Tahapan pada budidaya ikan 2

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Wadah Budidaya Perairan
Advertisements

Kegiatan Akuakultur (Pembenihan, Pendederan dan Pembesaran)
PENYULUHAN KESEHATAN GIGI Drg .Ika Agustien
Awal Daur Hidup Ima yudha perwira.
DASAR2 TEKNOLOGI MANAJEMEN
FAKTOR – FAKTOR GENETIK
KULTUR ZOOPLANKTON Woro Hastuti S Prodi S-1 Budidaya Perairan
PEMBENIHAN : SEGALA KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM PEMATANGAN GONAD, PEMIJAHAN BUATAN DAN PEMBESARAN LARVA HASIL PENETASAN SEHINGGA MENGHASILAKAN BENIH.
Pengukuran MOLEKUL CO 2 hasil RESPIRASI Tujuan : Mengukur besarnya CO 2 yang dihasilkan dalam proses respirasi pada manusia. Pendahuluan Pertukaran gas.
FILUM PLATYHELMINTHES
Pendahuluan Aklimatisasi dan domestikasi Sumber Induk
Jenis Hama pada Tanaman Hias
PERKEMBANG BIAKAN HEWAN
SUBKELAS OLIGOCHAETA Berasal dari bahasa Yunani Oligos = sedikit dan chaete = duri. Oligochaeta yang terkenal adalah cacing tanah dan tubifex. Berbeda.
SIPUNCULA Hidup sebagai benthos : Terdiri atas 330 spesies
METAMORFOSIS KUPU-KUPU
Sistem Pernafasan Ikan
Toni Kuswoyo Satker PBIAT Janti – Klaten BPBIAT Muntilan
PEMBENIHAN IKAN LELE.
KELAS SCAPHOPODA Menjelaskan morfologi, anatomi, reproduksi, dan daur hidup.
MAFISA RESTAMI, S.Pd POLITEKNIK NSC SURABAYA
Kelompok 1 Awal Daur Hidup Ikan
BIOLOGI PERAIRAN Gilang Nurhadiansah Elisah Fiyanih Cyntia Kurniawati Hana Junita S M. Yogi Andhika
Oleh : Huwilda Hindrika Jaka Ramananda Fitri Nava Kasat Tri Hartati Uyun Matondang Edy Kurniawan Marbun Tiurma Yulita Sihombing.
Risoles Ayam Istimewa Bahan: 4 btr telur, kocok sebentar 5 sdm susu bubuk, cairkan dengan 500 ml air 1 sdt garam 250 gr tepung terigu 2 sdm margarin, cairkan.
Kelompok 15 Mila Fauziah Rizky Humairah “Paragonimus westermani”
Mengenal Berbagai Rupa dan Warna Feses Bayi ASI
EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH MENGKUDU Morinda cirtifolia L
Pembenihan Ikan Lele (Clarias gariepenus)
HAMA DAN PENYAKIT ULAT SUTERA
PAKAN KENARI Kenari besifat omnivora dengan pakan berupa bijian, serangga, daun muda, buah masak. Bijian yang dimakan berupa biji-jenis kecil, biji rumput,
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA HEWAN
Manajemen pemeliharaan pada pedet
PADI ORGANIK SISTEM SRI.
PERAWATAN LARVA (Tahapan larva, Pemberian pakan)
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN DI PEMBENIHAN/HATCHERY
Agung Dwi Putri Reza Lazuardi Muslim Agustino Rio Saputra
PEMBENIHAN IKAN LELE DUMBO
Faktor Utama pertumbuhan mangrove :
Parasit Cacing yang ditularkan melalui media pakan/makanan
PEMIJAHAN (SPAWNING).
SKEMA RANTAI MAKANAN Fitoplankton Zooplankton Nutrien Ikan.
Tahapan pada budidaya ikan
SISTEM EKSKRESI PADA Hewan Avertebrata
BAB: 5 SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
PENDAHULUAN * RUANG LINGKUP * PEMBAGIAN & PRINSIP STRUKTUR HEWAN
Ikan mas (Cyprinus carpio).
Ryski wahyuni agung Dian utari
KELOMPOK : 31 KELAS CRINOIDEA FILUM ECHINODERMATA
CRINOIDEA.
Muhammad Sahidu Saifun
SELAMAT DATANG DI BRIEFING ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK ULAT SUTRA
JUKNIS UNIT PEMBENIHAN IKAN MULTI SPESIES
SHRIMP BRUST STOCK AND CARE IN HATCHERY
Acanthocephala Akanthos duri dan Kephale  kepala
BUDIDAYA IKAN NILEM DI KOLAM
LAPORAN KERJA PRAKTEK Juni 2016.
Teknik Pembenihan Ikan Patin
PEMBENIHAN IKAN NILA DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU UJUNG BATEE 2009 Disampaikan pada.
BISNIS PENDEDERAN LARVA PATIN
Kelompok 1 1. Afifa Zahia P. (03) 2. Alberto Alifansyah D. (04) 3. Arfiana Meilani A. (07) 4. Mahatma Ridwan S. (15) 5. Vianissa Fandayu. (29)
PENEBARAN BENIH Pertemuan 5 Departemen Budidaya Perairan FPIK IPB 1 1 TIM ASISTEN DASAR-DASAR AKUAKULTUR 2018.
Kultur Semi Massal OLEH: A. ERIS ERIYANSAH, S.Pd.
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN DI PEMBENIHAN/HATCHERY POKOK BAHASAN : 1. MPP pada Hatchery Finfish 2. MPP pada Hatchery Crustacea 3. MPP pada Hatchery Mollusca.
PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN PENETASAN TELUR IKAN HIAS MAS KOKI.
Hama dan Penyakit Ikan HAMA PADA IKAN Indra Lesmana.
Oleh Yana Suryana. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan yang dapat hidup dalam kondisi linkungan yang memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas.
Persiapan kolam Ikan Gurami Persiapan kolam Ikan Gurami Disusun oleh: Kang Sudik.
 Ciri Kelamin Primer Contoh : Testes dan Ovari.  Ciri Kelamin Sekunder 1. Dikromatisme 2. Dimorfisme  Tujuan : 1. Memudahkan Pengenalan Jenis Kelamin.
TEKNIK PEMBENIHAN KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (BBPBAP) JEPARA- JAWA TENGAH DIAN VITASARI NIT
Transcript presentasi:

