Pemberian intravena berulang

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Farmakokinetika Oleh: Isnaini.
Advertisements

EKSKRESI OBAT ESTI DYAH UTAMI, M.Sc., Apt. Edited by :
Pendahuluan Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa.
Interaksi obat Buku teks yang dapat dipelajari : 1. Hansten, P.D, J.R. Horn, Drug Interactions Monograph Ivan Stockley, Drug Interaction, 5th.
Antidiabetika Obat antidiabetik digunakan untuk mengontrol diabetes melitus. DM : suatu penyakit dimana terjadi kegagalan total atau parsial dari sel beta.
dr. Ave Olivia Rahman, M.Sc Bagian Farmakologi FKIK UNJA
II. MEKANISME KERJA OBAT A. FASE/NASIB OBAT DALAM TUBUH 1
OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH
Aplikasi dalam Farmakoterapi Vivi Sofia, M.Si., Apt.
BAGIAN FARMASI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
DOSIS OBAT & MACAM DOSIS
Pharmacokinetika for Oral Absorption
PRINSIP UMUM TOKSIKOLOGI
Analisis obat dalam berbagai cairan biologis
ANALISIS DOSIS Hening Pratiwi, M.Sc., Apt.
Pertemuan VI MULTIPLE DOSAGE REGIMENS
FARMAKOLOGI UNTUK PERAWAT
Drug therapy monitoring
Farmakokinetika Klinik (Pertemuan I)
FASE FARMASETIK FASE FARMAKOKINETIK FASE FARMAKODINAMIK
BIOAVAILABILITAS OBAT. REZA REZIANA ENDAH H. U. LAPOTULO WAHYU PORMAN N. SIAHAAN UMI KALSUM KEL.
BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKIVALENSI
DISTRIBUSI OBAT.
PENGANTAR FARMAKOLOGI
PENELITIAN POPULASI SAMPEL D A T A DA TA KOTOR DIOLAH ARRAY KESIMPULAN
NEPHROTIC SYNDROME IN CHILDREN
MODEL 2 KOMPARTEMEN TERBUKA INTRAVASKULER
Rahmatini Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
FARMAKOTERAPI PADA LANSIA
ABSORBSI DAN ELIMINASI
Pemantauan Terapi Obat (Drug Therapy Monitoring)
Aplikasi dalam Farmakoterapi Vivi Sofia, M.Si., Apt.
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELECTROLIT
PENGANTAR FARMAKOLOGI
Disusun Oleh : Diana Novitasari ( ) Dinar Titik Asmarani ( )
BIOAVAILABILITAS OBAT “KETERSEDIAAN HAYATI OBAT”
Farmakokinetika Oleh: Isnaini.
PENGGUNAAN OBAT PADA PEDIATRIK Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Univ. Muhammadiyah Purwokerto.
FARMAKOKINETIKA NON LINEAR
POKOK BAHASAN III FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.
Ganguan Fungsi Hati Relin Yesika
FARMAKOKINETIKA 7 September 2013
TOKSISITAS METHANOL AINUN ENDARWATI ( )
Cakupan Ilmu Toksikologi
DATA URIN.
PENYESUAIAN DOSIS INDIVIDU OBAT LITHIUM Disusun Oleh : KELOMPOK VIII 1.Dina munarti ( ) 2.Melona siska ( ) 3.Siska fitria ( ) 4.Tia mori.
Nama: Franciska Danik Sandrayanti NPM:
Kinetika orde nol Kinetika orde satu
FARMAKOKINETIK DASAR APLIKASI FARMAKOKINETIK PADA PENGOBTAHN KLINIK.
METOTREKSAT INDRA KURNIAWAN TENDEAN PSPA XXV C.
KELOMPOK 1 Yunika Kasyaningrum indriana Rahma Meimuna Siti m Prisma
ABSORBSI DAN ELIMINASI
FARMAKOTERAPI PADA LANSIA
Awal P.Kusumadewi B2P2TOOT
NASIB OBAT/ RACUN DALAM TUBUH
Adme dan detoksifikasi
BAG.FARMAKOLOGI & TERAPEUTIK FK UNDIP
Farmakologi untuk Pengobatan
INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK OLEH KELOMPOK 3 RABIATUL MUSFIRAH JOHAN WIDYA SUMARNI ULFA YULIANINGSIH FENTY.
Hasil analisis dari pengukuran kadar glukosa darah sewaktu-waktu sejumlah 100 orang didapat rata-rata 152 mg% dan S = 55 mg%. Dapatkanlah probabilitas.
NURUL AULIASARI, S.SI., M.SI FARMAKOKINETIKA NON LINIER.
Dasar-Dasar Perhitungan Farmakokinetika
Adme dan detoksifikasi
TUGAS HUBUNGAN STRUKTUR AKTIFITAS ANTI DIABETES Nama : Putra chandra Nim :
BIOFARMASETIKA Awal P.Kusumadewi B2P2TOOT MATERI KULIAH BIOFARMASETIKA.
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Ratna Permana Sari, MSc., Apt.
DOSIS MUATAN DAN DOSIS MAINTENANCE Model1-kompartemen terbuka Kiki Amelia, M.Farm, Apt.
Kiki Amelia, M.Farm, Apt FARMAKOKINETIKA KLINIK. PERBEDAHAAN FARKAKOKINETIKA FARMAKOKINETIKA KLINIK Mengetahui apa yang dialami obat dalam tubuh mahluk.
Transcript presentasi:

Pemberian intravena berulang Ika Mustikaningtias, M.Sc., Apt. Lab. Farmakologi dan Farmasi Klinik Jurusan Farmasi Fikes Univ. Jenderal Soedirman

Model kompartemen terbuka

Kinetika orde pertama t Jumlah obat dalam tubuh (mg) Jumlah obat yang dieliminasi (mg) Fraksi obat tereliminasi 1000 1 900 100 0,1 2 810 90 3 729 81 4 656 73 5 590 66 6 531 59

Kinetika orde nol t Jumlah obat dalam tubuh (mg) Jumlah obat yang dieliminasi (mg) Fraksi obat tereliminasi 1000 1 900 100 0,1 2 800 0,11 3 700 0,13 4 600 0,14 5 500 0,17 6 400 0,2

Pemberian intravena berulang (Dosis maintenance) Tujuan : Agar kadar obat dlm darah selalu berada dalam kisar terapetik Berkorelasi dengan efek terapetik obat Kisar terapetik ?? KEM KTM

Pemberian intravena berulang Manfaat Klinik Pengembangan formulasi obat Pengujian obat baru

Parameter farmakokinetika Vd Klirens Waktu paruh eliminasi Prinsip : superposisi  pemberian obat pertama tidak mempengaruhi profil farmakokinetika pemberian obat selanjutnya

Syarat terjadi superposisi Dosis tetap Interval pemberian tetap Mengikuti kinetika orde pertama Vd, Cl, waktu paruh elimiinasi tetap

Faktor-factor pengganggu Perubahan ekskresi urin  perubahan pH urin atau klirens kreatinin Perubahan klirens hepatik  saturasi sistem metabolisme atau liver disease Inhibisi / induksi enzim Farmakokinetika tergantung dosis, meskipun pada dosis terapi

Faktor akumulasi Regimen dosis tetap Tanpa pengganggu F akum = 1 1− 𝑒 −𝑘.𝜏 F akum  untuk membuat regimen dosis supaya obat selalu dalam kisar terapetik

A. Pemberian infus iv kecepatan tetap Keuntungan Lama infuse dapat diatur Mudah dihentikan Dapat dimulai segera bila dosis berubah

Contoh 1 Suatu obat diberikan infus iv dengan kecepatan tetap 50 mg/jam pada pasien selama 4 jam T ½ eliminasi obat = 8 jam Vd obat = 5L KEM obat tsb adalah 10 mg/L Berapakah kadar obat dalam darah setelah 4 jam?

