Batuan/Mineral
Citra LANDSAT Semarang
PENAMPANG MELINTANG PULAU NUSAKAMBANGAN (TANPA SKALA) 5 s/d 7 km Keterangan Satuan Batugamping Satuan Batupasir 163 m 75 -100 m dpl BARAT LAUT QUARRY Indonesia Tidak ditambang (untuk green belt) muka airtanah batas bawah penambangan (10 m dpl) + 2 km PENAMPANG MELINTANG PULAU NUSAKAMBANGAN (TANPA SKALA)
DINAMIKA PROSES DI PERMUKAAN BUMI Faktor dinamik PASIF: Faktor dinamik AKTIF: Litologi STRUKTUR GEOLOGI Posisi di permukaan Gravitasi Iklim Aksi biologi TEKTONIKA AKTIF (Campy & Macaire, 1989)
Geologi dan tanah
Mineral dengan Tingkat Kestabilan Menurun Sekunder Anatase Gibsit Hematit Kaolinit Pedogenik klorit Smektit Vermikulit Illit Haloisit Sapiolit (dan poligarskit) Alofan (dan imogolit) Kalsit (CaCO3) Gipsum Halit (NaCl) Primer Zirkon Rutil Turmalin Ilmenit Garnet Kuarsa Epidot Sphen Muskovit Mikrolin Ortoklas Sodik plagioklas Kalsik plagioklas Hornblende Klorit Augit Biotit Serpentin Kaca vulkanik ApatitOlivin Kestabilan ditentukan oleh: Tingkat kristalisasi Bahan penyusun Banyak mengandung kation basa tidak stabil
Kestabilan Batuan/Mineral Mudah atau tidaknya melapuk tergantung dari struktur kimia dan tingkat kristaliasi dari batuannya Batuan yang banyak mengandung tetrahedral bebas rantai tunggal rantai ganda lapisan (sheet): Semakin banyak ikatan dengan kation basa dengan Si4+ lebih mudah terombak semakin kecil ratio tsb. Perombakan terjadi dengan rusaknya ikatan kation basa-tetrahedral Kristalisasi terjadi dan terombak dimulai juga pada kayanya tetrahedral (alumina dan silika) oleh kation basa Temperatur, tingkat keasaman air sangat berperan dalam kestabilan mineral terhadap perombakan
Kesabilan mineral juga ditentukan oleh: Keberadaan ion dalam kondisi reduktif (terutama besi fero) teroksidasi akan memecahkan struktur kristalnya. Jumlah oksigen yang terikat dalam sruktur mineral tsb. Semakin banyak semakin berkurang kestabilannya. Adanya rongga dalam struktur yang diakibatkan oleh sebagian volume terisi dengan oksigen Semakin banyak prosentase sel yang tersingkap di permukaan (ukuran partikel) semakin kurang stabil mineral tsb. Keberadaan/kontak asosiasi mineral satu dengan lainnya.
Mineral Dapat Lapuk Berukuran debu – pasir, meliputi: feldspar, feldsathoid, feromagnesium, gelas volkan, mika, zeolit, dan apatit Berukuran lempung: semua lempung 2/1, sepiolit, talk, glukonit.
Tahapan Pelapukan Mineral Halus Pelapukan tahap awal/early Halit, gipsum, sulfida, garam larut mudah larut/teruapkan Kalsit, dolomit, apatit berbahan karbonat atau fosfat Olivin, amfibol, piroksin silikat primer kaya basa Biotit, glaukonit, mafik klorit, nontronit filosilikat primer kaya dengan Fe dan Mg Feldspar (albit, K-feldspar) tektosilikat dengan substitusi isomorfik Kuarsa tektosilikat tanpa substitusi isomorfik
Pelapukan menengah/intermediate Muskofit pilosilikat primer kaya Fero dan Mg Vermikulit alterasi mika kaya Feri dan Mg Smektit Rendah Feri dan Mg Klorit hidroksil Al interlayer dari filosilikat Pelapukan lanjut/advance Kaolin/haloisit miskin kation basa, 1/1 Gibsit, alofan mineral kaya Al Oksida besi (geotit, hematit) kaya Fe Oksida titanium (anatase, rutil, ilmenit), zirkon, korundum mineral sisa