QC (QUALITY CONTROL) KONTROL KUALITAS KIMIA KLINIK LABORATORIUM KLINIK

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Advertisements


DODGE-ROMIG PLANS REVISITED SHYAMAPRASAD MUKHERJEE 2009.
1 SEMUA RESEARCH DILIBATKAN DLM PERLAWANAN TERHADAP ERROR Sampling error Error karena nonresponse Error dlm prosesing dan statistical analisis Kesalahan.
SAMPLING VARIABEL.
Kelompok 2 Alfrince Sonifati Hulu ( ) Arrazy Ridha Maulana ( ) Iffah Alfiana ( ) Isna Muflichatul Fadhilah ( )
Teori Kesalahan dalam Kimia Analitik
Distribusi Probabilitas
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan Sampel Lapangan
PENGERTIAN DASAR Prof.Dr. Kusriningrum
Within & Between subject design
PENAKSIRAN (ESTIMASI)
Statistika Inferensi : Estimasi Titik & Estimasi Interval
ESTIMASI.
SISTEM MUTU LABORATORIUM SESUAI ISO/IEC : 2005.
Rentang Kepercayaan (Confidence Interval)
Abdul Rohman Farmasi UGM
JAMINAN MUTU HASIL PENGUJIAN DAN KALIBRASI
PENDUGAAN PARAMETER Luh Putu Suciati 29 Maret 2015.
TEKNIK PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
PARAMETER ALAT UKUR Program Keahlian : Teknik Ketenagalistrikan
VALIDASI METODE ANALISA
VIII. UJI HIPOTESIS Pernyataan Salah Benar Ada 2 Hipotesis
Statistika Inferensi : Estimasi Titik & Estimasi Interval
Pengujian Hipotesis Hipotesis: Hupo (sementara/lemah kebenarannya) dan Thesis (pernyataan/teori) “Pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya” Hipotesis:
TEKNIK ANALISIS DATA.
PENGUJIAN HIPOTESIS.
VI. ESTIMASI PARAMETER Estimasi Parameter : Metode statistika yang berfungsi untuk mengestimasi/menduga/memperkirakan nilai karakteristik dari populasi.
TEMU X SAMPLING: A REVIEW.
Statistika Inferensi : Estimasi Titik & Estimasi Interval
PENGOLAHAN dan analisis DATA
MANAJEMEN OPERASIONAL 2
UJI HIPOTESIS (2).
1 SUHU & TEMPERATUR Suhu 1. Termometer
TERMOMETER GELAS.
Jenis Galat Berdasarkan Sebab
Angka Penting.
Anom Yudistira, Acceptance Sampling Anom Yudistira, .
METODE PENELITIAN KUANTITATIF (13) FIKOM UNIVERSITAS BUDILUHUR.
Perancangan Percobaan (Rancob)
PENGUKURAN dan KESALAHAN
ESTIMASI dan HIPOTESIS
Pengendalian Risiko Amalia Ilmiani.
? 1. Konsep Statistika STATISTIKA : Kegiatan untuk : mengumpulkan data
Distribusi Sampling.
Peta X dan R Peta kendal X :
CARA PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL YANG BAIK (CPOTB)
METODE PENELITIAN.
STATISTIKA Materi : Pengantar Statistika deskriptif
PENGORGANISASIAN Program Studi Sistem Informasi
MEMBANGUN MODEL SIMULASI YANG VALID DAN KREDIBEL
EDY SUWANDI, SKM, M.KL yahoo.co.id
PH METER : PROSEDUR KALIBRASI PEMELIHARAAN TROUBLE SHOOTING
PENGUKURAN.
PENDAHULUAN.
Pokok Bahasan : Review Regresi Linier Sederhana dan Berganda
Instrumentasi dan Pengukuran
PENDUGAAN PARAMETER.
Pemeriksaan Kimia Klinik pada Darah
PENGORGANISASIAN Program Studi Manajemen Informatika
PENGUKURAN dan KESALAHAN
Sosialisasi Pemantapan Mutu Eksternal Woro Umi Ratih Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta 2018.
Evaluasi Data Analisis
Distribusi Sampling.
Pertemuan ke 9.
Statistika Inferensi : Estimasi Titik & Estimasi Interval
UJI DIAGNOSTIK.
Reference interval Rosa Dwi Wahyuni 4/17/2019.
DISTRIBUSI SAMPLING Jaka Wijaya Kusuma M.Pd.
Transcript presentasi:

QC (QUALITY CONTROL) KONTROL KUALITAS KIMIA KLINIK LABORATORIUM KLINIK dr. Eugeny Alia HB, SpPK Matret 2015 PATELKI BUKITTINGGI

QC – KONTROL KUALITAS KIMIA KLINIK. Suatu sistem yg didisain untuk QC – KONTROL KUALITAS KIMIA KLINIK Suatu sistem yg didisain untuk meningkatkan probabilitas hasil yang dilaporkan adalah – valid dan dapat digunakan oleh klinisi dgn confidence (percaya) u/ memutuskan diagnostik / terapi. DIDASARI ATAS EVALUASI STATISTIK

3 BENTUK KESALAHAN : 1. KESALAHAN KASAR 2. KESALAHAN ACAK 3. KESALAHAN SISTEMATIK 1. KESALAHAN KASAR : KESALAHAN TATA USAHA, KEKELIRUAN PADA PENANGANAN SAMPEL, PIPETASI, REAGENSIA, PANJANG GELOMBANG DLL HASIL YG DIUKUR BIASANYA TIDAK MASUK AKAL (KONSENTRASI GLUKOSA NEGATIF) KEKELIRUAN DAPAT FATAL DAPAT DIHINDARI DENGAN SISTEM ORGANISASI LAB YG BAIK DAN TERATUR

3 BENTUK KESALAHAN : 2. KESALAHAN ACAK: MENGUKUR KONSENTRASI SUATU ZAT BERKALI – KALI , HASIL TIDAK PERNAH SAMA – ADA DEVIASI. TIDAK DAPAT DIHINDARI TAPI DAPAT DIPERKECIL/ DIBATASI PADA SUATU ANGKA MINIMUM – MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN DENGAN CERMAT DAN TELITI, GUNAKAN REAGENSIA DAN ALAT YG BERKUALITAS TINGGI. 3. KESALAHAN SISTEMATIK: KESALAHAN YG TERJADI AKIBAT PIPET YG KURANG AKURAT, PENYIMPANGAN SUHU PENGUKURAN (ENZIM), REAGENSIA YG SDH RUSAK DAN FOTOMETER YG TIDAK AKURAT.

KETELITIAN DAN KETEPATAN: KETELITIAN: DIPENGARUHI KESALAHAN ACAK YG TAK DAPAT DIHINDARI  PERLU REAGENSIA DAN PERALATAN YG BERKUALITAS TINGGI, PELAKSANAAN PEMERIKSAAN YG CERMAT OLEH PETUGAS YG TERAMPIL DAN TERLATIH. PEMIPETAN YG TEPAT TERUTAMA TEKNIK SEMI- MIKRO DAN MIKRO, APABILA PIPET TIDAK SESUAI DAN TIDAK AKURAT MAKA MUDAH TIMBUL PENYIMPANGAN YG RELATIF BESAR.

KETELITIAN: KEKUATAN SINYAL UKUR SANGAT BERPEGARUH TERHADAP KETELITIAN. PERBEDAAN 0,001  0,002 Å DAPAT MENIMBULKAN DEVIASI SEBESAR 10-20%. HAL INI TERJADI KARENA FOTOMETER TIDAK STABIL AKIBAT TEGANGAN LISTRIK YG TIDAK STABIL ATAU PENGARUH SAMPEL. BENTUK KETELITIAN KIMIA KLINIK: KETELITIAN DALAM SERI KETELITIAN DARI SERI KE SERI KETELITIAN DARI HARI KE HARI KETELITIAN ANTAR LABORATORIUM.

