PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI KELAS VI SDN CILANDAK BARAT 08 PAGI JAKARTA SELATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ……………………………… JAKARTA
Penelitian Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan saat ini pada umumnya adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan untuk menghafal informasi, otak peserta didik dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya tersebut untuk menghubungkan dengan kehidupan seharí-hari. Akibatnya, ketika siswa lulus sekolah, mereka pintar secara teoritis, Namur mereka miskin/lemah aplikasinya. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang harus ditransformasikan kepada siswa di sekolah, masih menjadi problem bagi sebagian besar peserta didik. Berbagai faktor yang menjadi tantangan dalam transfer mata pelaaran IPS merupakan kendala dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut secara keseluruhan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memberikan inovasi dan penyegaran dalam teknik/metode proses pembelajaran. Salah satu diantaranya yang akan dilakukan oleh penulis adalah dengan metode Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM), dimana metode ini memiliki keunggulan atau manfaat dari metode-metode yang selama ini diterapkan di kelas oleh para guru
Identifikasi MASALAH: Apakah guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas perlu strategi mengajar? 2. Apakah guru selalu memaksimalkan sarana dan media belajar dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas? 3. Apakah hak azasi manusia dapat menarik minat belajar siswa dengan strategi inovatif pembelajaran berbasis masalah? 4. Bagaimana upaya guru dalam proses pembelajaran topik bahasan hak azasi manusia pada siswa kelas VI? 5. Apakah terdapat pengaruh dari model pembelajaran berbasis masalah terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas VI?
Pembatasan MASALAH: Perumusan MASALAH: Agar kajian dalam penelitian tidak meluas pada berbagai masalah dan sesuai kerangkan pola pemikiranan yang dikembangkan penulis, maka penulis membatasi permasalahan yang dikaji, sebagai berikut : 1. Model Pembelajaran, ”Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah” (SPBM) adalah aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama, yaitu : (a) SPBM merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran, artinya dalam implementasi SPBM ada sejumlah kegiatan yang dilakukan siswa. (b) Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, SPBM menempatkan masalah sebagai kata kunci, dan (c) Pemecahan masalah dilakukan dengan pendekatan berfikir ilmiah. 2. Prestasi belajar IPS adalah hasil belajar siswa kelas VI dalam bentuk nilai ulangan harian pada topik hak azasi manusia. Perumusan MASALAH: 1. Apakah terdapat hubungan strategi pembelajaran berbasis masalah terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VI? 2. Seberapa besar pengaruh strategi pembelajaran berbasis masalah terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VI?
TUJUAN Penelitian KEGUNAAN Penelitian Melalui metode pembelajaran berbasis masalah, tujuan penelitian ini, antara lain : 1. Mengetahui proses kegiatan pembelajaran berbasis masalah di kelas VI pada topik hak azasi manusia 2. Menganalisa presatsi belajar IPS melalui kegiatan pembelajaran berbasis masalah pada topik hak azasi manusia 3. Menganalisa pengaruh dari pembelajaran berbasis masalah terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas VI pada topik hak azasi manusia KEGUNAAN Penelitian Selain tujuan yang telah disebutkan, diharaPkan penelitian ini juga dapat berguna, antara lain : 1. Untuk meningkatkan kemampuan proses pengajaran guru IPS di Sekolah Dasar, khususnya di kelas VI 2. Untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa dan sekolah, khususnya dalam mata pelajaran IPS 3. Dapat dijadikan sebagai referensi atau rujukan dalam penelitian lanjutan dan pengembangan pengajaran IPS di satuan pendidikan Sekolah Dasar.
Kerangka PEMIKIRAN Metode/Strategi : Pembelajaran di Kelas Kerangka Berfikir Pembelajaran Berbasis Masalah pada Pemahaman HAM dalam Pelajaran IPS pada Siswa SD Kelas VI Pembelajaran di Kelas Guru Pemahaman siswa, berupa : Sumber bacaan (sesuai dengan pokok bahasan : Hak Azasi Manusia (HAM) Guru memberikan pengantar dan memotivasi Siswa dalam Kelompok Kemampuan : Mempresentasikan Mengemukakan pendapatnya Mengakui dan membenarkan pendapat orang lain Metode/Strategi : Pembelajaran berbasis masalah Gambar di atas, menjelaskan bahwa dengan metode pembelajaran berbasis masalah, bahwa guru sebelum melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar, diperlukan persiapan sebagaimana peran guru di kelas, yaitu tujuan pembelajaran, materi/pokok bahasan, dan lain-lain yang akan diajarkan. Kemudian guru menentukan metode pembelajaran berbasis masalah. Keberhasilan pemahaman dan prestasi hasil belajar IPS oleh siswa sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang dominan adalah hubungan kegiatan guru dalam proses pembelajaran dengan kemampuan pemahaman dan prestasi belajar siswa pada topik hak azasi manusia (HAM). Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menentukan strategi dan metode pembelajaran yang digunakannya, menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat diabaikan oleh seorang guru. Oleh karena itu, ketepatan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran sangat menentukan keberhasilan prestasi belajar siswa dalam pemahaman IPS. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka untuk mengetahui pengaruh dari metode pembelajaran tersebut terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan HAM, dilakukan uji perbedaan antara kelas perlakuan dengan kelas kontrol. Dimana, kelas perlakukan adalah kelas yang mendapat perlakuan dalam kegiatan pembelajaran berbasis masalah. Sedangkan, kelas kontrol merupakan kelas yang mendapat pembelajaran konvensional,berupa ceramah dan diskusi biasa.