Tahapan pada budidaya ikan 2 Ima Yudha Perwira Tahapan pada budidaya ikan 2

Penetasan Telur Induk ikan lele yang telah memijah akan mengeluarkan telurnya pada keesokan harinya (18-20 jam). Telur ikan lele bersifat melekat (adesif) kuat pada substrat, karena telur ikan lele tersebut memiliki lapisan pelekat pada dinding cangkangnya dan akan menjadi aktif ketika terjadi kontak dengan air, sehingga dapat menjadi rusak/koyak ketika dicoba untuk dicabut. Untuk mengetahui apakah induk lele sudah bertelur bisa dilakukan dengan melihat kakaban yang dipasang di dalam kolam pemijahan. Telur- telur ikan lele yang telah terbuahi ditandai dengan warna telur kuning cerah kecoklatan, sedangkan telur-telur yang tidak terbuahi berwarna putih pucat atau putih susu. Jika kakaban telah berisi atau ditempeli banyak telur berarti induk sudah berhasil memijah.

Langkah berikutnya adalah memindahkan kakaban ke kolam penetasan, atau memindahkan induk ke kolam lain. Pemindahan kakaban harus dilakukan secara hati-hati agar tidak ada telur yang lepas atau jatuh. Embrio terus berkembang dan membesar sehingga rongga telur menjadi sesak olehnya dan bahkan tidak sanggup lagi mewadahinya, maka dengan kekuatan pukulan dari dalam oleh pangkal sirip ekor, cangkang telur pecah dan embrio lepas dari kungkungan menjadi larva. Larva yang telah menetas biasanya berwarna hijau dan berkumpul didasar bak penetasan.

