Assalamu’alaikum
PROFIL PANTI ASUHAN YATIM “ TUNAS HARAPAN “ SITUBONDO - JATIM TAHUN 2012
SEJARAH BERDIRINYA PANTI ASUHAN TUNAS HARAPAN
Rumah Yatim Panarukan yang sekarang dikenal dengan nama Panti Asuhan Tunas Harapan Panarukan didirikan sejak tahun 1952. Tahun 1952 merupakan saat-saat yang sulit bagi bangsa Indonesia karena saat itu baru selesai perang revolusi fisik, pertempuran bangsa Indonesia dengan tentara Balanda dan sekutu-sekutunya. Dan Alhamdulillahirobil Alamin segelintir orang yang bergabung dalam Muhammadiyah di Panarukan Kabupaten Situbondo Jawa Timur memberanikan diri menghadapi kesulitan dalam kesempitan yaitu mendirikan Rumah Yatim yang sekarang bernama Panti Asuhan TUNAS HARAPAN Panarukan.
Untuk keperluan makan ibu-ibu Aisyiyah Panarukan menyebarkan kantong-kantong dari kain blaco pada ibu-ibu rumah tangga untuk dimintai kesediaannya mengisinya dengan beras jimpitan diwaktu akan memasak. Seminggu sekali kantong itu diambil oleh pandu HW untuk anak-anak yatim. Setiap minggu hasil pengumpulan beras jimpitan berjumlah kurang lebih 30 kg. Ikannya demikian juga, Hasil jimpitan ikan yang dikumpulkan oleh KOPERASI PERIKANAN LAUT Panarukan
Muhammadiyah Panarukan dengan berlandasan pada firman Allah SWT surat Al-Maa’uun :”Taukah kamu siapa yang mendustakan agama. orang yang tergolong mendustakan agama ialah orang yang tidak berbuat baik pada anak yatim dan tidak memikirkan nasib orang miskin”, benar-benar terpanggil berkewajiban untuk memelihara anak-anak yatim.
TEKAD PENDIRIAN RUMAH YATIM
Setelah melaui musyawarah beberapa kali dengan tekad yang bulat diputuskan bahwa pada Konprensi Tabligh Muhammadiyah Se Ex Karesedinan Besuki yang ditempatkan d Panarukan tanggal 10 Mei 1952, rumah yatim akan didirikan. Akhirnya tepat tanggal 10 Mei 1952 sesuai dengan keputusan, rumah yatim didirikan. Waktu itu kemampuan menampung anak-anak yatim hanya 10 anak. Rumah yatim yang ditempati meminjam sementara rumah H. Sukran di Jalan Pelabuhan Panarukan.
Dalam waktu 5 tahun dapat menampung anak-anak yatim sejumlah 40 anak, paling banyak diterima masuk rumah yatim Panarukan adalah anak-anak yatim dari Kecamatan Ambulu Jember yang hidupnya terlantar, akibat kekejaman Mayor Lot waktu perang kemerdekaan dulu. Mayor Lot membombarder Kecamatan Ambulu Jember, banyak penduduk yang menjadi korban keganasan Mayor Lot, karena ada rumah yang dicurigai dan ketahuan menyimpan tentara/gerilyawan T N I.
PKU Panarukan sebagai Badan Pelaksana membentuk Panitia yang akan membangun rumah yatim. Selama 8 tahun diadakan pengumpulan dana yang diperoleh dari : 1. Menjual foto kartupos yang bergambar anak yatim 2. Setiap tahun mencetak kalender yang bergambar anak yatim 3. Bantuan masyarakat sekitar.
Pada tanggal 17 April 1955 mulai dibangun gedung Rumah Yatim Panarukan di sebelah timur gedung Madrasah Muhammadiyah. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Bapak Gaffar Ismail dari Pekalongan. Pembangunan tidak sampai selesai karena dananya habis. Pada saat Konprensi Muhammadiyah bertempat di Panarukan, ada salah seorang yang hadir yaitu Bapak Arso Sosroatmojo dari Bondowoso (pegawai Departemen Agama Pusat di Jakarta). Bapak Arso mengatakan bisa minta bantuan pembangunan melalui J.D.B. Departemen Sosial Jakarta.