KETELITIAN DALAM SERI – TERBAIK K/ KONDISI PEMERIKSAAN YG SAMA U/ SATU SERI. KESALAHAN B/ SERUPA & KECIL DGN PENGARUH YG SAMA THD SETIAP HASIL PENGUKURAN. KETELITIAN TERENDAH APBL SAMPEL YG SAMA DIPERIKSA BBRP KALI DI LABORATORIUM YG BERBEDA DGN FAKTOR FAKTOR DEVIASI SISTEMATIK LAIN DISAMPING PENYIMPANGAN BIASA AKIBAT KESALAHAN ACAK. KESALAHAN SETIAP LANGKAH PROSEDUR SALING MENAMBAH (ADITIF) MENJADI KESALAHAN TOTAL. KESALAHAN PENGAMBILAN SAMPEL + PIPETASI + FOTOMETER  KESALAHAN TOTAL ANALISIS.

KETIDAKTELITIAN (IMPRECISION) IMPRESISI SCR KUANTITATIF  STANDAR DEVIASI (SD ASOLUT) COEFFISIEN OF VARIATION (CV = SD RELATIF %).

KETEPATAN (ACCURACY) KETEPATAN ANALISIS TERGANTUNG KESALAHAN SISTEMATIK DALAM KESELURUHAN THP ANALISIS. BATASI KESALAHAN SISTEMATIK : KALIBRASI PIPET SCR TEPAT, KETEPATAN SUHU, FOTOMETER DIKONTROL SCR KONTINU, PELAKSANAAN PEMERIKSAAN CERMAT.

PELAKSANAAN ANALISIS AKURASI: SERUM KONTROL KETEPATAN (ASSAYED CONTROL SERA) MENGUKUR SUATU SERUM KONTROL KETEPATAN YG SDH ADA NILAI TARGET / NILAI RUJUKAN (ACTUAL VALUE). NILAI RUJUKAN DIPEROLEH DR HASIL UJI BBRP LABORATORIUM YG DIIKUTSERTAKAN.

Bagaimana cara melakukan QC - Bagaimana cara menilai Bagaimana cara melakukan QC - Bagaimana cara menilai cairan kontrol yang digunakan - Apakah kita sudah bisa mulai bekerja dengan alat untuk memulai pemeriksaan sampel

1. LIHAT NO LOT PADA REAGEN YANG HARUS SAMA 1. LIHAT NO LOT PADA REAGEN YANG HARUS SAMA DENGAN LOT KERTAS NILAI HASIL YANG DIBERIKAN PABRIK 2. LIHAT KAPAN KADALUARSA 3. AQUA BIDEST DIAMBIL DENGAN PIPET GONDOK CAMPUR TANPA TERBENTUK BUSA 4. BAGI BAGI PADA CUP SAMPEL KECIL DAN BEKUKAN, AMBIL SATU TIAP HARI.

DASAR STATISTIK QC WESTGARD RULES 1 3S - TOLAK out of control 1 2S - PERINGATAN (1x 2SD masih boleh kerja) 2 2S - TOLAK (2x di 2SD) R 4S- TOLAK (jarak 4 SD) 4 1S - TOLAK (4 x dalam satu SD) 10X - TOLAK (10 x dibawah / diatas garis mean terus menerus)

STATISTIK KONTROL KUALITAS NILAI RERATA (mean) GLUKOSA (75+ 101) ÷ 2 = 88 RENTANG 75 – 101 UNTUK 6 SD STANDAR DEVIASI (SD)  (101 - 75) ÷ 6 = 4,3 SETELAH MENDAPAT NILAI MEAN DAN SD, BUAT GRAFIK PARAMETER : GLUKOSA METODE : GOD PAP NO LOT : 1305901 MEAN : 88 RANGE : 75-101 SD : 4,3

3SD 101 2SD 96,7 1SD 92,4 MEAN 88 1SD 83,8 2SD 79,5 3SD 75 +4,3 + 4,3 -4,3 -4,3

+3S +2S +1S Mean -1S -2S -3S RUN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Westgard Rules: 1x 3SD – TOLAK k/ diluar kontrol akibat kesalahan acak /sistematik. lakukan cek apa yg salah, ulang lagi kontrol 13S

+3S 107,5 +2S 101,5 +1S 94,5 M 88 -1S 81,5 -2S 75,0 -3S 68,5 RUN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Westgard Rules – 1x 2SD - PERINGATAN boleh bekerja

+3S +2S +1S M -1S -2S -3S RUN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (across) Westgard Rules – 2x 2SD – TOLAK pada hari selanjutnya masih di 2 SD kesalahan sistematik 22S

