Drs. H. Sidharta Adyatma, M.Si BATUAN BEKU Dosen Pembimbing : Dr. Deasy Arisanty, M.Sc Drs. H. Sidharta Adyatma, M.Si Disusun oleh : Hisyam Arazi A1A513081 Nurul Maulida A1A513047
ROCK CYCLE
Batuan Beku 4.1 Pembagian Genetik Batuan Beku Batuan beku atau Igneos Rocks adalah jenis batuan yang terbentuk dari proses pembekuan magma dalam perjalanannya menuju permukaan bumi baik pembekuannya didalam (intrusi) karena magma belum mencapai permukaan bumi atau pembekuannya diluar (ekstrusi) karena magma sudah mengalir di permukaan bumi atau disebut juga Lava. Ciri khas batuan beku adalah kenampakannya yang kristalin, yaitu kenampakan suatu massa dari unit-unit Kristal yang saling mengisi kecuali gelas yang bersifat non kristalin.
4.1.1 Batuan Ekstrusi Batuan ekstrusi merupakan batuan beku yang terbentuk dari pembekuan magma di permukaan bumi. Batuan ini terdiri dari mineral-mineral yang dikeluarkan ke permukaan bumi baik yang di daratan maupun yang ada di permukaan laut. Gambar 1: lava yang membentuk batuan ekstrusif.
Mineral-mineral ini mengalami proses pendinginan yang sangat cepat akibat dari perbedaan suhu yang cukup tinggi antara suhu awal dan suhu permukaan bumi. Mineral-mineral ini dapat berupa debu atau cairan kental dan panas yang disebut lava. 2 tipe lava yang biasanya membentuk batuan ekstrusi adalah : Lava basaltik, atau lava yang bersifat basa dengan ciri kandungan silika yang rendah dan viskositasnya juga relatif rendah. Lava basaltik ini muncul di permukaan bumi melalui celah yang berhubungan langsung dengan bagian dalam bumi dan setelah mencapai permukaan, lava ini akan mengalir, menyebar ke segala arah karena sifatnya yang sangat cair.contoh: pada Mauna Loa, gunung api di Iceland yang bertipe basaltic magma Lava asam. Lava jenis ini memiliki viskositas dan kandungan silika yang tinggi dan apabila mencapai permukaan akan menjadi suatu aliran sepanjang lembah
Lava basaltik Lava asam.
Tekstur Batuan Ekstrusif Tekstur dalam batuan beku ekstrusif merupakan suatu kenampakan yang lebih memperlihatkan hubungan antara massa mineral dan massa gelas yang membentuk batuan ekstrusif ini. Karena proses pendinginan yang cepat, mineral-mineral yang terdapat dalam batuan ekstrusif ini tidak sempat mengalami pengkristalan sempurna, sehingga mineral yang terbentuk berukuran sangat kecil atau bahkan tidak sempat mengkristal dan hanya membentuk gelas-gelas vulkanik. Afanitik : Semua butir mineral sangat halus, tidak dapat dikenali dengan mata telanjang Glassy : Batuan tersusun seluruhnya oleh gelas vulkanik (holohyalin) dikarenakan tidak sempatnya mineral mengkristal yang disebabkan penurunan suhu yang cepat.
Struktur Batuan Ekstrusif Masif / padat Dalam batuan beku tidak terdapat lubang-lubang. Vesicular Jika pada batuan beku terdapat lubang lubang yangsejajar yang terbentuk akibat keluarnya gas-gas pada saat proses pembekuan Scoriaceous Jika pada batuan beku terdapat lubang-lubang yang tidak teratur Masif Vesicular Scoriaceous
Amygdaloidal Jika pada batuan beku terdapat lubang lubang yang kemudian terisi oleh mineral mineral sekunder atau yang biasa disebut dengan Amygdule. Flow-structure Jika pada batuan beku telihat adanya kesejajaran mineral mineral yang menunjukkan srtuktur aliran. Pumoceous Apabila dalam suatu batuan beku terdapat lubang-lubang halus dan banyak serta berbentuk silinder maka batuan tersebut dapat dikatakan memiliki struktur pumiceous. Amygdaloidal Flow-structure
4.1.2 Batuan Intrusi Batuan beku intrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
Konkordan Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu : Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan disekitarnya. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer.