Pada pembenihan udang windu, induk yang sudah bertelur dapat diketahui melalui sisa jaringan berwarna jingga yang mengapung di permukaan air. Telur hasil dari penetasan induk udang windu di diamkan ± 12 jam, selama proses ini dilakukan pengadukan telur setiap 1 jam, agar telur-telur yang mengendap di dasar bak dapat mengapung di permukaan air dan membantu perangsangan dalam penetasan telur. Setelah telur menetas dilakukan pemanenan pada stadia naupli 4-5, pemanenan menggunakan kelambu panen berukuran 200 mikron.

Pemeliharaan Larva dan Benih Larva ikan lele hasil penetasan memiliki bobot minimal 0,05 gram dan panjang tubuh 0,75-1 cm, serta belum memiliki bentuk morfologi yang definitif (seperti induknya). Larva tersebut masih membawa cadangan makanan dalam bentuk kuning telur dan butir minyak. Cadangan makanan tersebut dimanfaatkan untuk proses perkembangan organ tubuh, khususnya untuk keperluan pemangsaan (feeding), seperti sirip, mulut, mata dan saluran pencernaan. Kuning telur tersebut biasanya akan habis dalam waktu 3 hari, sejalan dengan proses perkembangan organ tubuh larva.

Oleh karena itu, larva ikan lele baru akan diberi pakan setelah umur 4 hari (saat cadangan makanan didalam tubuhnya habis). Pakan yang diberikan berupa pakan yang memiliki ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut larva agar larva ikan lebih mudah dalam mengkonsumsi pakan yang diberikan. Salah satu contoh pakan yang diberikan pada saat larva ikan lele tersebut berumur 4 hari adalah emulsi kuning telur. Pada saat lele berumur 6 hari, maka dapat diberikan pakan berupa Daphnia sp (kutu air), Tubifex sp (cacing sutra) atau Artemia sp. Pakan tersebut diberikan secara adlibitum dengan frekuensi 5 kali dalam sehari dan agar tidak mengotori air pemeliharaan, maka diusahakan tidak ada pakan yang tersisa.

Larva yang telah berumur 21 hari warna tubuhnya tampak kehitaman dan sudah menyebar dipermukaan air, hal ini menandakan bahwa larva siap dipanen untuk langsung dijual atau ditebar ke kolam pendederan yang sudah disiapkan sebelumnya.

Pemeliharaan larva udang windu maupun udang putih akan melalui beberapa fase perubahan bentuk organ tubuhnya, yaitu: fase nauplius, fase zoea, fase mysis, dan fase post larva. Pada stadia awal larva udang windu yaitu stadia nauplius, tidak diberi pakan karena pada stadia ini larva masih memiliki kuning telur yang melekat pada tubuhnya sebagai pakan. Pada masa stadia Zoea – Mysis pemberian pakan alami berupa (Skeletonema Costatum) dan pada stadia postlarva pemberian pakan alami diganti dengan artemia. Untuk pemberian pakan buatan terlebih dahulu ditakar sesuai dengan kebutuhan larva, kemudian dimasukkan pada kantong pakan yang sesuai ukuran lalu diikat, setelah itu pakan buatan dilarutkan kedalam air yang berisikan ± 5 liter air dengan cara digosok-gosokkan kedalam air tersebut agar benar-benar larut dan mudah dicerna oleh larva.

Nauplius 1 Nauplius 2 Zoea 1 Zoea 2 Zoea 3 Nauplius 4 Nauplius 3 Mysis 1 Mysis 2 Nauplius 5 Nauplius 6 Mysis 3

Postlarva