BAB XI KEPUTUSAN Pertemuan 11

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DASAR-DASAR LOGIKA PEMIKIRAN KRITIS
Advertisements

Membangun Penalaran sebagai Basis Penulisan Ilmiah
Oleh: Dedy Djamaluddin Malik (Kuliah ke-3)
Pertemuan IV - MAKNA Logika– Dewiyani.
Merupakan unsur kedua logika.
[SAP 8] SILOGISME KATEGORIS
PENALARAN deduktif – Silogisme kategoris
PERNYATAAN YANG SAMA Permasalahan
[SAP 6] KEPUTUSAN, PROPOSISI DAN KALIMAT
Filsafat Logika dalhar Shodiq
PENALARAN Pengertian Penalaran merupakan suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan dat atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan.
PROPOSISI PENGERTIAN Logika mempelajari cara bernalar benar dan tidak dapat dilaksanakan tanpa memiliki dahulu pengetahuan yang menjadi premisnya.
Topik XII : PENALARAN / PENYIMPULAN
Kata = konsep = pengertian
PEMBAHASAN KATA Hartanto, S.I.P, M.A..
BAB XII SILOGISME KATEGORIS Pertemuan 12
DASAR_DASAR LOGIKA / herwanparwiyanto
DASAR_DASAR LOGIKA / herwanparwiyanto
BAHAN 5 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
Pengantar Kuliah Bahasa Indonesia
Pengantar Kuliah Bahasa Indonesia
BAHAN 11 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER 1
DASAR_DASAR LOGIKA / 3 BAHAN TIGA DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER 1
PENYEDERHANAAN PROPOSISI
Topik IX : PROPOSISI 1. Pengertian
herwanparwiyanto / proposisi BAHAN 8 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
PERTEMUAN 4 PROPOSISI.
BAB VII. Kalimat Efektif Kompetensi dasar: Mahasiswa dapat menerapkan kalimat efektif dalam penulisan karangan ilmiah. Tujuan tulis-menulis atau karang-mengarang.
PROPOSISI Hartanto, S.I.P, M.A..
Silogisme Kategoris Dasar-Dasar Logika
herwanparwiyanto / proposisi BAHAN 8 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
PROPOSISI Setelah proses berpikir dilakukan maka selanjutnya akal membuat kesimpulan-kesimpulan yang membuahkan pernyataan. Pernyataan yang dihubungkan.
Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
Berpikir Dengan Pernyataan
II. Logika dan Bahasa Zainul Maarif, Lc., M.Hum..
DEDUKTIF Metode berpikir deduktif adalah metode penarikan kesimpulan dari masalah umum ke masalah khusus. Hukum deduktif bahwa segala yang dipandang benar.
PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF
V. Penalaran Langsung Zainul Maarif, Lc., M.Hum..
PENALARAN LANGSUNG PROPOSISI KATEGOTRIS
BAB II RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU Pertemuan 02
Semua artis adalah seksi. Jupe adalah seksi.
Pengertian Klasifikasi
Pengertian Klasifikasi
PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF
PENYEDERHANAAN PROPOSISI
Silogisme Silogisme Kategorik
Filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan
BAHAN 11 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER 1
BAB 4 PROPOSISI Yusuf Siswantara.
STRUKTUR BETON DI DALAM GESER DAN TORSI PERTEMUAN 08
Selamat Pagi.
Learning Outcomes Mahasiswa dapat menjelaskan definisi aljabar boole dan hukum-hukum aljabar boole,duality dan contoh pemakaian aljabar boole. Bina Nusantara.
6. Proposisi Kategoris Zainul Maarif, Lc., M.Hum..
DASAR-DASAR LOGIKA PEMIKIRAN KRITIS
DASAR_DASAR LOGIKA / 3 BAHAN TIGA DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER 1
Proposisi Kategoris Zainul Maarif, Lc., M.Hum..
BAHAN 5 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
Sillogisme Hipotetis Bab VIII Fakultas Psikologi
MODUL VIII Proposisi Deskripsi
Kata = konsep = pengertian
Penalaran Proposisi ( reasoning ): suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta/ evidensi yang diketahui menuju ke pada suatu kesimpulan. Proposisi.
II. Logika dan Bahasa Zainul Maarif, Lc., M.Hum..
M-04 Proposisi Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar salahnya. Proposisi adalah kalimat atau ungkapan yang terdiri.
PENYIMPULAN Kegiatan manusia yang bertitik tolak dari pengetahuan yang telah dimiliki bergerak ke pengetahuan baru. Pengetahuan yang telah dimiliki = titik.
Karina Jayanti,S.I.Kom.,M.Si
DASAR_DASAR LOGIKA / herwanparwiyanto
herwanparwiyanto / proposisi BAHAN 8 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
PENYEDERHANAAN PROPOSISI
BAHAN 11 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER 1
KELOMPOK 8 TATA KALIMAT BAHASA. TATA KALIMAT / SINTAKSIS Sintaksis adalah Pengaturan hubungan antara kata dengan kata, atau dengan satuan satuan yang.
Transcript presentasi:

BAB XI KEPUTUSAN Pertemuan 11 Matakuliah : L0022 – Filsafat Ilmu dan Logika Tahun : 2007 BAB XI KEPUTUSAN Pertemuan 11

