“IMAN DAN IPTEK”
Mengapa ada IPTEK? Untuk menunjukkan langkah manusia yang berkembang menuju kemajuan. Untuk menjawab kebutuhan diri dan sekitar secara menyeluruh dan tanpa batasan.
KEMAJUAN TEKNOLOGI DUNIA
“Sangat yakin, bahwa mengaitkan iptek dengan nilai atau norma tertentu (nilai dan norma religius, misalnya) hanya akan mengebiri dan menghambat perkembangan dan pemanfaat iptek itu sendiri”. Bagaimana kamu menilai pendapat ini?
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menjawab pertanyaan sekitar tanggung jawab terhadap iptek: Faktor kehadiran manusia Aspek jasmani dan rohani manusia (rasionalitas, subjektivitas, emosi,dsb) mempengaruhi tindakan dan karya yang diciptakan. Sehingga iptek yang adalah karya manusia yang juga pasti dipengaruhi oleh aspek-aspek dalam dirinya termasuk sikap etis pribadinya.
Iptek: tidak berdiri sendiri Orang mengira Iptek adalah alat yang akan membuahkan kebaikan atau kejahatan bergantung pada si pemakai, dan alat itu sendiri netral/seharusnya netral. Jika itu pemikiran kita, berarti iptek, bagi kita, adalah hal yang terlepas dari manusi dan tanggung jawabnya. Ini tentu keliru! Iptek adalah hasil karya manusia, yang ada karena manusia.
Jangan lupa: potensi konstruktif dan destruktif iptek. Iptek sebagai “perpanjangan tangan manusia” punya kecenderungan: atau baik, atau jahat; menuju kebenaran, atau merupakan pengingkaran terhadap kebenaran; konstukrif atau destruktif. Iptek hampir sama dengan manusia sendiri dari potensi ganda yang dimilikinya. Iptek perlu dibimbing dengan etika yang benar.
Kekeliruan Iptek yang perlu diwaspadai: Mengusahakan Iptek untuk Iptek Manusia (tertentu) bersikeras bahwa nilai/etika hanya akan menghambat kemajuan iptek. Iptek harus dikembangkan demi iptek itu sendiri. Sesuai tidakkah dengan kehendak Tuhan, berguna atau membawa bencana, dianggap pertanyaan yang tidak relevan bagi Iptek. Akibatnya, Iptek bukan lagi sebagai “alat” di tangan manusia, tetapi sudah menjadi “tujuan”. Akhirnya manusia mengisolasi Iptek, dan memutuskan hubungannya dengan manusia dan Tuhan. Manusia akhirnya hanya menjadi “budak” iptek, bukannya “tuan”.
Kekeliruan Iptek yang perlu diwaspadai: Iptek menjadi (dijadikan) agama palsu. Manusia pada dasarnya memerlukan sesuatu yang berfungsi sebagai “agama” juga sesuatu yang bisa menjadi allahnya. Akhirnya, Iptek tanpa disadari bisa menjadi agama palsu (pseudo religion) atau bahkan menjadi allah lain bagi manusia.
Usaha Ilmiah: Tugas dari Tuhan “Beranak-cuculah dan bertambah banyaklah; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah, atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi (Kej 1:28)” “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu (Mat 22:37)” Allah juga menginginkan manusia mengusahakan dan menyelenggarakan kehidupan di bumi secara bertanggung jawab.
Syarat-syarat Etis: Lakukanlah dengan takut akan Tuhan (Amsal 1:7a) Lakukanlah dengan segenap kejujuran Lakukan dengan rendah hati Lakukanlah demi kemuliaan Tuhan (Soli Deo Gloria)
Batas-batas etnis tidak bisa disandarkan pada apapun juga, selain kesadaran manusia akan kebenaran yang sesungguhnya.
Tugas Kelompok Pilih salah satu kasus (proyek) pengembangan atau pemanfaat iptek di Indonesia, lalu analisalah: Mengidentifikasi aspek-aspek yang positif Mengidentifikasi aspek-aspek yang negatif Memberikan penilaian atau timbangan atas kedua aspek yang muncul dari proyek tersebut Memberikan pendapat, apakah sebaiknya kasus itu diteruskan atau tidak.