Pengendalian pertumbuhan mikroba
Bagaimana mengendalikan mikroba dilaboratorium, rumah, industri dan rumah sakit? Dibunuh, dihambat pertumbuhannya atau dihilangkan Apakah semua jenis mikroba atau hanya jenis tertentu saja?
Berbagai macam agensia fisik maupun kimia yang dapat digunakan Antimikroba : agensia yang dapat membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroba (secara umum) Agensia lebih spesifik : Antibakteri Anti jamur Agensia yang dapat membunuh bakteri : bakterisidal Agensia yang dapat menghambat pertumbuhannya : bakteriostatik
Sebelum mengaplikasikan agensia antimikroba harus mengetahui dasar-dasar pengendalian mikroba: Pola kematian dan populasi mikroba Kondisi yang mempengaruhi efektivitas agensia antimikroba Cara sel mikroba dirusak
Beberapa faktor yang dapt mempengaruhi aktifitas antimikroba ketika diaplikasikan : Jumlah populasi miroba Intensitas dan konsentrasi agensia antimikroba Waktu kontak Suhu kontak Karakteristik material yang terkandung Karakteristik mikrobanya
Agensia antimikroba dapat menghambat/membunuh dengan berbagai cara Dengan mengetahui cara kerja agensia dapat membantu memperkirakan dan memberikan hasil yang efektif
Mekanisme kerja agensia berhubungan dengan struktur utama sel mikroba : Membran sitoplasma menjaga integritas komponen seluler yang terkandung Mengendalikan aliran senyawa dari dan ke dalam sel Menjaga enzim-enzim yang terlibat dalam metabolisme sel Kerusakan pada membran sel atau dinding sel dapat menyebabkan kematian sel
Pengendalian dengan agensia fisik Suhu tinggi Suhu rendah Radiasi Filtrasi desikasi
Suhu tinggi Penggunaan suhu tinggi cara yang paling efektif Dapat dilakukan dengan cara : Pemanasan basah Pemanasan kering Pemanasan basah : menyebabkan denaturasi dan koagulasi protein penting seperti enzim Pemenasan kering : oksidasi komponen organik sel
Menggunakan uap (steam) dan air mendidih Pemanasan basah Menggunakan uap (steam) dan air mendidih Penggunaan steam bertekanan cara yang paling banyak digunakan Steam bertekanan : memberikan suhu yang lebih tinggi Pemanasannya cepat Penetrasinya lebih besar Dilaboratorium steam bertekanan yang digunakan untuk sterilisasi autoclave suhu 121oC dan tekanan 15 lb/in2
Pemanasan basah (lanjutan) : Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi pada suhu tersebut tergantung pada bahan Bahan yang kental dan padat perlu waktu penetrasi panas lebih lama dibanding bahan cairan Air yang dididihkan dengan 100oC dapat membunuh sel vegetatif Ada beberapa bakteri endospora dapat bertahan pada suhu 100oC lebih dari 1 jam Sterilisasi dapat membunuh mikroba tetapi memberikan efek yang kurang baik pada makanan Penggunaan suhu tinggi sering dihindari dalam industri pangan bila tidak penting Dapat mempengaruhi : Rasa Kenampakan Nilai gizi
Pemanasan kering Udara panas yang cukup tinggi Tidak seefektif pemanasan basah Memerlukan suhu yang lebih tinggi dan waktu yang lebih lama Sterilisasi alat gelas, cawan dalam oven selama 2 jam pada suhu 180oC Destruksi mikroba juga sering dilakukan :memijarkan jarum ose
Penggunaan suhu rendah Mengawetkan makanan dengan pembekuan Penggunaan suhu rendah hanya dapat menghambat pertumbuhan mikroba Suhu dibawah nol tidak membunuh mikroba, bahkan dapat mengawetkan Hal ini biasa digunakan untuk mengawetkan kultur mikroba
Radiasi Energi dalam bentuk elektromagnetik Radiasi energi tinggi termasuk sinar X, sinar gamma dan sinar ultraviolet Penggunaannya terbatas
Filtrasi Bukan agensia fisik tetapi merupakan proses fisik Filter digunakan di laboratorium dan industri untuk mensterilkan material yang tidak dapat disterilisasi dengan autoklave Contoh: Vitamin yang tidak tahan panas Mikroba dapat dihilangkan dari udara menggunakan filter HEPA (High Efficiency Particulate Air)
Desikasi Menghentikan aktivitas metabolik dan diikuti penurunan total sel yang hidup Contohnya liofilisasi digunakan untuk pengawetan kultur Proses liofilisasi : mikroba dikeringkan dengan cepat pada suhu beku dan ditutup dalam wadah vakum Kondisi tersebut : mikroba tetap hidup selama beberapa tahun
Pengendalian dengan agensia kimia Senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba Agensia tersebut dijual bebas dipasaran dengan tujuan yang bervariasi Tidak ada satu pun bahan kimia yang terbaik/ideal untuk penggunaan dan semua tujuan
Desinfektan : bahan kimia yang dapat membunuh bentuk-bentuk pertumbuhan dari m.o penyebab penyakit Antiseptik : senyawa yang mencegah pertumbuhan atau kerja dari m.o dengan cara menghancurkannya atau menghambat pertumbuhannya
Pertimbangan dalam penggunaan desinfektan dan antiseptik : Toksisitas terhadap m.o : kemampuan senyawa untuk membunuh m.o Kelarutan : harus larut dalam air agar penggunaannya efektif Stabilitas : tidak ada perubahan selama penyimpanan Tidak beracun terhadap manusia dan hewan Homogenitas : komposisi senyawa aktif dengan pelarut
Kemampuananya untuk mencegah kombinasi dengan bahan organik Toksisitas terhadap m.o pada suhu kamar Kemampuan berpenetrasi Tidak korosif dan tidak menimbulkan bau Kemampuan menghilangkan bau Kemampuan sebagai detergen ketersediaan
Jenis-jenis desinfektan yang dikenal : Senyawa-senyawa fenol dan fenolik Alkohol Halogen Detergen Senyawa amonium kuartener Asam dan alkali Yang paling banyak digunakan dalam industri pangan : Klorin Yodofor senyawa amonium kuartener
Evaluasi potensi antimikroba disinfektan dan antiseptik Tube-dilution Technique Agar-Plate Technique Phenol-Coefficent Technique
Tube-dilution Technique Agensia kimia dibuat beberapa seri pengenceran dalam tabung reaksi Ditambahkan suspensi mikroba yang akan diuji Pada I nterval waktu tertentu diambil 1 ose dan dipindahkan ke NB steril Diinkubasi 24-28 jam pada suhu kamar Diuji pertumbuhannya dengan melihat kekeruhannya Jika broth jernih : agensia kimia telah membunuh mikroba yang akan diuji
Agar-Plate Technique NA dalam cawan petri diinokulasi dengan mikroba yang diuji Agensia kimia ditempatkan ditengah-tengah cawan petri Agensia kimia, aqbsorbent paper disk dapat ditempatkan pada medium agar Diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu ruang Diamati zona penghambatannya disekitar agensia kimia
Phenol-Coefficent Technique Cara ini membandingkan kemampuan membunuh mikroba antara disifektan yang diuji degan phenol Koefisien phenol merupakan daya bunuh disinfektan dibandingkan dengan phenol Cara ini digunakan secara ekstensif untuk menguji disinfektan, menggunakan mikroba Salmonella typhi atau Staphylococcus aureus