Mahasiswa mampu menunjukkan cara membuat keputusan secara logis. Tujuan: Mahasiswa mampu menunjukkan cara membuat keputusan secara logis. Bina Nusantara

Pengertian Keputusan Dalam keputusan orang mengambil sikap terhadap kenyataan (memungkiri/mengakui sesuatu). Keputusan adalah perbuatan akal budi manusia dalam mengakui atau memungkiri kesatuan hubungan antara dua hal (subjek dan predikat). Contoh: Saya belajar (S=P), saya tidak belajar (S tidak sama dengan P). Keputusan itu satu-satunya ucapan yang benar atau tidak benar. Bina Nusantara

Unsur-Unsur Keputusan Ada 3 komponen keputusan: Subjek (sesuatu yang diberi keterangan) Predikat (yang menerangkan subjek) Kata Penghubung (pernyataan yang mengakui/memungkiri hubungan subjek dan predikat). Bina Nusantara

Beberapa catatan penting: Lazim dijabarkan menjadi keputusan dengan bentuk: S = P atau S P. Lazim Term subjek disebut juga subjek logis dan tidak harus selalu berarti subjek kalimat dalam tata bahasa. Untuk menemukan term predikat logis, perlu dicermati apa yang hendak diberitakan dalam satu kalimat. “Dialah yang mencuri buah apel itu”, yang mencuri buah apel itu (S) adalah dia. Bina Nusantara

Keputusan disebut negatif jika kata penghubungnya negatif Keputusan disebut negatif jika kata penghubungnya negatif. Contoh: “Orang yang tidak datang akan dihukum” atau “Orang yang tidak berlari akan terbakar”. Kata ’tidak datang’ dan ‘tidak berlari’ tidak mempengaruhi kata penghubung. Maka, kalimat ini positif/afirmatif dan bukan kalimat negatif. Bina Nusantara

Macam-Macam Keputusan Pengakuan dan Pemungkiran Keputusan Kategoris: P menerangkan S tanpa syarat. K.K. Tunggal: 1 S dan 1 P saja. K.K Majemuk: > dari 1 S dan 1 P Modalitas: tentu, niscaya, mungkin, tidak tentu, pasti, tidak mungkin dll. Bina Nusantara

K.H. Kondisional: jika…, maka…. K.H. Disyungtif: atau…atau… Keputusan Hipotetis: P menerangkan S dengan suatu syarat (namun tidak mutlak). K.H. Kondisional: jika…, maka…. K.H. Disyungtif: atau…atau… K.H. Konyungtif: tidak sekaligus…dan… Bina Nusantara

Keputusan Kategoris Tunggal dibagi jadi: Menurut materinya: K. Analitis: P menyebutkan sifat hakiki yang ada pada S (Ricy berbudi). K. Sintetis: P menyebutkan sifat tidak hakiki/tidak niscaya pada S, namun dapat dikaitkan dengan S. Ini biasa terjadi karena pengalaman (Rian itu pedagang roti). Bina Nusantara

Menurut bentuknya: K. Positif/afirmatif: P dipersatukan dengan S oleh kata penghubung, seluruh isi predikat diterapkan pada subjek (Kuda adalah binatang). K. Negatif: S dan P dinyatakan tidak sama, mungkin dalam 1 hal tertentu S dan P sama, namun beda dalam hal yang lain (Kuda bukan tikus). Bina Nusantara

Menurut luasnya: K. Universal: P menerangkan (mengakui atau memungkiri) seluruh luas S (semua orang dapat mati). K. Partikular: P menerangkan sebagian dari seluruh luas S (beberapa orang dapat mati). Catatan= keputusan universal beda dengan keputusan umum (Orang Batak pandai menyanyi) ini tidak berlaku untuk semua S, namun hanya orang tertentu saja. Bina Nusantara

Menurut bentuk dan luasnya (AEIO) A: positif-universal (singular). Contoh: Semua mahasiswa Binus Lulus E: negatif-universal (singular). Contoh: kera bukan tikus. I: Positif-partikular. Contoh: Beberapa rumah retak karena gempa bumi. O: negatif-partikular. Contoh beberapa orang tidak suka tertawa dll. Bina Nusantara

Luas Predikat: Dalam K. Afirmatif: seluruh isi P diterapkan pada isi S, seluruh luas S dimasukkan dalam luas P (Kuda adalah binatang). Dalam K. Negatif: isi P (tidak semua unsurnya) tidak diterapkan pada S, luas P tidak masuk dalam luas S (Kuda bukan tikus). Bina Nusantara

Hukum Luas Predikat: P adalah singular jika dengan tegas menunjuk 1 individu/barang/golongan tertentu (Dialah yang pertama-tama sampai ke gunung itu). Dalam Keputusan Afirmatif, predikat partikular (kecuali kalau ternyata singular). Ini juga berlaku untuk K. afirmatif partikular (Semua kuda adalah binatang). Dalam keputusan negatif, Predikat Universal (kecuali kalau singular), S dipisahkan dari P dan sebaliknya (Semua manusia bukan kuda, Beberapa manusia bukan kuda) Bina Nusantara