STROKE FTC 2 DIII.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BLOK SISTEM NEUROMUSKULOSKELETAL
Advertisements

Kelumpuhan UMN (Upper Motor Neuron)
Mungkinkah tidak punya gejala DM tapi dinyatakan menderita DM ? Mungkinkah punya gejala DM tapi dinyatakan tidak menderita DM?
Hipertensi (Darah Tinggi)
KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK
STRETCHING LENNY.
Kelompok 8 Idham Ilhami Gumilar Rani Sri Yulianti Regina Bilqis
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
ANGINA PECTORIS.
STROKE Ns. Janny Erika, S.Kep.
STROKE (CVD).
Keperawatan Pada Klien Stroke Berbasis Psikoneuroimunologi
PATOFISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
CEREBROVASCULAR ACCIDENT (CVA)/STROKE
Gejala dini stroke dr. Yohan Budi Hartanto, M.Sc, Sp.S
Management Inkontinensia Urine
Patologi Umum.
PENCEGAHAN DAN PENGELOLAAN DEKUBITUS PADA PASIEN PALLIATIF
Perilaku Seksual dan Hubungannya dengan Kesehatan
PENYAKIT GINJAL Kelompok 10 : Nisatin Asila (D )
Irma Nur Amalia, S.kep.,Ners., M.Kep
GAMBARAN UMUM STROKE Stroke adalah suatu penyakit deposit neurologis akut yang disabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak.
Penyakit Darah Rendah (Hipotensi)
STROKE (CEREBRO VASCULAR ACCIDENT
Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi
Pengkajian Sistem Persarafan
TIM HISTOLOGI FKP 2016 JARINGAN SARAF.
Ninis Indriani,M.Kep., Ns.Sp.Kep.An
EPIDEMIOLOGY JANTUNG CORONER EPID TDK MENULAR.
Kelainan pada sistem saraf
Praktek profesi GERONTIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Askep Pada Pasien Alzheimer
Peran Farmasis dalam Penatalaksanaan Osteoatritis dan aplikasinya
Tes dan Pengukuran irfan.
Cerebral Palsy : A Lifelong Challenge Asks for Early Intervention
Sindrom Guillain–Barré
PENANGANAN PENYAKIT CEREBRAL PALSY PADA ANAK DENGAN TERAPI
BIOTEKNOLOGI KEDOKTERAN
OLEH SUDARYANTO, SST.Ft, M.Fis
ALZHEIMER Aloysia Martha Dessy Nadia Ermelinda Soares Grace Ludji Leo
Kelompok 13 Skenario Jatuh.
ASKEP PARKINSON.
ASKEP PADA GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
SKENARIO 3.
SARAF & HORMON.
GOUT Oleh Dr. Sri Utami, B.R. MS.
OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns STIKES KARYA HUSADA SEMARANG 2008
PELATIHAN RUTIN IV SYOK HIPOVOLEMIK & SINKOP
THE MOTOR SYSTEM, FLACIDITY, SPASTICITY
SEROSIS HEPATIS Ariana. D
SISTEM SARAF DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU MANUSIA
Askep klien VENTRIKEL SEPTAL DEFEK (VSD)
OLEH SUDARYANTO, SST.Ft, M.Fis
FT CARDIPULMONAR JENNIFER DHEA FISIOTERAPI 2014.
Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Perifer Bagian Aferen Organ RESEPTOR
Saraf LBM 3. Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi.
STROKE (CVD).
Anggota : 1. Muhammad Ikzan 2. L. M. Riswandi 3. Hasrianti 4. Reski Rahayu 5. Reski Wahyuni.
01 Minggu 5 Cerebral Palsy.
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
CEREVASKULER ATTACK (CVA)
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
Stroke Fira Azkiya ( ) Nur Rohmawati ( ) Qurrota Aini ( )
BY : FITRIA OKTARINA.  suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier,1989).  kemampuan seseorang untuk berjalan bangkit berdiri.
Stroke adalah sekumpulan gejala yang disebabkan gangguan pada pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak sehingga menyebabkan jaringan otak.
Transcript presentasi:

