Fungsi Pembangkit (Generating Functions)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MATHEMATICS INDUCTION AND BINOM THEOREM
Advertisements

Teknik Counting Lanjut
Koefisien Binomial.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) DAN KOMPETENSI YANG DIUJIKAN
Koefisien Binomial Teorema Binomial Bukti
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Deret Taylor & Maclaurin
DERET FOURIER: Fungsi Periodik, Deret Fourier, Differensial dan Integral Deret Fourier Tim Kalkulus 2.
DERET Deret tak hingga adalah pernyataan penjumlahan bilangan/variabel yang tak hingga banyaknya berbentuk : a1 + a2 + a an Dengan.
Sistem Persamaan Linier
Perluasan permutasi dan kombinasi
Pertemuan-4 : Recurrences
BAB VII KOMBINATORIAL & PELUANG DISKRIT.
BAB VI KOMBINATORIL DAN PELUANG DISKRIT.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Bab 3 MATRIKS.
Sistem Persamaan Linier
Definisi Rekursif Ada kalanya kita mengalami kesulitan untuk mendefinisikan suatu obyek secara eksplisit. Mungkin lebih mudah untuk mendefinisikan obyek.
BENTUK LOGARITMA Berikut ini sifat-sifat pokok logaritma yang diperlukan untuk memecahkan berbagai soal yang berkaitan dengan logaritma. Teorema 1.1 Jika.
PANGKAT, AKAR, LOGARITMA, BANJAR dan DERET
KOMBINATORIAL & PELUANG DISKRIT waniwatining.
BY : ERVI COFRIYANTI, S.Si
Memecahkan Relasi Recurrence
PERMUTASI Merupakan suatu himpunan bilangan bulat {1,2,…,n} yang disusun dalam suatu urutan tanpa penghilangan atau pengulangan. Contoh : {1,2,3} ada 6.
BARISAN DAN DERET Yeni Puspita, SE., ME.
TOPIK 1 LOGIKA.
ALGORITMA DAN BILANGAN BULAT
Algoritma Pemotongan Algoritma Gomory Langkah 1 x3* = 11/2 x2* = 1
Sistem Persamaan Linier Oleh : Sudaryatno Sudirham
Matriks dan Determinan
Setyoningrum Noerjati
Bilangan Real Himpunan bilangan real adalah himpunan bilangan yang merupakan gabungan dari himpunan bilangan rasional dan himpunan bilangan irasional Himpunan.
Definisi Induksi matematika adalah :
MATEMATIKA 4 TPP: 1202 Disusun oleh
PRESENTASI KALKULUS LANJUT 1
BILANGAN BULAT.
BILANGAN BULAT.
Menerapkan Operasi pada Bilangan Real l
PERTIDAKSAMAAN LINIER DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT
Pembelajaran M a t e m a t i k a .... MATEMATIKA SMU
Induksi Matematika.
PERTIDAKSAMAAN LINIER DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT
Sistem Bilangan Riil.
LIMIT Kania Evita Dewi.
BILANGAN.
KALKULUS PREDIKAT/ KALIMAT BERKUANTOR
Perpangkatan dan Bentuk Akar
RUMUS CEPAT MENCARI AKAR PANGKAT TIGA
FKIP MATEMATIKA UMS 2013 MATH IS FUN... TRI SUNARNI (A )
Induksi Matematika.
FAKTORISASI BILANGAN BULAT PRODI PEND
Mata Kuliah :Teori Bilangan
Bilangan Real Matematika SMK Kelas/Semester: I / 1
Rosanita Nisviasari  Menyusun koefisien-koefisien binomial kedalam bentuk segitiga.
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Matematika Diskrit TIF (4 sks) 3/9/ /5/2010.
TEORI BILANGAN INDUKSI MATEMATIKA
PERSAMAAN POLINOMIAL.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
KETERBAGIAN (LANJUTAN)
SISTEM BILANGAN REAL.
BAB 1 Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma
dan LOGARITMA EKSPONEN Kelompok 3 :
PERTIDAKSAMAAN LINIER DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT
Materi perkuliahan sampai UTS
KALKULUS - I.
DERET FOURIER:.
Oleh NATALIA PAKADANG ( ). SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Bentuk umum : dimana : a1, a2, b1, b2, c1, c2 adalah bilangan riil. a dan b ≠0.
1. TEORI PENDUKUNG 1.1 Pendahuluan 1.2 Variabel acak
SMK/MAK Kelas X Semester 1
Transcript presentasi:

Fungsi Pembangkit (Generating Functions)

Fungsi pembangkit Fungsi pembangkit digunakan untuk merepresentasikan barisan secara efisien dengan mengkodekan unsur barisan sebagai koefisien dalam deret pangkat suatu variabel x . Fungsi pembangkit dapat digunakan untuk: memecahkan berbagai masalah counting, memecahkan relasi recurrence, dan membuktikan identitas kombinatorik.

Definisi dan contoh Definisi. Fungsi pembangkit (generating function) untuk barisan bilangan real: a0, a1, …, ak, … adalah deret pangkat tak hingga: Contoh 1. Fungsi pembangkit dari barisan {an} dengan ak = 5 adalah Fungsi pembangkit dari barisan {an} dengan ak = k+3 adalah Fungsi pembangkit dari barisan {an} dengan ak = 3k adalah

Contoh 2 Tentukan fungsi pembangkit dari barisan 1, 1, 1, 1, 1, 1 1, 1, 1, 1, 1, 1   Solusi. Fungsi pembangkit dari barisan 1,1,1,1,1,1 adalah: 1 + x + x2 + x3 + x4 + x5

Contoh Contoh 3. Fungsi pembangkit dari barisan 1, 1, 1, 1, … adalah 1 + x + x2 + x3 + … Contoh 4. 1, a, a2, a3, … 1 + ax + a2x2 + a3x3 + …

Teorema 1 Contoh 5. Misal f(x) = 1/(1-x)2. Tentukan koefisien a0, a1, … dalam ekspansi f(x) =  akxk. Solusi. Jadi, ak = k+1.

Koefisien Binomial Diperluas Misalkan u bilangan real dan k bilangan bulat tak negatif. Maka koefisien binomial diperluas didefinisikan sebagai:  Contoh 6. Tentukan nilai dari: b.

Teorema Binomial Diperluas Misal x bilangan real dengan |x| < 1 dan u bilangan real. Maka, Catatan. Jika u bilangan bulat positif maka Teorema Binomial Diperluas menjadi Teorema Binomial.

Contoh 7 Tentukan fungsi pembangkit untuk (1+x)-n dan (1-x)-n, dengan n bilangan bulat positif. Solusi.

Soal 1 Tentukan koefisien x10 dalam deret pangkat fungsi-fungsi berikut ini: 1/(1+x)2 1/(1-2x) x4/(1-3x)3  

Masalah Counting dan Fungsi Pembangkit Contoh 8. Tentukan banyaknya solusi dari n1 + n2 + n3 = 17, bila n1, n2 dan n3 bilangan bulat taknegatif dengan 2  n1  5, 3  n2  6 dan 4  n3  7. Solusi. Banyaknya solusi dinyatakan oleh koefisien x17 dalam ekspansi: (x2+x3+x4+x5) (x3+x4+x5+x6) (x4+x5+x6+x7). Setiap bentuk x17 dalam perkalian ini didapat dengan mengalikan xn1 pada faktor pertama dengan xn2 pd faktor kedua dan xn3 pada faktor ketiga yang memenuhi: n1 + n2 + n3 = 17. Bila dihitung, didapat koefisien x17 adalah 3. Jadi, ada tepat 3 solusi.

Contoh 9 Ada berapa cara untuk membagikan 8 kue yang identik kepada 3 anak jika setiap anak menerima sedikitnya 2 kue dan tidak lebih dari 4 kue? Solusi. Misalkan cn: banyaknya cara membagikan n kue. Karena setiap anak menerima sedikitnya 2 kue dan tidak lebih dari 4 kue, maka untuk setiap anak ada suatu faktor yang berbentuk: (x2 + x3 + x4) dalam fungsi pembangkit barisan {cn}. Karena ada 3 anak maka fungsi pembangkitnya adalah: (x2 + x3 + x4)3. Cara untuk membagikan 8 kue adalah koefisien dari x8, yakni 6. Jadi, ada 6 cara untuk membagikan 8 kue kepada 3 anak tadi.

Soal 2 Gunakan fungsi pembangkit untuk menentukan banyaknya cara mendistribusikan 25 donat identik kepada 4 polisi sehingga setiap polisi mendapatkan sedikitnya 3 dan tidak lebih dari 7 donat.