Hipotesis Penelitian Hipotesis Nol (Ho) Hipotesis Alternatif (Ha) Bertitik tolak dari penjelasan teori-teori yang telah disebutkan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : Hipotesis Nol (Ho) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari metode pembelajaran berbasis masalah terhadap pemahaman konsep HAM dalam pembelajaran IPS Hipotesis Alternatif (Ha) Terdapat perbedaan yang signifikan dari metode pembelajaran berbasis masalah terhadap pemahaman konsep HAM dalam pembelajaran IPS
METODOLOGI PENELITIAN SAMPEL YANG DIGUNAKAN SEBANYAK 80 ORANG ( 2 kelas VI) INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN ADALAH TES ULANGAN HARIAN TEKNIK ANALISA DATA DENGAN STATISTIK UJI BEDA dengan Uji t Langkah-Langkah : Pada akhir Pembelajaran Diberikan tes Kelas Eksperimen (Kelas perlakuan) Model PBM Guru Melaksanakan Pembelajaran Pembelajaran Kelas Kontrol Konvensional ? Apakah terdapat perbedaan antara kelas eksperimen/perlakuan dengan kelas kontrol Hasil tes Uji Beda Dilanjutkan ANALISIS: Apabila t-hitung > t-tabel, maka terdapat perbedaan antara kelas perlakuan dan kelas kontrol Apabila t-hitung < t-tabel, maka tidak ada perbedaan antara kelas perlakuan dan kelas ontrol Uji t (t-test) Ketentuan :
B. Uji Persyaratan Analisis C. Uji Homogenitas Hasil Penelitian A. Deskripsi Data Kelas VI Skor/Nilai Rentang Banyak Interval Kelas Panjang Kelas Mean Modus Median Simpanag Baku (SB) Tertinggi Terendah Perlakuan 92 52 40 6,2 = 6 6,66 77,736 75,5 78,70 9,261 Kontrol 84 36 48 6 69,8 77,928 77,607 11,631 B. Uji Persyaratan Analisis C. Uji Homogenitas Kelas VI Lo hitung Lo tabel Kriteria Uji Keputusan Perlakuan 0,1352 1,476 Lo hit < Lo tabel Berdistribusi normal Kontrol 0,1246 Kelas VI Nilai Variasi Nilai F Hasil Uji Perlakuan Sx 85,769 F hitung = 0,633 F hitung < F tabel Kontrol Sy 135,28 F tabel = 1,780 Homogen D. Uji Hipotesis dengan uji t Kelas VI n mean SB Sx Sgab t-hitung = t-tabel Hasil Perlakuan 38 77,736 9,261 85,769 10,513 = 3,289 Pada a = 0,05 = 1,700 t-hitung > t-tabel Kontrol 69,8 11,631 135,28 Hipotesis dapat dibuktikan Penjelasan : Dapat dibuktikan bahwa terdapt perbedaan antara pembelajaran berbasis masalah dengan pembelajaran konvensional. Hal ini berarti bahwa dengan metode berbasis masalah diperoleh prestasi belajar yang lebih baik
Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan B. Saran 1. Prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran IPS materi hak asasi manusia dinyatakan dalam kategori baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil deskripsi data yang menunjukkan bahwa nilai mean 77,732 ; modus 86,5; median 78,7 ; varian 85,769 dan simpangan baku 9,261. 2. Prestasi belajar siswa kelas VI B dalam mata pelajaran IPS pada materi pokok bahasan HAM, setelah mengikuti proses pembelajaran konvensional memiliki nilai prestasi belajar dinyatakan dalam kategori baik. Hal ini diketahi dari deskripsi data diperoleh nilai mean 69,8 ; modus 77,928 ; median 77,607 ; varian 135,283 dan simpangan baku 11,631. 3. Hasil analisis uji perbedaan terhadap kelas perlakuan dan kelas kontrol, diketahui terdapat perbedaan yg signifikan dari hasil pembelajaran berbasis masalah terhadap prestasi belajar siswa kelas VI pada materi pelajaran Hak Asasi Manusia. Dengan demikian,terdapat pengaruh dari model pembelajaran berbasis masalah terhadap prestasi belajar siswa kelas VI SDN Cilandak Barat 08 Pagi Jakarta Selatan. B. Saran 1. Agar prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS menjadi lebih meningkat, maka dalam proses pembelajaran tersebut perlu dilakukan peningkatan agar siswa terlibat secara aktif dan mengedepankan kreativitasnya; 2. Bagi para guru diharapkan dapat menemukan inovasi metode atau strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan kompetensi dasar dan kompetensi yang dimiliki siswa, sehingga pada saat kegiatan pembelajaran dapat terlaksana secara efektif, salah satu model pembelajaran tersebut adalah pembelajaran berbasis masalah; 3. Pembelajaran dengan model berbasis masalah bagi siswa dapat memberikan manfaat kepada siswa, antara lain : memotivasi siswa, menjadikan siswa berani mengemukakan pendapat. Oleh karena itu, diharapkan para guru agar lebih inovatif dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran melalui model pembelajaran tersebut.