ANALISIS PROYEK Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MANAJEMEN MUTU PROYEK.
Advertisements

JADWAL YANG EKONOMIS  Dengan diketahuinya kurun waktu penyelenggaraan proyek, seringkali timbul pertanyaan apakah kurun waktu tersebut sudah optimal,
DISTRIBUSI FREKUENSI Drs. Setiadi C.P., M.Pd., M.T.
JENIS ANALISIS USAHA TANI
Proyek.
DESKRIPSI DATA (STATISTIKA DESKRIPTIF)
DISTRIBUSI FREKUENSI PENGERTIAN DISTRIBUSI FREKUENSI
BAB IV DISTRIBUSI FREKUENSI.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
DASAR-DASAR PENDIAGRAMAN Fakultas Kehutanan
Penyajian Data Tabel dan Grafik Selain berupa angka-angka ringkasan,
Pertemuan 4 Distribusi Frekuensi
DISTRIBUSI FREKUENSI PENGERTIAN DISTRIBUSI FREKUENSI
Modul III Distribusi Frekuensi.
DISTRIBUSI FREKUENSI PENGERTIAN DISTRIBUSI FREKUENSI
DISTRIBUSI FREKUENSI (Grafik dari Tabel Frekuensi) (Pertemuan ke-4)
DISTRIBUSI FREKUENSI PENGERTIAN DISTRIBUSI FREKUENSI
DISTRIBUSI FREKUENSI PENGERTIAN DISTRIBUSI FREKUENSI
PENYAJIAN DATA SPECIAL FOR XII TR 2.
DESKRIPSI DATA (STATISTIKA DESKRIPTIF)
RENCANA KERJA (SCHEDULLING)
REPLACEMENT ANALYSIS Replacement Analysis (Analisis Penggantian) dapat diartikan sebagai: Keputusan untuk menentukan kapan suatu alat atau mesin yang sedang.
STATISTIK DESKRIPTIF.
Penjadwalan Proyek Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan, yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan.
PENJADWALAN PROYEK RENCANA KERJA (RK ) (SCHEDULLING)
PENYAJIAN DATA By. M. Haviz Irfani, S.Si STMIK MDP PALEMBANG.
Materi Manajemen Proyek Smt 5 – S 1 Kesmas
Penyajian Data Nurul Hidayah
PENYAJIAN DATA DATA YANG DIKUMPULKAN TIDAK AKAN BANYAK BERMAKNA APABILA TIDAK DISAJIKAN DENGAN BAIK. DATA UMUMNYA DISAJIKAN DALAM BENTUK TABEL SEPERTI.
REPLACEMENT ANALYSIS Replacement Analysis (Analisis Penggantian) dapat diartikan sebagai: Keputusan untuk menentukan kapan suatu alat atau mesin yang sedang.
PENJADWALAN.
PENYAJIAN DATA DISTRIBUSI FREKUENSI
METODE HARGA POKOK PESANAN
Penyusunan dan penyajian data
DISTRIBUSI FREKUENSI PENGERTIAN DISTRIBUSI FREKUENSI
JARINGAN KERJA ANALISA WAKTU Fakultas Kehutanan
DISTRIBUSI FREKUENSI.
BAB 2 DISTRIBUSI FREKUENSI Distribusi frekuensi adalah tabel tentang kelompok data yang terdiri dari kolom kelas dan kolom frekuensi.
Penyajian Data B A B III Tabel dan Grafik
STATISTIK Median by R i e f d h a l 2011 Median_Riefdhal_2011.
BAB IV DISTRIBUSI FREKUENSI.
PENJADWALAN.
Pengantar statistika sosial
Resista Vikaliana, S.Si. MM
Membuat Data Menjadi Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajerial
PROBABILITAS DAN STATISTIK
Pertemuan 09 Peubah Acak Diskrit
Disampaikan Oleh: SITI NURLAELAWATI, S.Pd SMK NEGERI 3 CIMAHI
BAB IV.Peristiwa Kritis, Kegiatan Kritis, dan Lintasan Kritis
Untuk melakukan analisa waktu pada tahap perencanaan
PENJADWALAN DENGAN SUMBER DAYA TERBATAS
DISTRIBUSI FREKUENSI.
DISTRIBUSI FREKUENSI.
BAB 2 PENYAJIAN DATA.
Beberapa kegiatan (activities):
DISTRIBUSI FREKUENSI.
Hubungan Antar Kegiatan
Statistik PENYAJIAN DATA.
Penataan dapat dilakukan dalam bentuk:
Statistika PENYAJIAN DATA.
DISTRIBUSI FREKUENSI.
Penyajian TDF.
PENYAJIAN DATA.
BAB 2 penyajian statistik
Penjadwalan Proyek Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan, yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan.
BAB 02 Bagan dan Grafik.
STATISTIK DESKRIPTIF.
PENJADWALAN PROYEK MATERI MANAJEMEN PROYEK S 1 KESMAS.
DISTRIBUSI FREKUENSI.
DISTRIBUSI FREKUENSI.
Transcript presentasi:

ANALISIS PROYEK Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat V. Analisis Proyek

V ANALISIS PROYEK 51 Diagram Jaringan Kerja 52 Penggunaan Sumberdaya Diagram proyek Bar-graph kegiatan Bar-graph proyek 52 Penggunaan Sumberdaya 53 Kurva Operasional

51 Diagram Jaringan Kerja 1 Diagram Proyek Sylva Consul akan melaksanakan proyek pengayaan tanaman tahap II berupa penanaman jenis tertentu pada suatu areal kawasan hutan dengan jenis kegiatan : A = penetapan lokasi tanam E = pasang ajir B = cari tenaga kerja F = buat lubang tanam C = beli bibit G = angkut bibit D = buat ajir H = penanaman

Waktu kegiatan proyek K e g i a t a n Kegiatan pengikut N a m a Lama (hari) Ket. A B C D E F G H 7 3 8 5 10 6 awal - E G F H -

“Diagram Jaringan Kerja Proyek Pengayaan Tanaman” 3 H 6 A 7 C 8 B G 10 F E 5 12 20 26 1 2 4 “Diagram Jaringan Kerja Proyek Pengayaan Tanaman”

2 Bar-Graph Kegiatan “Kegiatan A” 1 2 7 A 7 hari Bar-graph kegiatan merupakan batas : Tipe I (kegiatan dimulai & diselesaikan seawal mungkin) Dimulai pada hari ke HM1 HM1 = SPAi + 1 = SPA1 + 1 = 0 + 1 = 1

Diselesaikan pada hari ke HS1 HS1 = SPAi + L = SPA1 + LA = 0 + 7 = 7 Tipe II (kegiatan dimulai & diselesaikan selambat mungkin) Dimulai pada hari ke HM2 HM2 = (SPLj - L) + 1 = (SPL2 - LA) + 1 = (7 – 7) + 1 = 1 Diselesaikan pada hari ke HS2 HS2 = SPLj = SPL2 = 7

Alter. bar-graph kegiatan A Tipe III (kegiatan dlaksanakan dengan cara menghabis-kan FF atau selesai pada saat paling awal kejadi-an selesai; SPAj ) HM3 = (SPAj - L) + 1 Dimulai pada hari ke HM3 = (SPA2 - LA) + 1 = (7 – 7) + 1 = 1 HS3 = SPAj Diselesaikan pada hari ke HS2 = SPA2 = 7 0 1 2 3 4 5 6 7 I II III Alter. bar-graph kegiatan A

“Kegiatan B” B Tipe I ; HM1 = SPAi + 1 = SPA1 + 1 = 0 + 1 = 1 3 hari 3 7 1 Tipe I ; HM1 = SPAi + 1 = SPA1 + 1 = 0 + 1 = 1 HS1 = SPAi + L = SPA1 + LB = 0 + 3 = 3 Tipe II ; HM2 = (SPLj - L) + 1 = (SPL3 - LB) + 1 = (7 – 3) + 1 = 5 HS2 = SPLj = SPL3 = 7

Alter. bar-graph kegiatan B Tipe III ; HM3 = (SPAj - L) + 1 = (SPA3 - LB) + 1 = (7 – 3) + 1 = 5 HS3 = SPAj = SPA3 = 7 0 1 2 3 4 5 6 7 I II III Alter. bar-graph kegiatan B

