TEORI KOGNITIf-BEHAVIOURAL Kelompok 2 Muthia Mawarni 12.04.032 Oky Agusta Sura Parubak 12.04.039 Baiq Nandya Dwi Anissa 12.04.049 Hilda Khoirunnisa 12.04.113 Ivan Yudhatama 12.041.23
PENDAHULUAN Pemikiran-pemikiran kognitif dan behavioral datang dari dua aliran yang berhubungan dalam literature psikologis hal yang mendasari munculnya teori kognitif behavior adalah banyaknya para psikolog yang meyakini bahwa pikiran dan perilaku adalah dua komponen yang saling mempengaruhi satu sama lain. teori behavioral berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap pengembangan teori pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri. Menurut para ahli jiwa aliran kognitifis, tingkah laku seseorang itu senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
Proses Pelatihan Kognitif Behavioral Sheldon (1998) mengidentifikasikan beberapa ide-ide penting yang mendasari terapi behavioral: Responden atau pengkondisian secara klasik / respondent or classical conditioning ( stimulus-respon – Jakson and King, 1982) Operant Conditioning Learned helplessness Pembelajaran sosial dan modeling membantu banyak orang untuk menghargai bahwa model tersebut tidak menimbulkan akibat yang merugikan (Sheldon 1998:20). Faktor-faktor kognitif, (Scott dan Dryden.1996)
Scott dan Dryden (1996) mengklasifikasikan terapi-terapi kognitif behavioral dalam empat kategori: Keterampilan menghadapi masalah Problem solving Restrukturisasi koginitif Terapi struktural kognitif
Hubungan-hubungan Tujuan-tujuan utama pekerjaan sosial behavioral adalah meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan, sehingga orang merespon kejadian-kejadian sosial dengan tepat.
Politik Teori Kognitif Behavioral Pendapat kuat bagi metode-metode behavioral dan kognitif, yang ditekan terus menerus dalam penulisan tentang mereka, adalah keberhasilan empiris mereka yang diuji dalam mempertahankan hasil-hasilnya. Menerima pendapat ini membutuhkan penerimaan metode yang sudah diuji secara ilmiah dan ide-ide kaum modernis tentang pengetahuan dan model pengetahuan yang linear. Salah satu manfaat dalam melakukannya adalah diterimanya model yang telah diuji secara ilmiah ketika bekerja dengan profesi lain, terutama pengobatan dan psikologi yang pengetahuannya bersifat ilmiah. Dengan cara ini, metode-metode kognitif dan behavioral berkontribusi pada pendapat-pendapat bagi sudut pandang profesional tentang pekerjaan sosial dalam perbandingan.
Penerapan Teori Prinsip-prinsip dasar dan metode kerja perilaku diterapkan dalam situasi terapeutik (Sheldon). Sebuah jadwal terapi penguatan perilaku dan kognitif sebagai berikut: Penguatan terus-menerus Pembentukan Penghilangan Pendorongan Intermittent Jadwal Rasio Jadwal Interval
Kesimpulan Hal yang mendasari munculnya teori kognitif behavior adalah banyaknya para psikolog yang meyakini bahwa pikiran dan perilaku adalah dua komponen yang saling mempengaruhi satu sama lain, dan hal ini pulalah yang menyebabkan mengapa cognitive behavior therapy (CBT) merupakan jenis terapi yang umum digunakan, dibandingkan dengan terapi kognitif atau terapi behavior secara sendiri-sendiri. Konsep Dasar CBT, antara lain: Actencendent event (Peristiwa, perilaku, sikap orang dll.), belief/ keyakinan irasional, konsekwensi yang didapatkan (perilaku, reaksi emosi, reaksi biologis, dll), mengajari klien untuk mencari alternatif-alternatif pemikiran yang lebih positif atau rasional – (Proses Disputing) – Mengajari klien hubungan antara pemikiran – emosi – tingkah laku, mendapatkan pemikiran baru dan pengalaman baru.