Diskordan Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu: Dyke, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil
struktur batuan beku intrusif
4.2 PEMBAGIAN BATUAN BEKU BERDASARKAN SENYAWA KIMIANYA Batuan beku disusun oloeh senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral dan mineral penyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi batuan beku dari kimianya adalah senyawa oksidanya, seperti SiO2, TiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5. Dari persentase setiap senyawa kimia dapat mencerminkan jenis batuan beku itu dan dapat pula mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan mineral. Analisa kimia batuan dapat dipergunakan sebagai dasar untuk penentuan jenis magma asal, pendugaan temperature pembentukan magma, kedalaman magma asal dan banyak lagi kegunaan yang lainnya. Dalam analisa kimia batuan beku, diasumsikan bahwa batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang sama dengan magma sebagai pembentuknya. Batuan beku yang telah mengalami pelapukan ataupun ubahan akan mempunyai komposisi yang berbeda.
Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi identik dengan batuan intrusinya, asalkan masih dalam satu kelompok. Hal ini hanya berbeda tempat terbentuknya saja, sehingga menimbulkan pula perbedaan di dalam besar butir dari setiap jenis mineral.
Klasifikasi batuan beku berdasarkan komposisi kimianya telah banyak dilakukan oleh para ahli dari yang paling sederhana sampai yang agak rumit dan terbaru, seperti berdasarkan CIPW NORMATIF. Dimana dalam metode tersebut dihitung nilai normative dari senyawa oksidanya lalu kembalikan kepada mineral asal pembentuk batuan tersebut. Pembagian batuan beku berdasarkan kandungan silika
4.3 Pembagian Mineralogi Batuan Beku Salah satu kelemahan dari pembagian secara kimia adalah analisa yang sulit dan memakan waktu lama. Karena itu sebagian besar klasifikasi batuan beku menggunakan dasar komposisi mineral pembentuknya. Sebenarnya analisa kimia dan mineralogi berhubungan erat, seperti yang ditunjukkan pada daftar nilai kesetaraan SiO2 (%) dalam mineral berikut : Felsic minerals : quartz, 100 : alkali feldspars, 64-66; oligoclase, 62; andesin, 59-60; labradorite, 52-53; dll. Mafic minerals : hornblende, 42-50; biotite, 35-38; augite, 47-51; magnesium & diopsidic piroxene; dll. Dengan melihat komposisi mineral dan teksturnya, dapat diketahui jenis magma asal, tempat pembentukan, pendugaan temperatur pembentukan dl
4.4 Struktur Batuan Beku Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian yang berbeda. Struktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala besar, sperti lava bantal yang terbentuk dalam lingkungan air (laut), lava bongkah, struktur aliran dan lainya. 4.4.1. Struktur Bantal Struktur yang terbentuk pada suatu tubuh lava dan biasa disebut struktur lava bantal (pillow lava) dan dicirikan dengan kenampakan seprti kubah-kubah yang saling bersusun dan tumpah tindih. Di mana ukuranya antara 30-60 cm. Struktur Bantal
4.4.2. Struktur Vesikuler Struktur yang terjadi akibat gas-gas yang keluar dan terlarut di dalam magma, Karena tekanan disekitarnya menurun. 4.4.3. Struktur Aliran Adalah struktur yang terjadi akibat ketidakhomogenan antara komposisi, kadar gas, kekentalan, dan derajat kristalisasi, dan berupa garis-garis yang sejajar. Struktur Vesikuler Struktur Aliran
Struktur Kekar Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum dicirikan oleh: a) Pemotongan bidang perlapisan batuan b) Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb c) Kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut.
Kekar tarikan (Tensional joint) Shear Joint Retakan/rekahan yang membentuk pola saling berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama. Kekar jenis shear joint umumnya bersifat tertutup. Ciri-ciri di lapangan : 1)Biasanya bidangnya licin. 2)Memotong seluruh batuan. 3)Memotong komponen batuan. 4)Biasanya ada gores garis. 5)Adanya joint set berpola belah ketupat. Kekar tarikan (Tensional joint) Tension Joint adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan arah gaya utama, Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka. Ciri-ciri dilapangan : 1)Bidang kekar tidak rata. 2)Selalu terbuka. 3)Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola kotak-kotak. 4)Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yangkemudian disebut vein.
Columnar Jointing (Kekar meniang) Struktur ini disebabkan karena adanya pendinginan dan penyusutan yang merata dalam magma dan dicirikan oleh perkembangan empat, lima atau enam sisi prisma, kemungkinan juga dipotong oleh retakan yang melintang. Bentuk seperti tiang ini umumnya terdapat pada batuan basal, tetapi kadang – kadang juga terdapat pada batuan beku jenis lainnya. Kolom – kolom ini berkembang tegak lurus pada permukaan pendinginan, sehingga pada sil atau lava aliran tersebut akan berdiri vertical sedangkan pada dikekurang lebih akan horizontal.
JENIS BATUAN BEKU Granit Syenit Diorit Gabro Ultra Basa
DISKRIPSI BATUAN BEKU Batuan beku di dunia ini banyak sekali jenisnya dan untuk lebih mudah batuan beku tersebut dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok mencerminkan kandungan mineralogy, kimia dari batuan intrusi ataupun batuan ekstrusinya. Beberapa mineral yang dijadikan patokan dalam kelompok batuanadalah mineral kuarsa, plagioklas, dan mineral feromagnesia.
Kelompok Granit Phaneritik Terdiri dari batuan pluton yang biasa disebut batolit, dimana kenampakan di permukaan bumi sangat besar sedangkan kedalaman dari batuan ini tidak diketahui dasarnya. Granit ini berbutir sangat kasar dengan kombinasi warna antara putih dengan abu-abu. Sebagai contoh granit pluton dari Pulau Karimun berwarna abu-abu dengan butiran mineral sangat besar. Tekstur batuan pada dasarnya adalah holokristalin, hipidiomorpik dan equigranular. Penokris yang besar dari ortoklas, kadang-kadang granit kelompok ini memiliki tekstur berpori. Dalam jumlah yang sangat kecil kita akan mendapatkan xenolit di dalam tubuh granit.
Batuan granitt plutonik Batuan Phaneritic
Aphanitik Terdiri dari batuan ekstrusi yang berupa lava dan batuan intrusi yang berupa dike. Kenampakkan dilapangan batuan lava ini berupa aliran dengan ketebalan yang bervariasi dan penyebaran yang luas. Sedangkan dike terlihat bertekstur porfiritik atau kacaan, karena peralihan antara tipe plutonik dengan vulkanik. Bertekstur porfiritik yaitu percampuran antara yang kasar (penokris) seperti dari kuarsa, feldspar dan horrblende dengan masa dasar yang berbentuk halus dari mikrokristalin sampai kacaan. Tekstur aliran dikarenakan perjalanan magma asal ke permukaan bumi dan kemudian menyebar ke segala arah. Tekstur sperulitik biasanya diobsidian yang berbentuk serabut yang melingkar.
Komposisi mineralogy dari penyusun mineral utama terdiri dari kuarsa, potassium feldspar dari jenis ortoklass dan sanidin, plagioklas dari jenis oligoklas sedangkan mineral feromagnesia dari biotit dan hornblende. Mineral pengiringnya terdiri dari magnetit dan apatit. Sedangkan mineral sekundernya terdiri dari hasil alterasi dari mineral feldspar dan mineral feromagnesia. Batuan Honblend BatuanPorfiritik
Kelompok Syenit Phaneritik Tekstur yang biasa ditemukan adalah equigranular, holokristalin, paneritik, dan batuan plutonik. Butiran Kristal cukup besar, hal ini terlihat sebagai pegmatik. Komposisi mineralogy dan kimia bila dibandingkan dengan granit, maka syenit memperlihatkan kandungan alkali ke silica lebih tinggi. Ini disebabkan oleh berlimpahnya mineral alkali feldspar.
Aphanitik Biasa disebut traktit, terjadi sebagai aliran lava yang meliputi daerah yang luas, juga terdapat sebagai korok vulkanik yang bertekstur porpiritik. Komposisi mineral dari mineral utama terdiri dari potasium feldspar dari jenis sanidin, ortoklas dan mikroklin, plagioklas, biotit, hornblende dan augit biasa sebagai variasi dan bila jumlahnya banyak maka akan mempengaruhi penamaan dari batuan dan biasanya diletakkan di depan dari traktit.
Batuan Syenit
Kelompok Diorit Phaneritik Bila bertekstur phaneritik disebut diorite dan bila aphanitik disebut andesit. Kelompok ini berada di tengah antara kelompok batuan asam dan kelompok batuan basa. Sehingga komposisi kimia ataupun mineralogy berada di tengah dari kedua kelompok itu. Tekstur dari diorit adalah holokristalin, equigranular dan phaneritik. Dan banyak pula yang bertekstur porpiritik dengan penokris berbentuk euhedral.
Aphanitik Andesit banyak terdapat sebagai lava, tetapi juga terjadi sebagai intrusi sekunder, seperti sebagai dike. Tekstur dari batuan andesit biasanya porpiritik dengan penokris yang euhedral, sedangkan masa dasar biasanya mikrokrisstalin sampai kacaan. Komposisi mineralogi dari batuan andesit sama dengan batuan diorite, dimana pada andesit lebih banyak kuarsa dan plagioklas dari jenis andesine. Penokris dari plagioklas dan masa dasar dari biotit hornblende, piroksen dan mikrolit plagioklas.
Batuan Diorit
Kelompok Gabro Phaneritik Gabro dapat terbentuk sebagai lakolit, stok, dike, dan sil, dan biasanya sebagai batuan plutonik. Komposisi mineralogy dan kimia dari gabro adalah batuan basa dimana persentase silica relief rendah, sedangkan persentase besi, magnesium relative sangat tinggi, dan sodium dan potassium sangat rendah. Mineral plagioklas dan mineral feromagnesia lebih banyak mengandung kalsium dibandingkan dengan kelompok batuan sebelumnya.
Aphanitik Disebut basal. Basl sebagian besar terbentuk sebagai lava pada saat sekarang. Bentuk yang paling banyak terdapat berupa lembaran di permukaan bumi dan mendominasi dari batuan beku yang berhubungan dengan sabuk orogenik. Penyebaran dari lava basal sangat luas sekali bahkan sampai 200.000 mil persegi dan dengan ketebalan maksimum 6000 ft. contohnya adalah lava gunung di Hawaii. Dan di Indonesia adalah lava gunung Galunggung.
Batuan Gabro
Kelompok Ultra Basa Anggota dari kelompok ini pada umumnya bertekstur holokristalin, phaneritik dari batuan plutonik. Kandungan mineral mafiknya sangat tinggi dan indeks warna di atas 70 dengan berat jenis (BD) sangat tingggi. Tipe batuan pada ultramafik ditandai dengan monomineral, seperti piroksen, ollivin, hornblende. Mineral pengiring sangat sedikit sekali, seperti oksida besi, spinel, biotit dan kromit.
Gambar V.2. Klasifikasi batuan beku basa (mafik) dan ultra basa (ultra mafik; sumber IUGS classification)
BATUAN ULTRA BASA Olivine Topas Lherzolite