“Kegiatan C” C Tipe I ; HM1 = SPAi + 1 = SPA1 + 1 = 0 + 1 = 1 8 hari 5 8 10 1 Tipe I ; HM1 = SPAi + 1 = SPA1 + 1 = 0 + 1 = 1 HS1 = SPAi + L = SPA1 + LC = 0 + 8 = 8 Tipe II ; HM2 = (SPLj - L) + 1 = (SPL5 - LC) + 1 = (10 – 8) + 1 = 3 HS2 = SPLj = SPL5 = 10

Alternatif bar-graph kegiatan C Tipe III ; HM3 = (SPAj - L) + 1 = (SPA5 - LC) + 1 = (8 – 8) + 1 = 1 HS3 = SPAj = SPA5 = 8 Alternatif bar-graph kegiatan C 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 I II III

“Kegiatan D” D Tipe I ; HM1 = SPAi + 1 = SPA1 + 1 = 0 + 1 = 1 3 hari 4 7 1 Tipe I ; HM1 = SPAi + 1 = SPA1 + 1 = 0 + 1 = 1 HS1 = SPAi + L = SPA1 + LD = 0 + 3 = 3 Tipe II ; HM2 = (SPLj - L) + 1 = (SPL4 - LD) + 1 = (7 – 3) + 1 = 5 HS2 = SPLj = SPL4 = 7

Alternatif bar-graph kegiatan D Tipe III ; HM3 = (SPAj - L) + 1 = (SPA4 - LD) + 1 = (7 – 3) + 1 = 5 HS3 = SPAj = SPA4 = 7 0 1 2 3 5 6 7 I II III Alternatif bar-graph kegiatan D

“Kegiatan E” E Tipe I ; HM1 = SPAi + 1 = SPA4 + 1 = 7 + 1 = 8 5 hari 6 12 4 7 Tipe I ; HM1 = SPAi + 1 = SPA4 + 1 = 7 + 1 = 8 HS1 = SPAi + L = SPA4 + LE = 7 + 5 = 12 Tipe II ; HM2 = (SPLj - L) + 1 = (SPL6 - LE) + 1 = (12 – 5) + 1 = 8 HS2 = SPLj = SPL6 = 12

Alternatif bar-graph kegiatan E Tipe III ; HM3 = (SPAj - L) + 1 = (SPA6 - LE) + 1 = (12 – 5) + 1 = 8 HS3 = SPAj = SPA6 = 12 7 8 9 10 11 12 I II III Alternatif bar-graph kegiatan E

“Kegiatan F” F Tipe I ; HM1 = SPAi + 1 = SPA6 + 1 = 12 + 1 = 13 8 hari 7 20 6 12 Tipe I ; HM1 = SPAi + 1 = SPA6 + 1 = 12 + 1 = 13 HS1 = SPAi + L = SPA6 + LF = 12 + 8 = 20 Tipe II ; HM2 = (SPLj - L) + 1 = (SPL7 - LF) + 1 = (20 – 8) + 1 = 13 HS2 = SPLj = SPL7 = 20

Alternatif bar-graph kegiatan F Tipe III ; HM3 = (SPAj - L) + 1 = (SPA7 - LF) + 1 = (20 – 8) + 1 = 13 HS3 = SPAj = SPA7 = 20 12 13 14 15 16 17 18 19 20 I II III Alternatif bar-graph kegiatan F

“Kegiatan G” G Tipe I ; HM1 = SPAi + 1 = SPA5 + 1 = 8 + 1 = 9 10 hari 7 20 5 10 8 Tipe I ; HM1 = SPAi + 1 = SPA5 + 1 = 8 + 1 = 9 HS1 = SPAi + L = SPA5 + LG = 8 + 10 = 18 Tipe II ; HM2 = (SPLj - L) + 1 = (SPL7 - LG) + 1 = (20 – 10) + 1 = 11 HS2 = SPLj = SPL7 = 20

Alternatif bar-graph kegiatan H Tipe III ; HM3 = (SPAj - L) + 1 = (SPA7 - LG) + 1 = (20 – 10) + 1 = 11 HS3 = SPAj = SPA7 = 20 Alternatif bar-graph kegiatan H 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 I II III

