Opportunites and Challenges ASEAN Economic Community of Indonesian’s Economi
KELOMPOK 7 NAMA ANGGOTA: Erlin Rakhmawati 115030101111038 Riska Puji Lestari 115030101111065 Jihan Yulanda M 115030101111066 Intan Nanda S 115030101111084
LATAR BELAKANG Kondisi global semakin meningkatkan persaingan di pasar domestik dan dunia, mendorong bangkitnya kesadaran regionalisasi dan integrasi ekonomi. Salah satu contoh regionalisasi dan integrasi adalah terbentuknya Komunitas ASEAN yang memiliki tiga pilar utama, yaitu: ASEAN Security Community, ASEAN Economic Community, ASEAN Socio-Cultural Community. Terbentuknya AEC mengukuhkan terbentuknya pasar tunggal ASEAN. Manfaat dari peluang dan tantangan adanya AEC sejatinya akan diperoleh secara optimal apabila syarat dasar proses integrasi ekonomi dapat tercapai kesiapan Indonesia menghadapi AEC
RUMUSAN MASALAH Apa Peluang dan Tantangan yang dihadapi Indonesia dalam Mengahadapi AEC 2015 ? Apa langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk Mengahadapi AEC 2015 ?
Metode Analisis Identifikasi dan analisis peluang dan tantangan perekonomian Indonesia dalam menghadapi AEC yang akan diberlakukan efektif pada tahun 2015 dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dari kesepakatan AEC
PROSES MENUJU AEC ASEAN Economic Community Krisis keuangan dan ekonomi yang terjadi dikawasan Asia tenggara pada periode 1997-1998 ASEAN Economic Community . Mengeluarkan Deklarasi (Declaration on the ASEAN Economic Community Blueprint) pada bulan Nopember 2007: Berisi rencana kerja strategis dalam jangka pendek, menengah dan panjang hingga tahun 2015 yang harus diterapkan oleh negara anggota menuju terbentuknya integrasi ekonomi ASEAN. Membuat ASEAN sebagai satu wilayah dimana barang, jasa, investasi, tenaga kerja yang punya keahlian dapat lalu lalang secara bebas, dan adanya aliran permodalan yang lebih bebas.
AEC Blueprint tersebut menjadi pedoman untuk tiap negara anggota supaya mengarah pada tujuan AEC 2015, yaitu : single market dan production base integrasi penuh pada ekonomi global penciptaaan kawasan regional ekonomi yang berdaya saing tinggi penciptaaan kawasan regional ekonomi yang berdaya saing tinggi
Manfaat Integrasi Ekonomi Pasar Potensial Dunia Peluang dan Tantangan yang dihadapi Indonesia dalam Mengahadapi AEC 2015 Peluang Aliran Modal Manfaat Integrasi Ekonomi Pasar Potensial Dunia Daya Saing AEC 2015 Negara Pengekspor Negara Tujuan Investor Sektor Jasa yang Terbuka
Laju peningkatan Dampak Negatif Arus Ekspor dan Import Peluang dan Tantangan yang dihadapi Indonesia dalam Mengahadapi AEC 2015 Tantangan Laju peningkatan Ekspor dan Import Dampak Negatif Arus Modal yang lebih Bebas Kesamaan Produk AEC 2015 Laju Inflasi Daya Saing SDM Kepentingan Nasional Tantangan lainnya yang akan dihadapi oleh Indonesia adalah bagaimana mengoptimalkan peluang tersebut. Economic Community 2015 dapat menjadi kebangkitan kejayaan perekonomian Indonesia jika Indonesia mampu meningkatkan daya saingnya dan memanfaatkan peluang yang terbuka lebar di pasar ASEAN
Reformasi Iklim Investasi Langkah Strategis Indonesia dalam Mempersiapkan Diri Menghadapi AEC 2015 Peningkatan Daya Saing Ekonomi Peningkatan Laju Ekspor Reformasi Regulasi Perbaikan Infrastruktur Pengembangan Pusat UMKM Berbasis Website Reformasi Kelembagaan dan Pemerintah Peningkatan Partisipasi Semua Unsur Negara Reformasi Iklim Investasi Penguatan Ketahanan Ekonomi Pemberdayaan UMKM
Kebijakan Industri Nasional untuk Menyongsong ME ASEAN 2015 Pengembangan Kawasan Industri Peningkatan Kemampuan Teknologi dan Inovasi Hilirisasi Industri Peningkatan Standarisasi Produk Industri Modernisasi Pabrik-pabrik
Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Indonesia Deskripsi Pengembangan Kawasan Industri Pada tanggal 27 Mei 2011 Pemerintah meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). MP3EI merupakan perwujudan transformasi ekonomi nasional dengan orientasi yang berbasis pada pertumbuhan ekonomi yang kuat, inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan. Program ACI (Aku Cinta Indonesia) Program ini direalisasikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan kampanye dan ajakan dalam menggunakan produk-produk dalam negeri. Penguatan Sektor UMKM Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan UMKM di Indonesia, diadakan beberapa program bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk UKM yang ada di Indonesia dan juga sebagai stimulan bagi masyarakat untuk lebih kreatif lagi dalam mengembangkan usaha kecil serta menengah. Perbaikan Infrastruktur Meningkatkan kapasitas dan kualitas infrastruktur seperti prasarana jalan, perkeretaapian, transportasi darat, transportasi laut, transportasi udara, komunikasi dan informatika, serta ketenagalistrikan. 1. Perbaikan Akses Jalan dan Transportasi 2. Perbaikan dan Pengembangan Jalur TIK 3. Perbaikan dan Pengembangan Bidang Energi Listrik
Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Indonesia Deskripsi Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui jalur pendidikan, Guna mendukung penuntasan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Pemerintah menaikkan satuan biaya program BOS pada jenjang SD/MI/Salafiyah Ula Reformasi Kelembagaan dan Pemerintahan Dalam rangka mendorong Percepatan Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, telah ditetapkan strategi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi jangka panjang 2012-2025 dan menengah 2012-2014 sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk pelaksanaan aksi setiap tahunnya
Penutup Saran Kesimpulan ASEAN Economic Community 2015 dapat menjadi kebangkitan kejayaan perekonomian Indonesia jika Indonesia mampu meningkatkan daya saingnya dan memanfaatkan peluang yang terbuka lebar di pasar ASEAN.. Disamping itu orientasi kebijakan industri nasional harus berorientasi jangka panjang yakni meningkatkan daya saing industri nasional, dengan atau tanpa investor asing. Diperlukan sosialisasi yang lebih luas tentang AEC 2015 kepada masyarakat. untuk meningkatkan perhatian masyarakat. Diperlukan kedisiplinan dari pihak pemerintah. IPTEK seharusnya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintaha sebagai bagian dari strategi Indonesia menghadapi AEC 2015.
Kebijakan Open Sky ASEAN dan Implikasinya Bagi Indonesia ASEAN Open Sky Policy merupakan kebijakan untuk membuka wilayah udara antar sesama anggota negara ASEAN. Hal ini merupakan implementasi dari perjanjian open sky yang telah disepakati oleh para pemimpin ASEAN dalam deklarasi ASEAN pada bulan Oktober tahun 2003 di Bali, Indonesia.Implementasi open sky ini dilakukan secara bertahap. Pada 2015, seluruh negara di kawasan ASEAN ditargetkan wajib menerapkannya. Kebijakan Open Sky ASEAN yang akan berlaku mulai tahun 2015 dibuat untuk merangsang persaingan dan pertumbuhan ekonomi bagi negara-negara ASEAN dengan menghapuskan kendala-kendala yang ada di sektor angkutan udara.
