ABSTRAKSI PENELITIAN Penulis Ali Rohman Asal Fakultas Sains dan Teknologi Sumber Dana DIPA-RM Tahun 2009 Bidang Ilmu ANALISIS MOLEKULER GENOME VIRUS HEPATITIS B (VHB) PADA PENDERITA HEPATITIS B KRONIK YANG MENDAPAT TERAPI ANTIVIRUS LAMIVUDINE, ADEVOFIR, DAN ENTECAVIR ABSTRAK Infeksi VHB kronik adalah salah satu penyakit global, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi karena dapat menimbulkan kerusakan hati, sirosis hati dan HCC. Pengobatan antivirus golongan nucleosides analogoues (lamivudine, adefovir, entecavir) digunakan untuk terapi penderita dengan infeksi VHB kronik, tetapi pemberian nuclosides analogues tersebut dapat menimbulkan VHB mutan dengan mutasi pada gen Polymerase. Namun analisis molekuler genome VHB pada pasien yang tidak mendapat terapi antivirus sebagai kontrol, mendapat terapi antivirus lamivudine, adefovir, dan entecavir di Surabaya masih belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis genome VHB dari pasien hepatitis B kronik yang tidak mendapat terapi antivirus sebagai kontrol, mendapat terapi antivirus lamivudine, adefovir, dan entecavir di Surabaya. Manfaat penelitian secara teoritis yaitu memberikan informasi genetik sekuen genome VHB di Surabaya yang dapat dipublikasi di Gene Bank sehingga dapat memberikan berkontribusi dalam bidang kesehatan dunia. Manfaat penelitian ini secara praktis bagi pelayanan kesehatan adalah memberikan masukan bagi dokter tentang variasi genetik genome VHB yang resisiten terhadap antivirus tertentu sehingga bisa memberikan terapi yang tepat dan akurat pada penderita. Penelitian ini menggunakan sampel serum penderita hepatitis B kronik yang tidak mendapat terapi antivirus sebagai kontrol, yang mendapat terapi lamivudin, adefovir, dan entecavir. Sampel diperoleh dari RSU Dr Soetomo dan klinik Swasta di Surabaya. Serum berasal dari 5 penderita pada masing-masing kelompok sehingga total 20 penderita hepatitis B kronik dengan HBsAg positif. Kadar SGPT dan HBsAg diperiksa pada semua penderita hepatitis B kronik yang berparsipasi dalam penelitian ini. Pemeriksaan kadar SGPT normal untuk perempuan adalah <31U/L, sedangkan untuk laki-laki yaitu <41U/L. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa kadar SGPT penderita hepatitis B kronis yaitu 7/20 (35%) normal dan 13/20 (65%) dengan kadar SGPT abnormal. Langkah yang dilakukan untuk analisis genome VHB yaitu melakukan ekstraksi DNA, amplifikasi dengan PCR, elektroforesis, dan sekuensing. Hasil ekstraksi DNA digunakan sebagai template untuk amplifikasi dengan PCR. Primer yang digunakan yaitu P7-P8 dan HBS1 (P1) dan HBS2 (P2) yang menghasilkan +541bp dan + 259bp. Kondisi PCR adalah 94oC selama 5 menit, denaturation pada suhu 94oC selama satu menit, annealing pada suhu 50oC selama satu menit, dan extention pada suhu 72oC selama satu menit, sebanyak 40 siklus. Final extension pada 72oC selama 10 men it. Produk PCR kemudian dielektroforesis pada 2% gel agarose yang mengandung ethidium bromide. Elektrophoresis dilakukan pada 100 volt selama kurang lebih menit. Selanjutnya untuk visualisasi band dideteksi dengan UV-transluminator. Hasil PCR yang positif digunakan untuk sekuensing. Sekuensing dilakukan dengan menggunakan mesin sekuenser ABI Prism 310. Analisis gen P VHB dilakukan dengan menggunakan software Bioedit dan Clone Manager. Hasil studi pustaka menunjukkan bahwa resistensi terhadap lamivudine biasanya dihubungkan dengan mutasi pada regio kalitik pada domain gen P terutama pada lokus 4 asam amino yang terdiri dari tyrosine-metionin-aspartat-aspartat atau disebut motif YMDD pada posisi 204:M204V/I. Resistensi terhadap adevofir dihubungkan dengan mutasi pada residu asam amino 181,236:A181T/V dan N236T/N238D. Resistensi terhadap entecavir dihubungkan dengan mutasi pada residu asam amino polymerase posisi 184, 202, dan 250 yaitu T184X, S202I/G/L, dan M250L/V (Hazam RK dan Kar P, 2009). Hasil tersebut menunjukkan adanya mutasi pada nukleotida A1391C yang menyebabkan perubahan asam amino N464T pada sampel HBV-107-P7-L), mutasi pada nukleotida A1525G yang menyebabkan perubahan asam amino I509V pada sampel HBV-106-P7-L dan HBV-115-P1-A dan mutasi pada nukleotida C1670G yang menyebabkan perubahan asam amino A557G pada sampel HBV-113-P7-A. Penelitian ini mendapatkan pola mutasi baru yang berbeda dengan pola sebelumnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah nukleotida gen P VHB pada penderita hepatitis B kronik yang mendapat tidak mendapat terapi antivirus dan yang mendapat terapi Entecavir tidak mengalami mutasi. Nukleotida gen P VHB pada penderita hepatitis B kronik yang mendapat terapi Lamivudin mengalami mutasi pada nukleotida A1391C yang menyebabkan perubahan asam amino N464T dan mutasi pada nukleotida A1525G yang menyebabkan perubahan asam amino I509V. Nukleotida gen P VHB pada penderita hepatitis B kronik yang mendapat terapi Adefovir mengalami mutasi pada nukleotida A1525G yang menyebabkan perubahan asam amino I509V. Keyword: Gen P Virus hepatitis B, Lamivudine, Adefovir, entecavir