+3S +2S +1S M -1S -2S -3S RUN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (within) Westgard Rules – TOLAK - 2x 2SD pada hari yang sama dengan 2 reangen kontrol normal dan high / low keduanya pada 2SD, kesalahan sistematik 22S

+3S +2S +1S M -1S -2S -3S RUN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Westgard Rules – R4s – TOLAK , jarak 2 kontrol sampai 4 SD, baik pada 2 hari yg berbeda dgn 1 kontrol, atau dengan 2 kontrol yg berbeda dalam 1 hari yg sama. Ada kesalahan acak R4S

+3S +2S +1S M -1S -2S -3S RUN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (within) Westgard Rules: 41S – TOLAK, penolakan pada kontrol yg ke terakhir , sbg yg ke 4 tetap berada dalam kolom 1SD, kesalahan sistematik, maintenens alat, kalibrasi 41S

+3S +2S +1S M -1S -2S -3S RUN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (across) Westgard Rule – TOLAK – 2 kontrol terakhir berada dalam 1 kolom shg 4 kontrol berada 1 SD kesalahan sistematik, 41S

+3S +2S +1S M -1S -2S -3S RUN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (within) Westgard Rules – 10x kontrol tetap berada dibawah atau diatas mean – TOLAK, kontrol yg ke sepuluh . 10x

+3S +2S +1S M -1S -2S -3S RUN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (across) Westgard Rules: 10 x dikolom yg sama (9 &10) TOLAK. Kesalahan sitematik. Perlu maintenens alat atau kalibrasi. 10x

ATURAN KONTROL WESTGARD RULES: DAPAT MENDETEKSI GANNGUAN KETELITIAN (KESALAHAN ACAK) ATAU GANGGUAN KETEPATAN (KESALAHAN SISTEMATIK). DETEKSI KESALAHAN ACAK: 13S, R4S DETEKSI KESALAHAN SISTEMATIK : 22S, 41S, 10X, 13S SEBAIKNYA PALING SEDIKIT MENGGUNAKAN 2 BAHAN KONTROL (N DGN RENDAH/ N DGN TINGGI/ RENDAH DGN TINGGI) KEBIASAAN BURUK : MENGULANG KONTROL, MENCOBA KONTROL BARU SEBAIKNYA: INSPEKSI GRAFIK KONTROL U/ MENENTUKAN JENIS KESALAHAN. MELIHAT HUB ANTR JENIS KESALAHAN DGN KEMUNGKINAN PENYEBAB. MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR PD SISTEM ANALITIS. HUBUNGAN PENYEBAB DGN PERUBAHAN YG TERJADI. VERIFIKASI TINDAKAN PENYELESAIAN DAN DOKUMENTASI.

7. AMATI SUMBER KESALAHAN YG PLG MUDAH TERLIHAT: 7. AMATI SUMBER KESALAHAN YG PLG MUDAH TERLIHAT: PERHITUNGAN, PIPET, PROBE TERSUMBAT 8. ULANGI PEM SERUM KONTROL. SERING KESALAHAN DISEBABKAN PENCEMARAN TABUNG REAKSI, CUP SAMPEL, KONTROL TIDAK HOMOGEN DLL. 9. APBL HSL PENGULANGAN MASIH BURUK PAKAI SERUM KONTROL BARU. MUNGKIN SERUM LAMA SDH TIDAK HOMOGEN, MENGUAP K/ LAMA TERBUKA. 10. APBL TDK ADA PERBAIKAN AMATI ALAT YG DIGUNAKAN APAKAH PEMELIHARAAN ALAT TELAH DILAKUKAN, SUHU?, 11. GUNAKAN SERUM KONTROL YG DIKETAHUI NILAINYA, APBL HSL PEM MENUNJUKKAN PERBAIKAN BERARTI ADA KERUSAKAN SERUM KONTROL. 12. APBL ADA KERAGUAN PAKAI SERUM KONTROL KEDUA YANG MEMILIKI NILAI BERBEDA, STANDAR BARU, GANTI REAGEN, AMATI THP PEMERIKSAAN.

+3S +2S +1S M -1S -2S -3S RUN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Terima kasih