Kendala ASEAN Open Sky Untuk Indonesia Apabila Indonesia tidak segera membenahi industri penerbangannya, pemberlakuan ASEAN Open Sky pada 2015 bukan lagi menjadi peluang melainkan suatu ancama bagi keberadaan maskapai-maskapai Indonesia. Lebih dari itu, ketidaksiapan berbagai aspek dalam industri penerbangan akan membuat pertahanan dan kedaulatan udara Indonesia terancam. Terganggunya kedaulatan itu disebabkan Indonesia dianggap tidak memiliki kemampuan memadai dalam menjamin keamanan penerbangan, sehingga wewenang pengaturan lalu lintas udara di wilayah kedaulatan Indonesia akan diserahkan kepada Negara lain.
Solusi Bagi Kendala ASEAN Open Sky Untuk Indonesia Belajar dari pengalaman penerapan ACFTA, bahwa jangan sampai terlambat mempersiapkan Indonesia menghadapi serbuan maskapai asing dalam persaingan industri di bawah payung open sky ASEAN. Kita harus bergegas membereskan permalasahan-permalasahan yang nantinya akan menjadi kendala tersendiri dalam era liberalisasi bandar udara di ASEAN. Indonesia sebagai Negara besar yang berdaulat harus tegas dan berani melindungi industri penerbangan domestik dari ancaman asing. Hal ini sesuai dengan konvensi Chicago pasal 1, yang menyebutkan, bahwa suatu negara berdaulat di dunia ini berhak mengatur dan menutup bandaranya dari kepentingan negara lain. Dan konvensi Chicago ini adalah dasar dari tercetusnya ASEAN Open sky Policy.
Peningkatan Kerjasama Pertahanan Indonesia Di Kawasan ASEAN Dalam mendukung Diplomasi Pertahanan Stabilitas kawasan merupakan kepentingan bersama bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik, termasuk Asia Tenggara. Terjaganya stabilitas kawasan akan memberikan keuntungan bagi semua negara kawasan, baik dari aspek politik, ekonomi maupun keamanan. Oleh karena itu, negara-negara di kawasan senantiasa berupaya menjaga stabilitas keamanan yang telah dinikmati pasca Perang Dingin. Kawasan Asia Tenggara kini menghadapi tantangan terhadap stabilitas kawasan dalam beragam sumber, satu di antaranya adalah sengketa wilayah di Laut Cina Selatan. Pemerintah China berharap Amerika Serikat dan Filipina dapat lebih berkontribusi dalam menciptakan situasi yang kondusif di kawasan khususnya di Laut China Selatan. Diplomasi pertahanan ditujukan untuk saling memperkuat confidence building measure (CBM) dan sekaligus memperkuat stabilitas kawasan. Melalui diplomasi pertahanan akan dapat mendukung upaya untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.
Kondisi Kerjasama Pertahanan Indonesia di Asean 1. Kerjasama Pertahanan Dalam Bentuk Operasi. 3. Kerjasama Pertahanan Dalam Bentuk Pendidikan. 2. Kerjasama Pertahanan Dalam Bentuk Latihan. 4. Kerjasama Pertahanan Dalam Bentuk Pengadaan Alutsista. 5. Kerjasama Pertahanan Dalam Bentuk Industri Pertahanan.
Permasalahan yang dihadapi 1. Rendahnya Kualitas Sumber Daya Manusia Pertahanan 3. Belum Adanya Evaluasi Kebijakan Diplomasi Pertahanan 2. Terbatasnya Kemampuan Alutsista Pertahanan
Upaya Upaya untuk meningkatkan kerjasama Pertahanan 1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Pertahanan. 3. Melaksanakan Evaluasi Kebijakan Diplomasi Pertahanan. 2. Meningkatkan Kemampuan Alutsista Pertahanan.
Mendengar saretus kali Thank you Hatur nuwun Mendengar saretus kali Merenung seribu kali BERBICARA sekali A. Einstein