“Kegiatan H” H Tipe I ; HM1 = SPAi + 1 = SPA7 + 1 = 20 + 1 = 21 6 hari 8 26 7 20 Tipe I ; HM1 = SPAi + 1 = SPA7 + 1 = 20 + 1 = 21 HS1 = SPAi + L = SPA7 + LH = 20 + 6 = 26 Tipe II ; HM2 = (SPLj - L) + 1 = (SPL8 - LH) + 1 = (26 – 6) + 1 = 21 HS2 = SPLj = SPL8 = 26

Alternatif bar-graph kegiatan H Tipe III ; HM3 = (SPAj - L) + 1 = (SPA8 - LH) + 1 = (26 – 6) + 1 = 21 HS3 = SPAj = SPA8 = 26 20 21 22 23 24 25 26 I II III Alternatif bar-graph kegiatan H

Rangkuman Tipe Bar-graph * Tipe I (rangkuman bar-graph semua kegiatan yang dimulai & diselesaikan seawal mungkin) Nama kegiatan Lama (hari) Hari Mulai ( H M ) Hari Selesai ( H S ) A 7 1 7 B 3 1 3 C 8 1 8 D 3 1 3 E 5 8 12 F 8 13 20 G 10 9 18 H 6 21 26

* Tipe II (rangkuman bar-graph semua kegiatan yang dimulai & diselesaikan selambat mungkin) Nama kegiatan Lama (hari) A 7 1 7 B 3 5 7 C 8 3 10 D 3 5 7 E 5 8 12 F 8 13 20 G 10 11 20 H 6 21 26 Hari Mulai ( H M ) Hari Selesai ( H S )

* Tipe III (rangkuman bar-graph semua kegiatan & menghasilkan FF) Nama kegiatan Lama (hari) A 7 1 7 B 3 5 7 C 8 1 8 D 3 5 7 E 5 8 12 F 8 13 20 G 10 11 20 H 6 21 26 Hari Mulai ( H M ) Hari Selesai ( H S )

Bargraph kegiatan2 Proyek 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 A B C D E F G H Tipe I II III

52 Penggunaan Sumberdaya Perlu diketahui lebih dulu : Berapa banyak sumberdaya yg akan digunakan selama proyek berlangsung Kebutuhan sumberdaya yg akan dianalisis pada tiap kegiatan proyek Bila penggunaan sumberdaya tidak dinyatakan, berarti banyaknya sumberdaya yg akan digunakan (distribusi) adalah sama untuk setiap kegiatan selama proyek tsb berlangsung

 Analisis sumberdaya tiap kegiatan proyek Kegiatan A (menetapkan/pemetaan lokasi selama 7 hari) Tenaga kerja : 1 orang juru ukur & 2 orang pembantu ukur Kebutuhan tenaga kerja = 7 hari x 3 orang = 21 hari-orang Upah : 1 orang juru ukur = Rp.150.000/hari 2 orang pemb. Ukur = 2 orang x Rp.25.000/orang/hari = Rp.50.000/hari Jumlah biaya 3 orang = Rp.200.000/hari Kebutuhan biaya ukur = 7 hari x Rp.200.000/hari = Rp.1.400.000,-

Kegiatan B (cari pekerja dialokasikan 3 hari) Untuk mencari pekerja pembuatan ajir, pembuatan lubang tanam dan penanaman bibit diperlukan 2 orang tenaga kerja. Kebutuhan pencari t.kerja = 3 hari x 2 orang = 6 hari-orang Upah pencari tenaga kerja = Rp.20.000/hari/orang Kebutuhan biaya = 6 hari-orang x Rp.20.000/hari/orang = Rp.120.000,-

Kegiatan C (pesan/beli bibit dialokasikan 8 hari) Kebutuhan bibit (50.000 batang + 10%) = 55.000 batang Harga bibit di penangkar Rp.250/batang Kebutuhan biaya = 55.000 batang x Rp.250/batang = Rp.13.750.000,-

