah sebagai pewaris dan pemeliharaan kebudayaan Melalui pendidikan murid-murid mengadopsi nilai-nilai sosial, memakaikannya dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah ataupun dalam keluarga dan masyarakat. Sekolah sedapatnya berfungsi sebagai lembaga yang mempertahankan dan menjaga atau memelihara nilai-nilai budaya.
D. Peranan Sekolah sebagai agen pembaharuan kebudayaan Disamping pendidikan sekolah juga berfungsi untuk memacu terjadinya perubahan sosial. Perubahan sosial tersebut antara lain melakukan reproduksi budaya, difusi kebudayaan, mengembangkan analisis kebudayaan, dalam kelembagaan-kelembagaan tradisional
E. Pengaruh timbal balik antara sekolah dengan masyarakat Sebagai suatu komponen atau subsistem, sekolah selalu berada dalam keterkaitannya dengan komponen subsistem sosial lainnya. Institusi sosial lainnya yang merupakan subsistem komponen dari sistem sosial secara keseluruhan diantarannya; golongan agama, perdagangan, suku bangsa, kelompok etnis, pejabat pemerintah, industriawan, pegawai negeri, aparat keamanan, dan usahawan.
BAB VI Landasan Hukum dan Arah Pendidikan Nasional
Latar Belakang Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Ini berarti pendidikan merupakan suatu kebutuhan hidup yang menjadi hak asasi manusia yang harus dilindungi. Setiap individu punya hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran. Oleh sebab itu dalam penyelenggaraan pendidikan diperlukan ketentuan hukum dan peraturan oleh negara atau pemerintah
Landasan Hukum Pendidikan Nasional Setiap negara atau bangsa selalu menyelenggarakan pendidikan untuk mencapai cita-cita nasional bangsa itu. Pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan pada filsafat bangsa dan cita-cita nasional yang dikenal sebagai pendidikan nasional. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD’45
Pendidikan Nasional dan Ketentuan-ketentuan yang Mengikat UUD 1945 UU tentang pendidikan dan pengajaran di sekolah nomor 12 tahun 1954 TAP MPRS Nomor XXVII/MPRS/1966 Bab II pasal 3 TAP MPRS Nomor IV/MPR/1978 TAP MPR Nomor II/MPR/1988 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
Terima Kasih