HARA SULFUR Kandungan sulfur dalam tanaman sama dengan Ca, Mg, dan P. Tanaman memperoleh S dari serapan akar terhadap ion sulfat (SO42-). Tetapi dimungkinkan tanaman dapat menyerap S dalam bentuk SO2 langsung dari atmosfer pada konsentrasi yang rendah. Pada konsentrasi yang tinggi SO2 bersifat meracun tanaman. Tanaman juga dapat menyerap S melalui akar dalam bentuk sistin dan metionin, tetapi ion SO42- diserap dalam perbandingan yang lebih besar. S yang dibutuhkan oleh tanaman diubah dalam bentuk tereduksi dan diasimilasikan dengan rangka karbon dalam kloroplas, menjadi sistein dan metionin. Asam amino,sistin, sistein dan metionin mengandung ikatan disulfida (S—S), gugus sulfidril (--S—H), dan gugus thioeter (--S—CH3).
HARA SULFUR 90% S tanaman ada dalam bentuk asam amino yang mengandung S, yang semua berperan dalam struktur protein dan fungsi protein. Sulfur juga unsur penyusun senyawa yang lebih kecil yang memiliki peran penting dalam metabolisme, seperti feredoksin dan ko-ensim A. Sulfur bergerak ke atas didalam tanaman dalam bentuk SO42- anorganik. Di bawah kondisi konsentrasi S yang rendah mobilitas S rendah hanya tinggal S dalam bentuk stuktural tidak dapat ditranslokasikan. Ketika status naik, mobilitas juga menigkat. Pola mobilitas adalah bahwa dalam kondisi cukup S, SO42- lebih banyak ditranslokasikan ke daun muda yang aktif tumbuh. Sebaliknya, pada kondisi pasokan S rendah jaringan meristem menampakkan gejala defisiensi.
HARA SULFUR Defisiensi S ditunjukkan dalam jaringan muda, daun muda menjadi klorosis. Pada tanaman biji-bijian defisiensi S menurunkan pertumbuhan sehingga menurunkan hasil secara potensial. Kadar S dalam biji mungkin dapat berkurang sementara total keseluruhan tanaman masih tetap dalam kondisi kekurangan S. Tingkat metionin dalam biji sering mengalami penurunan oleh defisiensi S dan ini menurunkan nilai nutrisional dari biji tersebut. Pada jaringan vegetatif, kandungan S yang normal antara 0,12 dan 0,35% dan nisbah total N/total S adalah 15. Pada kondisi defisiensi S, nisbah tersebut lebih tinggi.
HARA SULFUR Tanaman jarang menampakkan keracunan S dan keracunan S hanya terdapat pada kultur larutan nutrien buatan. Hampir semua tanaman peka terhadap konsentrasi SO2 yang tinggi. Konsontrasi SO2 yang normal adalah 0,1-0,2 mg/m3, gejala keracunan akan timbul kalau konsentrasi S mencapai lebih besar dari 0,6 mg/m3. Gejala keracunan tampak daun nekrosis sebagian-sebagian dan selanjutnya keseluruhan daun mengalaminya. Defisiensi S berada pada saat masukan S rendah, seperti di daerah yang jauh dari laut dan industri, dan kebutuhan S tinggi, seperti dalam sistem pertanaman yang pupuk NPK digunakan dalam kondisi irigasi intensif tetapi tanpa pemupukan S. Pada tanah pasiran yang mengalami pencucian yang hebat kemungkinan dapat terjadi defisiensi pula.
HARA SULFUR