Contoh 10 Gunakan fungsi pembangkit untuk menentukan banyaknya cara memilih pecahan mata uang bernilai Rp. 100, Rp. 500 dan Rp. 1000 jika kita ingin membayar suatu barang yang bernilai Rp. r, apabila: urutan pemilihan diperhatikan atau tidak diperhatikan. Contoh. Untuk membayar Rp. 600, ada 2 cara bila urutan tidak diperhatikan, yaitu (Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100) atau (Rp. 100, Rp. 500) dan ada 3 cara bila urutan diperhatikan, yaitu (Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100), (Rp. 100, Rp. 500), atau (Rp. 500, Rp. 100)

(1 + x + x2 + x3 + …) (1 + x5 + x10 + …) ( 1 + x10 + x20 + …) Contoh 10… Jika urutan pemilihan tidak diperhatikan. Karena masing-masing pecahan dapat dipergunakan berkali-kali, maka faktor yang merepresentasikan penggunaan Rp. 100 adalah 1 + x + x2 + x3 + …, faktor yang merepresentasikan penggunaan Rp. 500 adalah 1 + x5 + x10 + …, faktor yang merepresentasikan penggunaan Rp. 1000 adalah 1 + x10 + x20 + … Jadi, banyaknya cara pemilihan pecahan mata uang untuk membayar seharga Rp. r adalah koefisien dari xr/100 dalam fungsi pembangkit (1 + x + x2 + x3 + …) (1 + x5 + x10 + …) ( 1 + x10 + x20 + …)

Contoh 10… Jika urutan pemilihan diperhatikan. Banyaknya cara untuk menggunakan tepat n pecahan untuk membayar seharga Rp. r adalah koefisien xr/100 dalam (x + x5 + x10)n Karena kita dapat menggunakan berapa pun jumlah pecahan, maka banyaknya cara pemilihan pecahan mata uang untuk membayar seharga Rp. r adalah koefisien dari xr/100 dalam 1 + (x + x5 + x10) + (x + x5 + x10)2 + …

Soal 3 Gunakan fungsi pembangkit untuk menentukan banyaknya cara untuk menukar uang $100 dengan menggunakan pecahan: a) $10, $20 dan $50 b) $5, $10, $20 dan $50 c) $5, $10, $20 dan $50; bila setiap pecahan digunakan sedikitnya sekali. d) $5, $10 dan $20; bila setiap pecahan digunakan sedikitnya sekali tapi tidak lebih dari 4 kali. 

Contoh 11 Gunakan fungsi pembangkit untuk menghitung banyaknya cara memilih r obyek dari n jenis benda berbeda jika kita harus memilih sedikitnya satu obyek dari setiap jenisnya. Solusi. Misalkan ar: banyaknya cara memilih r obyek dari n jenis benda bila dari setiap jenis terpilih sedikitnya satu objek. Karena kita perlu memilih sedikitnya satu obyek dari setiap jenis, maka setiap jenis menyumbangkan faktor (x + x2 + x3 + …) pada fungsi pembangkit. Akibatnya, fungsi pembangkit G(x) dari barisan {ar} adalah G(x) = (x+x2 + x3 + …)n = xn(1+x+x2 + x3 + …)n = xn / (1-x)n .

Contoh 11… Dengan menggunakan Teorema Binomial Diperluas: Jadi, ada C(r-1,r-n) cara memilih.

Fungsi Pembangkit dan Solusi Relasi Recurrence Contoh 12. Cari solusi relasi recurrence ak = 3ak-1 untuk k = 1, 2, 3, … dengan kondisi awal a0 = 2. Solusi. Misal G(x): fungsi pembangkit untuk barisan {ak}, Maka,

Fungsi Pembangkit dan Pembuktian Identitas Contoh 13. Gunakan fungsi pembangkit untuk membuktikan: Solusi. C(2n,n) adalah koefisien xn dlm ekspansi (1+x)2n. Akan tetapi, (1+x)2n = [(1+x)n]2. = [C(n,0)+C(n,1)x+ … + C(n,n)xn]2. Koefisien dari xn dlm ekspansi ini: C(n,0)C(n,n) + C(n,1)C(n,n-1) + … + C(n,n)C(n,0). Ini sama dgn  C(n,k)2, krn C(n,n-k) = C(n,k). Karena C(2n,n) dan  C(n,k)2 menyatakan koefisien xn dlm (1+x)2n maka haruslah