Kegiatan D (pembuatan ajir dialokasikan 3 hari) Kebutuhan ajir (50.000 batang + 2%) = 51.000 batang Kemampuan buat ajir 500 batang/hari/orang 51.000 batang Kebutuhan tenaga kerja = = 102 hr-org 500 btg/hr/org Upah buat ajir Rp.100/batang Kebutuhan biaya = 51.000 batang x Rp.100/batang = Rp.5.100.000,-

Kegiatan E (pasang ajir dialokasikan 5 hari) Upah pasang ajir Rp.150/batang Kebutuhan biaya = 50.000 batang x Rp.150/batang = Rp.7.500.000,- Kemampuan pasang ajir = 250 batang/hari/orang 50.000 batang Kebutuhan tenaga kerja = = 200 hari-org 250 btg/hr/org Jumlah ajir yang dipasang sesuai jumlah bibit yang akan ditanam sebanyak 50.000 batang

Kegiatan F (buat lubang tanam dialokasikan 8 hari) Upah gali lubang = Rp.125/lubang Kebutuhan biaya = 50.000 lubang x Rp.125/lubang = Rp.6.250.000,- Kemampuan gali lubang = 125 lubang/hari/orang 50.000 lubang Kebutuhan tenaga kerja = = 400 hari-orang 125 lbg/hr/org Pembuatan lubang sebanyak 50.000 lubang (sesuai jumlah ajir yang ada)

Kegiatan G (angkut bibit dialokasikan 10 hari) Upah angkut = Rp.300.000/hari/truk Kebutuhan biaya = 9 hari-truk x Rp.300.000/hari/truk = Rp.2.700.000,- 54.000 batang Kebutuhan angkut = = 9 hari-truk 6.000 btg/hr/truk Kemampuan angkut = 6.000 batang/hari/truk Bibit yang diangkut ke lokasi tanam = 54.000 batang

Kegiatan H (tanam bibit dialokasikan 6 hari) 50.000 batang Kebutuhan tanam = = 125 hari-orang 400 btg/hr/org Upah tanam = Rp.150/batang Kebutuhan biaya tanam = 50.000 batang x Rp.150/batang = Rp.7.500.000,- Bibit yang ditanam sebanyak 50.000 batang Kemampuan tanam = 400 batang/hari/orang

Hasil perhitungan sumberdaya harian pada setiap kegiatan proyek Jumlah Sumberdaya Nama kegiatan Lama (hari) Biaya Rp.0.000 T.kerja (hari-org) Peralatan (hari-alat) Bahan (satuan jlh) A B C D E F G H 7 3 8 5 10 6 1 .400 120 13.750 5.100 7.500 6.250 2.700 21 6 - 102 200 400 125 - 55.000 bbt - 9 ajr = ajir ; bbt = bibit

53 Kurva Operasional Penyajian kurva operasional ini untuk memperjelas pemakai-an sumberdaya selama pelaksanaan suatu kegiatan atau proyek Penyajian kurva operasional untuk pelaksanaan tipe I dan tipe II berupa grafik :  histogram pemakaian sumberdaya per hari  kurva S pemakaian sumberdaya secara kumulatif Koridor operasional : daerah pelaksanaan kemungkinan pemakaian sumberdaya tertentu yang dibatasi oleh kedua kurva S (tipe I dan tipe II)

Histogram kebutuhan biaya per hari

Kurva S kebutuhan biaya kumulatif dan koridor operasional Tipe I Koridor Operasional Tipe II Kurva S kebutuhan biaya kumulatif dan koridor operasional

Histogram kebutuhan tenaga kerja per hari

Kurva S kebutuhan tenaga kerja kumulatif dan koridor operasional Tipe I Koridor Operasional Tipe II Kurva S kebutuhan tenaga kerja kumulatif dan koridor operasional

Histogram kebutuhan peralatan per hari

Kurva S kebutuhan peralatan kumulatif dan koridor operasional Tipe I Koridor Operasional Tipe II Kurva S kebutuhan peralatan kumulatif dan koridor operasional

Histogram kebutuhan bahan per hari

Kurva S kebutuhan bahan kumulatif dan koridor operasional Tipe I Koridor Operasional Tipe II Kurva S kebutuhan bahan kumulatif dan koridor operasional