Hereditas Dan Lingkungan Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Individu Yoga Permana Wijaya
Hereditas Hereditas dapat di artikan sebagai pewarisan atau pemindahan Biologis karateristik individu dari Pihak orang tuanya. (Soemanto, 2006) Hereditas adalah suatu proses penurunan sifat-sifat atau benih dari generasi ke generasi lain, melalui plasma benih, bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan struktur tubuh (Witherington dalam Arifin, 1976) “Heredity of transmission of physical and physiological characteristics form to offspring through genes”. (Coon, 2005)
Prinsip Hereditas Prinsip stabilitas : hereditas , itu berproses dengan perantara sel-sel benih, dan tidak melalui sel-sel somatic atau sel-sel badan. Artinya bahwa ciri-ciri yang dipelajari natau diperoleh oleh orang tua , tidak akan ditentukan kapada anak. Prinsip konformitas: jenis menghasilkan jenis atau setiap golongan menurunkan golongannya. Sendiri. Anak termasuk kedalam golongan yang serupa dari golongan orang tuanya. Prinsip variasi: sel-sel benih mengandung determinan- determinan yang banyak jumlahnya , pada waktu penyerbukan ovum saling berkomunikasi dalam cara yang berbeda-beda untuk menghasilkan anak yang saling berbeda. Jadi prinsip variasi ini berlaku dalam batas-batas yang ditentukan oleh pola-pola rasial umum. Prinsip regresi filial: pada setiap sifat atau ciri manusia, anak memperlihatkan kecenderungan menuju keadaan rata-rata. Artinya , bahwa anak orang tua yang sangat cerdas biasanya condong untuk menjadi anak yang kurang cerdas dari pada orang yang tuanya, dan sebaliknya.
Peranan Hereditas Dalam Pertumbuhan & Perkembangan Bentuk tubuh & ciri-ciri fisik (rambut, warna kulit, warna mata dll.) Sifat-sifat (penyabar, pemarah, periang, pendiam dll) Intelegensi (mengingat, memahami, berbahasa dll) Bakat Penyakit (Diabetes Melitus, Ashma, Albino, Buta Warna, Down Syndrom, Hemofilia, Penyakit Huntington)
Lingkungan Lingkungan merupakan hal-hal yang mencakup segala materil dan stimuli di dalam (internal) dan di luar diri individu (eksternal) baik yang bersifat fisiologis, psikologis maupun yang bersifat sosial kultural. (Soemanto, 2006)
Lingkungan dalam pengertian luas Secara Fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi materil jasmaniah di dalam tubuh seperti nutrisi, hormon, sel-sel, jaringan, organ, sistem organ, pertumbuhan & perkembangan, dan kesehatan jasmani. Secara Psikologis , lingkungan mencakup segenap stimulasi yang di terima individu mulai sejak dalam kandungan, kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu misalnya barupa : sifat-sifat genes, interaksi genes, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi, dan kapasitas intelektual. Secara Sosio kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan, pengajaran, bimbingan dan penyuluhan adalah termasuk sebagai lingkungan ini.
Pengaruh Antara Hereditas Dan Lingkungan Terhadap Perkembangan Pribadi Manusia (1/4) Francis Galton seorang sarjana berkebangsaan Inggris yang bergerak dalam pengembangan psikologi, mempunyai keyakinan bahwa sifat jenius adalah sifat yang di wariskan. Berdasarkan keyakinan itu, ia meneliti silsilah-silsilah (genealogy) dari beribu-ribu orang secara cermat. Hasil penelitiannya membuktikan, bahwa sifat jenius itu di wariskan. Terdorong oleh penemuannya itu, Galton kemudian meneliti tentang hubungan antara Hereditas dan kemampuan seni, penelitian membuktikan, bahwa di antara anak-anak dari 30 keluarga seniman, 64% adalah seniman. Di lain pihak, dari anak-anak yang berasal dari 150 keluarga non seniman ternyata 21 % mempunyai kemampuan seni. Dengan kenyataan ini Galton menarik kesimpulan, bahwa pengaruh hereditas tehadap perkembangan kemampuan seseorang adalah lebih besar daripada pengaruh lingkungan.