STROKE FTC 2 DIII

Pengertian Stroke : Lesi Vaskuler Di Otak GPDO CVA CVD

Vaskularisasi Otak Sistem Karotis Sinistra dan Dextra - Masuk Cavum Cranii Carotis Interna  Carotis Cerebre Media Sistem Vertebra Basilaris Sistem Vaskularisasi Yang Terganggu Menentukan Topis Lesi

Menurut Penyebab Stroke dibagi : Stroke Hemoragik a. Intra cerebral hemoragik (ICH) OK : Hypertensi, Aneurysma dan arterioveneus Malformasi (AVM) b. Sub Arachnoid Hemoragik (SAH)  diagnosis medis : CT brain scan Stroke Non Hemoragik (Iskemik) OK : Arteriosklerosis & sering dikaitkan dengan : DM, Hypercolesterolemia, Asam urat, hyperagregasi trombosit Emboli  Sumber dari tronkus di arteria carotis communis di jantung  Lepas  trombus embolus  otak.

Secara Klinis Infark Di Otak TIA (Trenssient Ischemic Attack)  Gejala dan tanda hilang dalam waktu beberapa detik sampai dengan 24 jam. Difisit neurologis dapat berupa hemiparise, monoparise, gangguan penglihatan, sulit bicara. RIND (Reversible Ischemic Neurological Deficit )  Tanda dan gejala hilang dalam beberapa hari dampa dengan minggu. Stroke in evolution atau progressive Stroke  defisit neurologis bersifat fluktuatif, progresif kearah jelek, biasanya disertai penyakit penyerta (DM, Gangguan fungsi jantung, gangguan fungsi ginjal, dll) Completed Stroke (Stroke Komplit)  Defisit neurologis bersifat permanen

1 3 2 PATOLOGI Zona Oedematosa  6 hari – 10 hari Zona Degenerasi  6 – 8 bulan Zona Nekratik  > 8 bulan Zona Oedematosa Zona Degenerasi Zona Nekrotik Placcid 1 – 2 minggu Recovery 6 – 8 bulan Residual lebih 6 bulan / permanen tahunan Neurological Improvement Area Degenerasi (Bersifat iriversibel permanen = Zona nekratik) Disebut area umbra 2. Area degenerasi riversibel (area penumbra = Zona degenerasi) 3. Area Oedematosa (Bersifat riversibel = Zona Oedematosa) 3 1 2

GEJALA DAN TANDA Tergantung pada : Topis Lesi Derajat lesi (Luas Infark) Gangguan Motoris  Abnomelitas Tonus (Placcid atau Spastik)  Parese/plegia (mono/ hemi) Topis Lesi & Lenticulo Striata  Hemiplegia/ hemiparese typica nn. Cranial VII & XII

2. Gangguan Sensoris Hemidisesthesia Hemikinesthesia Pada kondisi tertentu kelainan sensoris terjadi tanpa kelainan motoris Contoh : Pada gambaran angiografi terjadi : Obstruksi dan penyempitan lumen a. Carotis communis a. Cerebre Media kiri didaerah siphon di basis cranii terjadi keluhan hemiastesia sisi dextra tanpa adanya parese. 3) Central Pain ( Lesi pda kortex sensoris)

3. Gangguan Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Gangguan vasomotor (vasokontruksi, vasodilatasi pembuluh darah) Gangguan aktivasi kelenjar sudorivera ( keringat berlebihan) Fungsi luhur (aphasia motoris dan sensoris) Gangguan lain yang berkaitan dengan fungsi kognitif dan memori serta fungsi psikiatrik dan emosi. Karakteristik gangguan tersebut diatas tergantung topis lesi dan derajat lesi

DIAGNOSIS MEDIS Computerized Tomography Scanning (CT scan) 1) Infark  lesi hipodens (lesi dengan densitas rendah) tampak lebih hitam dibanding jaringan otak disekitarnya. 2) Perdarahan  Lesi hiperdens (lesi dengan densitas tinggi) tampak lebih putih dibanding jaringan otak disekitarnya. MRI & MRA ( Magnetic Resonance Imaging & Magnetic Resonace Angiography) untuk mengetahui topis kebocoran pembuluh darah di otak PET Scan ( Positron Emision Tomography Scan)

PROBLEMATIK FISIOTERAPI Impairment 1. Abnormalitas Tonus ( Placcid Dan Spastis ) dengan segala akibatnya 2. Koordinasi dan keseimbangan. 3. Hilangnya mekanisme reflex postural normal 4. Kelainan sensomotoris lain akibat komplikasi yang timbul akibat lamanya masa perawatan tirah baring dan derajat lesi serta topis lesi : Pain, stiffness, kontraktur, kelainan pembuluh darah vena (DVT), ortostatik hipotensi dan gangguan reflex primitif, dll. Catatan : peran fisioterapi dalam intervensinya menggunakan pendekatan kajian problematik.

B. Gangguan atau keterbatasan aktivitas Aktivitas duduk, berdiri, berjalan, dan aktivitas fungsional pasien dalam kegiatan sehari hari C. Keterbatasan Pada Partisipasi Dalam : 1. Pekerjaan 2. Hobi 3. Pendidikan dan bermasyarakat

TONUS OTOT Extrafusal SERABUT OTOT Intrafusal Muscle Spindle Adalah sejumlah kontraksi otot yang selalu dipertahankan keberadaannya oleh otot itu sendiri Yang bertanggung jawab terhadap tonus otot ini adalah : MUSCLE SPINDLE (kerucut otot) SERABUT OTOT Extrafusal Intrafusal Muscle Spindle

Inervasi Otot Aferen Eferen 1. Serat Ia : - Nuclear Bag  Sensitive terhadap perubahan panjang otot (annulospiral ending) 2. Serat Ib : GTO - Sensitive terhadap pemendekan otot 3. Serat II : - Nuclear Chain  Sensitive terhadap perubahan panjang otot (flower spray ending) Eferen 1. Alpha motor neuron – Extrafusal fibres – Mengontrol tonus otot 2. Gamma motor neuron – intrafusal fibres – Mengontrol sensitifitas Muscle spindle

SPASTISITAS Meningkatkan Tonus Otot Akibat Terjadinya Hipereksitabilitas Dari Alfa-Motorneuron Elemen pokok : “Velocity-dependent increase in tonic reflexes” Penyebab : Lesi UMN

Karakteristik Spastisitas Tahanan meningkat terhadap gerakan pasif Deep Tendon Reflexes meningkat Bila berat menimbulkan “Clonus”

Untung dan Rugi Akibat Spastisitas Efek braching/splinting Membantu posisi tegak/lurus Mencegah/menghambat osteoporosis Mobilitas turun Nyeri ROM sendi turun Posisi Terganggu Dekubitus Fungsi Menurun Kosmetik jelek Beban perawatan Biaya

Faktor – Faktor Pencetus Infeksi saluran kencing Konstipasi Dekubitus Stimulus noksius/nyeri Terlalu lama tidur /duduk, kateter bantu, batu KK, “ingrowingnails”, Gastritis/Dismenorea Gangguan psikologis/emosi

Kapan Spastisitas harus Diterapi ? Bila terjadi difus Bila timbul gangguan fungsional Timbul gangguan posisi Perawatan penderita menjadi sukar Kenyamanan penderita terganggu

Pengaruh Tonus (spastisitas) terhadap keseimbangan (couter balance counter activity)

Spastisitas dapat menyebabkan : Pola spastik Pola sinergis Reaksi asosiasi Munculnya beberapa reflek primitif Hiperrefleksia pada tendon tertentu dan klonus Kesemuanya mengakibatkan hilangnya mekanisme refleks postural normal ( tingkat : spinal, tonic, basal, dan kortikal )