Dosen: Unang Wahidin, M.Pd.I EMPAT PILAR PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT Dosen: Unang Wahidin, M.Pd.I
Pengertian Pilar Pengertian pilar-pilar pendidikan dalam kamus besar Indonesia, kata “pilar” diartikan sebagai tiang penyangga(terbuat dari besi/beton). Kata pilar dalam bahasa inggris berarti pillars sama artinya dengan pilar dalam bahasa Indonesia. Eksistensi pilar dalam berbagai hal dapat dikatakan sangat penting peranannya sebagai penopang agar menjadi suatu yang utuh (unity).
Ada 4 pilar yang menjadi acuan pendidikan,yaitu 1. Learning to know (belajar untuk mengetahui) ,secara implisit learning to know bermakna: belajar sepanjang masa (life long of learning), belajar untuk mengetahui bagaimana caranya (learning how to learn). belajar untuk mengetahui (learning to know) dalam prosesnya tidak sekedar mengetahui apa yang bermakna ,tetapi juga sekaligus mengetahui apa yang tidak bermanfaat bagi kehidupan.
2. Learning to do (belajar untuk melakukan) adalah belajar untuk berkarya, setelah peserta didik itu belajar mengetahui. Belajar untuk mencari hal-hal yang ingin diketahuinya,maka peserta didik tersebut diiringi dengan potensi yang dimilikinya, ia harus bisa menghasilkan suatu karya dari potensi yang dimilikinya.Belajar merupakan suatu proses untuk mengembangkan diri individu, khususnya belajar disini yaitu dalam pendidikan formal (lingkungan sekolah).
di dalam sebuah pembelajaran ada prinsip aktivitas yang harus dicapai, diantaranya: Hard skill-keterampilan yang menuntun fisik, soft skills-keterampilan yang menuntut intelektual. Proses belajar learning to do mengacu pada perubahan dalam ranah kognitif, peningkatan kompetensi serta pemilihan dan penerimaan secara sadar terhadap nilai, sikap, penghargaan, perasaan, serta kemauan untuk berbuat atau merespon suatu stimulus. Pendidikan membekali manusia untuk tidak sekedar mengetahui, tetapi lebih jauh untuk terampil berbuat atau mengerjakan sesuatu sehingga menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi kehidupan.
3. Learning to be (belajar untuk menjadi pribadi yang utuh) adalah belajar untuk menjadi sesuatu/ berkembang menjadi pribadi yang seutuhnya. Dalam proses ini peserta didik diharapkan dapat belajar menjadi pribadi yang kreatif, berwawasan, memiliki pengetahuan yang utuh serta mampu menguasai ilmu yang ditempuhnya selama proses pendidikan dilaksanakan. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan bagian dari proses menjadi pribadi yang utuh.
Belajar menjadi pribadi yang berhasih sesungguhnya merupakan proses pencapaian aktualisasi diri. Selain itu, pendidikan dalam learning to be juga harus bermuara pada bagaimana peserta didik menjadi lebih manusiawi dan menjadi manusia yang berperi kemanusiaan.
4. Learning to live together (belajar untuk hidup bersama) 4. Learning to live together (belajar untuk hidup bersama). Setelah memahami konsep menjadi pribadi yang utuh diharapkan peserta didik mampu mempelajari bagaimana caranya untuk dapat hidup baik bersama masyarakat dalam lingkungannya. Dalam prosesnya kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu dikembangkan di sekolah.
Dari keempat pilar pendidikan yang disampaikan oleh UNESCO tersebut, Indonesia sebagai negara ke Tuhanan menambahkan satu pilar yaitu: 5. Learning to believe and convince the almighty God (belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa)
Ciri-ciri pendidikan sepanjang hayat: 1. Pembelajaran lebih ditekankan untuk menumbuhkan kegiatan belajar secara individual berdasarkan negosiasi antara pendidik dan peserta didik. 2. Program pembelajarannya fleksibel. 3. Rekrutmen peserta didik tidak menggunakan proses seleksi sehingga memungkinkan kebutuhan belajar individual setiap peserta didik dapat terpenuhi.
4. Kendala yang ditimbulkan oleh perbedaan lembaga, termasuk fasilitas pembelajarannya, dapat diatasi melalui pendekatan kolaborasi sehingga setiap lembaga dapat saling menghormati dan saling mendukung. 5. Kelangsungan proses belajar berdasarkan kepentingan individu atau komunitas.
Proses belajar non formal dapat dilakukan dengan cara: Menyaksikan atau mengamati orang lain yang melakukan kegiatan tertentu. Membantu orang lain yang membuat barang atau melakukan usaha. Ikut serta bersama orang lain yang melakukan kegiatan. Mengerjakan sendiri pekerjaan atau kegiatan tertentu.
Ciri asas pendidikan non formal 1. Pendidikan non formal memberikan kesempatan belajar secara wajar dan luas kepada setiap orang sesuai dengan perbedaan minat, usia dan kebutuhan belajar masing-masing. 2. Pendidikan non formal diselenggarakan dengan melibatkan peserta didik dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses, hasil dan dampak kegiatan program belajar. 3. Pendidikan non formal memiliki tujuan-tujuan ideal yang terkandung dalam proses pendidikannya.
4. Pendidikan sepanjang hayat merupakan landasan yang kuat bagi program-program pendidikan non formal yang mengarah pada upaya untuk menumbuhkan masyarakat gemar belajar (learning society). 5. Masyarakat gemar belajar akan menjadi prasyarat bagi tumbuhnya masyarakat terdidik (educated society)
Orientasi pendidikan non formal yang berasaskan pendidikan sepanjang hayat Terjadinya proses perubahan sikap dan perilaku peserta didik ke arah mendewasa. Orang mendewasa (maturing person) mempunyai makna yang berbeda dengan orang dewasa (a mature person). Orang yang mendewasa adalah orang yang senantiasa mengembangkan potensi diri dan berupaya mencapai kepuasan diri dalam kehidupan yang baik dan bermakna bagi diri dan lingkungannya.
Dimensi dewasa Menurut Overstreet, yang kemudian dikembangkan oleh Knowles, dimensi dewasa dapat di uraikan sbb: 1. Menggantungkan diri kepada orang lain, menjadi Mandiri. 2. Pasif menjadi Aktif 3. Subjektif menjadi Objektif 4. Menerima informasi menjadi Memberi informasi 5. Memiliki kecakapan yang terbatas menjadi Memiliki kecakapan yang lebih luas dan lebih tinggi 6. Mempunyai tanggung jawab terbatas menjadi Mempunyai tanggung jawab lebih luas
7. Memiliki minat terbatas menjadi Memiliki minat beragam 8 7. Memiliki minat terbatas menjadi Memiliki minat beragam 8. Mementingkan diri sendiri menjadi Memperhatikan orang lain 9. Menolak kenyataan diri menjadi Menerima kenyataan diri 10. Memiliki identitas diri beragam menjadi Memiliki integritas diri berfikir prinsip 11. Berfikir teknis menjadi Berpandangan mendalam
12. Berpandangan mendatar menjadi Gemar berinovasi 13 12. Berpandangan mendatar menjadi Gemar berinovasi 13. Terikat oleh sikap dan perilaku seragam menjadi Tenggang rasa terhadap perbedaan 15. Emosional dan mengandalkan kekuatan fisik menjadi Kematangan emosi dan bertindak rasional
Sekian & Terimaksih