Pengaruh Antara Hereditas Dan Lingkungan Terhadap Perkembangan Pribadi Manusia (2/4) Windrop N. Kellogg menyelidiki kapasitas Prestasi kemanusiaan pada anak Simpanse yang berumur 7,5 bulan dengan kapasitas prestasi kemanusiaan anak umur 10 bulan. Setelah diadakan penelitian tentang anak simpanse dan anak manusia yang berumur 10 bulan tersebut, kemudian ia menyimpulkan bahwa pertumbuhan kapasitas mental lebih banyak di pengaruhi oleh Hereditas.
Pengaruh Antara Hereditas Dan Lingkungan Terhadap Perkembangan Pribadi Manusia (3/4) Ekperimen pertama kali tentang perbedaan perkembangan anak kembar diadakan oleh Edward L. Thorndike pada tahun 1905. Terdorong oleh adanya penemuan tentang pengaruh Hereditas terhadap perkembangan manusia, ia mengadakan tes terhadap 50 pasang anak kembar mengenai hitungan, perbendaharaan kata dan lain-lain. Dalam waktu yang bersamaan dengan bahan tes yang sama pula ia pun mengadakan tes terhadap anak-anak dengan saudaranya yg tidak kembar (siblings). Hasilnya menunjukan bahwa variasi skor tes anak -anak siblings lebih banyak daripada variasi skor tes anak-anak kembar : pada anak-anak kembar terdapat kesamaan skor 2 sampai 3 kali lipat dari skor-skor anak siblings. Ini berarti bahwa lingkungan dari kedua kelompok anak itu sama, namun ternyata Hereditas sangat menentukan pertumbuhan kemampuan anak.
Pengaruh Antara Hereditas Dan Lingkungan Terhadap Perkembangan Pribadi Manusia (4/4) Meskipun demikian dari penelitian Shields terhadap 12 pasang anak kembar dengan asal lingkungan yang berbeda, ternyata memberikan hasil yang berbeda. Lingkungan yang berbeda ternyata mempengaruhi perbedaan perkembangan pada anak-anak kembar. Lingkungan yang pahit dan kejam pada umumnya mengakibatkan kecemasan, depresi serta kecenderungan sakit saraf pada anak-anak kembar. Mereka yang memperoleh lingkungan yang jelek biasanya mengidap penyakit mental, sedangkan mereka yang memperoleh lingkungan yang baik pada umumnya memiliki kesehatan mental yang baik pula.
3 Pandangan Aliran Aliran Empirisme, Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke. Aliran Nativisme, Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak lahir. Aliran Konvergensi, Aliran Konvergensi dipelopori oleh William Stern, ia berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik, maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.
Kesimpulan Hereditas menetapkan batas perkembangan yang dapat dilakukan oleh lingkungan. Bagaimanapun juga besarnya dampak stimulus lingkungan yang diterima oleh organisme namun perkembangan organisme yang bersangkutan tidak dapat melampaui batas yang telah ditetapkan oleh faktor keturunan. Sebagai contoh, bagaimanapun usaha mendidik seekor monyet, ia tidak akan pernah dapat menyamai manusia. Lingkungan dapat memodifikasi efek hereditas. Suatu lingkungan yang buruk dapat saja mengubah warisan sifat seseorang yang baik semata-mata karena ia berada dalam asuhan lingkungan tersebut. Tidak ada satupun karakteristik atau perilaku yang tidak ditentukan bersama oleh faktor lingkungan dan faktor keturunan. Lingkungan dan keturunan berinteraksi dalam mempengaruhi perilaku. Dengan kata lain, hereditas menentukan apa yang dapat dilakukan oleh individu sedangkan lingkungan menentukan apa yang akan dilakukan oleh individu. Faktor lingkungan tampak kurang berperan dalam membentuk karakteristik fisik. Tapi cenderung lebih berperan dalam membentuk karakteristik dan kepribadian.
Pertanyaan
Referensi Soemanto, Wasti (2006). Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arifin, M. (1976). Psikologi Dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia. Jakarta: PT. Bulan Bintang. Coon, Dennis (2005). Psychology: A Modular Approach to Mind and Behavior. Wadsworth Publishing Mustaqim, Abdul Wahib ( 2003). Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta