AKSES UNIVERSAL AIR MINUM DAN SANITASI TOT Master Fasilitator NAWASIS 4-5 Juni 2015, Bukit Tinggi, Sumattera Barat
APA DAN MENGAPA UNIVERSAL ACCESS? RPJPN 2005-2025: “Pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat” Nawacita: Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya Kerugian yang dapat dicegah: Mencegah Rp 56T/tahun kerugian ekonomi Riskesdas 2007 menunjukan diare sebagai penyebab 31% kematian anak usia 1 bulan s/d 1 tahun dan 25% kematian usia 1-4 tahun Angka diare lebih tinggi 66% pada anak dari keluarga yang BABS dibandingkan yang punya fasilitas toilet pribadi dan septik tank Angka diare lebih tinggi 34% pada ruamh tangga yang menggunakan sumur terbuka dibandingkan air leding APA DAN MENGAPA UNIVERSAL ACCESS?
Penduduk Indonesia Tahun 2014 Potret Nyata Penduduk Indonesia Tahun 2014 252 Juta Jiwa Sumber: BPS, 2013 Jumlah penduduk yang perlu ditangani menuju universal access (2019) - 267 Juta Jiwa 68,83% AIR MINUM LAYAK 61,04% SANITASI LAYAK Air minum: 96 Juta Jiwa Sanitasi: 114 Juta Jiwa Source: Susenas 2014 TW 1
Potret Nyata AIR MINUM SANITASI 33% (51%) (75%) (13%) (4%) 15 TPA IDLE CAPACITY ANGKA KEHILANGAN AIR PDAM SEHAT DOKUMEN RISPAM 37.900 liter/detik 33% 182 PDAM (51%) 378 dari 503 kab/kota (75%) Sumber: Kementerian PU, 2013 SANITASI 15 TPA TPA SANITARY LANDFILL (13%) PENDUDUK BABS KEBOCORAN TANGKI SEPTIK PERKOTAAN (90%) (4%) LUMPUR TINJA DIOLAH DOKUMEN SSK Di sektor air minum, PDAM masih menghadapi permasalahan tinggnya idle capacity dan angka kehilangan air. Masih terdapat 37.900 liter per detik idle capacity dan 33% angka kehilangan air yang dapat dioptimalkan. 51% diantaranya sudah termasuk kategori PDAM sehat. Terkait dokumen perencanaan sektor air minum, dari 503 kabupaten/kota, sebanyak 75% diantaranya sudah menyusun RISPAM. Di sektor sanitasi, hingga tahun 2014 terdapat 15 TPA sanitary landfill. Terkait air limbah domestik, jumlah penduduk yang masih melakukan praktik Buang Air Besar Sembarangan adalah sebesar 13%. Di kawasan perkotaan, kebocoran tangki septik mencapai 90%. Adapun lumpur tinja yang diolah baru sebesar 4%. Terkait perencanaan di sektor sanitasi, jumlah kabupaten/kota yang sudah menyusun dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) mencapai 88%. Selain itu, jumlah lumpur tinja yang diolah baru mencapai 4%. 444 dari 503 kab/kota (88%) Sumber: PPSP, Sektretariat STBM, Kementerian PU, 2013
Gap yang harus ditangani Jalan Menuju 2019 Capaian 2010-2014 Target 2015-2019 Target 2019 masih jauh dari capaian saat ini. Untuk itu dibutuhkan terobosan dan peningkatan kinerja. Akses Tren 2013-2019 Gap yang harus ditangani Air Minum 5,38% per tahun 96 juta jiwa Sanitasi (Air Limbah) 6,72% per tahun 114 juta jiwa Sanitasi (Persampahan) 88 juta jiwa Sumber: Susenas BPS2010- 2013, RKP 2014, Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
Skenario Pemenuhan Universal Access Target Kab/Kota A 95% Akses Layak 5% Akses Dasar Provinsi X 90% Akses Layak 10 % Akses dasar Kab/Kota B 90% Akses Layak 10% Akses Dasar Kab/Kota C 85% Akses Layak 15% Akses Dasar Target Universal Acces 85% Akses Layak 15% Akses Dasar Provinsi Y 85 % Akses Layak 15% Akses Dasar Kab/Kota E 90% Akses Layak 10% Akses Dasar Exercise target UA air minum dan sanitasi mempertimbangkan: Proporsi penduduk perkotaan Kapasitas finansial Kinerja Pokja AMPL Ketersediaan sumber air Pemanfaatan sistem yang ada melalui optimasi idle capacity dan penurunan NRW Kab/Kota D 90% Akses Layak 10% Akses Dasar Provinsi Z 80% Akses Layak 20% Akses Dasar Kab/Kota E 80% Akses Layak 20% Akses Dasar
Apa artinya bagi Provinsi dan Kab/Kota (dan Pusat)? Tidak ada lagi business as usual Baseline (memahami posisi saat ini) Modalitas (memahami modal yang dimiiki untuk mencapai akses universal) Skenario pencapaian akses universal yang sesuai dengan kondisi daerah Kerjasama antara pusat-provinsi-kab/kota Penjelasan Mandat Universal Access air minum dan sanitasi: RPJPN, RPJMN dan Nawacita Investasi air minum dan sanitasi: Kerugian yang dapat dicegah: Mencegah Rp 56T/tahun kerugian ekonomi Komitmen dan dukungan: alokasi APBN dalam bentuk DAK, belanja K/L, komitmen pemerintah daerah Peran acara IIWW: sebagai ajang sharing pengetahuan dan pengalaman antar pelaku pembangunan air minum dan sanitasi menciptakan sinergi dan kolaborasi.
Beberapa tools yang mendukung… Baseline: Modul Survey AMPL berbasis Rumah Tangga Pemetaan Isu dan Permasalahan Berbasis Rantai Layanan Modalitas: Modul Pemetaan Modalitas (Modality index) Penjelasan Mandat Universal Access air minum dan sanitasi: RPJPN, RPJMN dan Nawacita Investasi air minum dan sanitasi: Kerugian yang dapat dicegah: Mencegah Rp 56T/tahun kerugian ekonomi Komitmen dan dukungan: alokasi APBN dalam bentuk DAK, belanja K/L, komitmen pemerintah daerah Peran acara IIWW: sebagai ajang sharing pengetahuan dan pengalaman antar pelaku pembangunan air minum dan sanitasi menciptakan sinergi dan kolaborasi.
Terima Kasih