Pemantauan kadar obat dalam darah Sampling di saat sebelum mencapai keadaan tunak (C1) , dan saat keadaan tunak (Css) Manfaat : salah satunya untuk individualisasi dosis, missal terjadi interaksi obat k = Ln 1− C 1 . Cl D inf t 1

Contoh 2 Suatu obat diberikan melalui infus dengan kecepatan tetap 50 mg/jam pada seorang pasien. Delapan jam sejak pemberian infus, sampel darah pertama diambil & diperoleh kadar 58 mg/L. pada keadaan tunak, sampel darah kedua diambil & diperoleh kadar obat 115,5 mg/L Berapakah nilai Cl, k, dan Vd? Pasien mendapatkan obat lain yang dapat menghambat kerja enzim, dan ternyata pasien menunjukkan gejala toksisitas. Setelah dilakukan sampling darah, ternyata kadar tunak obat dalam darah menjadi 150 mg/L. berapakah klirens obat sekarang? Jika dikehendaki penggunaan kedua obat secara bersamaan, bagaimana regimen dosis obat infus?

Contoh 2 con’t.. Jika obat lain yg diminum bersift menginduksi enzim, & kadar obat tunak dalam darah menjadi 75 mg/L (di bawah KEM), berapakah klirens obat sekarang? Jika dikehendaki penggunaan kedua obat secara bersamaan, bagaimana regimen dosis obat infus?

B. Pemberian iv berulang Ada fluktuasi kadar , tidak datar (plateau) Jumlah maksimum obat yang berada dalam tubuh setelah suntikan pertama = dosis intravena Untuk obat yang mengikuti 1 kompartemen terbuka dengan proses kecepatan eliminasi orde pertama, berlaku : D t = D iv . e −k.t

D t = D iv . e −k.τ f = D t D iv = e −k.t Jumlah obat di akhir interval ditentukan dengan : Fraksi dosis obat yang masih di dalam tubuh di akhir interval pemberian : D t = D iv . e −k.τ f = D t D iv = e −k.t

Contoh 3 Seorang pasien disuntik antibiotik 500 mg secara iv bolus setiap 8 jam, terdistribusi menurut model 1 kompartemen terbuka, Vd = 10 L. waktu paruh antibiotik tsb adalah 4 jam. Tentukan jumlah obat maksimum & minimum dalam tubuh!

Jumlah obat dlm tubuh (mg) Contoh 3 con’t.. Suntikan ke- Jumlah obat dlm tubuh (mg) D min D maks 1 500 2 125 625 3 156,3 656,3 4 164,1 664,1 5 166,0 666 6 166,5 666,5 7 166,6 666,6

Jumlah obat pada keadaan tunak D ∞ maks = Div 1−f D ∞ min = D ∞ maks - Div D ∞ ave = F. Div k.τ

Jumlah obat di waktu tertentu D n maks = Div 1− e −n.k.τ 1− e −k.τ D n min = Div 1− e −n.k.τ 1− e −k.τ . e −k.τ D n = Div 1− e −n.k.τ 1− e −k.τ . e −k.t

C n = Div Vd 1− e −n.k.τ 1− e −k.τ . e −k.t Kadar obat dalam darah D = Vd. C C n = Div Vd 1− e −n.k.τ 1− e −k.τ . e −k.t

Kadar obat dalam darah pada keadaan tunak C ss maks = Div Vd 1 1− e −k.τ C ss min = Div Vd 1 1− e −k.τ . e −k.τ C ss ave = F. Div Vd.k.τ

Contoh soal Seorang pria menderita gagal ginjal ringan, mendapatkan antibiotik golongan Cephalosporin, Seftriakson 100 mg secara intravena bolus setiap 8 jam. Distribusi obat diasumsikan mengikuti model 1 kompartemen terbuka dengan volume 11,2 L. waktu paro eliminasi antibiotik adalah 7,3 jam. Tentukan Fraksi dosis yang tersisa di dalam tubuh sebelum suntikan berikutnya, jumlah obat maksimum, & jumlah obat minimum dalam tubuh ! Kadar obat dalam darah pada jam ke-3 dan jam ke-5 setelah suntikan ke-3! Css maks., Css min., dan Css rata-rata! Nilai klirens obat pada pasien tersebut!