Kuantitatif VS Kualitatif
Definisi dan batasan “Penelitian Kualitatif”: Creswell (1998): Penelitian kualitatif adalah suatu penyelidikan untuk memahami sesuatu hal, menggunakan tradisi metodologi penyelidikan yang mengeksplorasi problem manusia atau problem social. Peneliti mengembangkan suatu gambaran keseluruhan yang kompleks, menganalisis kata-kata, meleporkan pandangan informan secara detil, dan melakukan studi itu dalam setting yang natural.
Perspektif yang mendasari Penelitian kualitatif adalah: Asumsi Ontologis Asumsi epistemologis Asumsi Aksiologis Asumsi Metodologis
Perspektif yang mendasari Penelitian kualitatif adalah: Asumsi Ontologis: realitas adalah jamak dan realitas merupakan hasil konstruksi social tidak ada kebenaran yang tunggal (dalam kehidupan masyarakat dunia). Asumsi epistemologis: bagaimana ilmu pengetahuan dibangun tidak ada yang namanya objektifitas murni, semua pasti mengandung subjektifitas. Ilmu pengetahuan itu tidak “independent”.
Perspektif yang mendasari Penelitian kualitatif adalah: Asumsi Aksiologis: penelitian adalah suatu pertalian nilai antara peneliti dan informan, sehingga ‘pre-understanding’ dan bias tidak terhindarkan. Asumsi Metodologis: penelitian kualitatif bersifat induktif, ada pertalian waktu dan konteks, mengikuti ‘emerging design’.
Beberapa istilah penting untuk pendahuluan: Paradigma suatu pernyataan yang menerangkan bagaimana dunia dan kehidupannya dipersepsikan; suatu cara pandang untuk menggambarkan secara sederhana tentang dunia nyata. Paradigma berisi tentang apa yang penting, apa yang dianggap sah untuk dilakukan, dan apa yang dapat diterima oleh akal sehat. Teori suatu pernyataan yang sistematis dan saling berkaitan, yang dikembangkan untuk menjelaskan suatu gejala khusus/ fenomena.
Metodologi suatu cakupan prinsip-prinsip teoritik atau framework tertentu, atau desain yang menjadi pedoman mengenai bagaimana suatu riset akan dilakukan dalam konteks paradgima tertentu. Metodologi merupakan penerjemahan teknis dari paradigma kedalam operasionalisasi penelitian. Metode cara dan teknis peneliti mengumpulkan bukti-bukti empiris (misalnya wawancara, observasi, dsb.).
Dalam ilmu-ilmu sosial, dikenal ada dua paradigma yang popular dipergunakan sebagai landasan dasar dalam melakukan penelitian atas suatu hal atau problem social tertentu, yaitu: PARADIGMA POSITIVISTIK dan PARADIGMA FENOMENOLOGIS.
PARADIGMA POSITIVISTIK menyatakan bahwa ilmu pengetahuan didasarkan pada huum-hukum dan prosedur yang baku; bergerak dari abstrak menuju konkrit (deduktif); nomotetik (didasarkan pada hukum-hukum kausal yang universal); ilmu itu bebas nilai dan diperoleh dari panca indera.
PARADIGMA FENOMENOLOGIS menyatakan bahwa ilmu berasal dari pengalaman nyata sehari-hari manusia, dimana manusia memberikan makna atas pengalaman hidupnya itu; bergerak dari yang spesifik menuju umum (induktif), konkrit menuju abstrak; bersifat idiografis (realitas tertampilkan dalam simbol-simbol melalui bentuk-bentuk deskriptif); ilmu tidaklah bebas nilai karena justru ilmu itu berasal dari pemaknaan dan interpretasi atas pengalaman hidup yang tidak semata-mata hanya dapat ditangkap melalui panca indera.
Perbedaan Mendasar ant Paradigma Positivistik & Fenomenologis KRITERIA POSITIFISTIK FENOMENOLOGIS TITIK TOLAK KEBERANGKAT-AN Peneliti; berangkat dari bahasan teoritis untuk dijadikan sebagai dasar hipotesis penelitian adalah dalam rangka membuktikan hipotesis Informan; berkt dari bahasan informan &mengkonsepsikan apa yg ditemukan di lapangan mengumpulkan data untuk membangun hipotesis
Perbedaan Mendasar ant Paradigma Positivistik & Fenomenologis KRITERIA POSITIFISTIK FENOMENOLOGIS ASUMSI AKSIOLOGIS Penelitian itu bebas nilai; mengikuti hukum sebab-akibat Penelitian mengandung pertalian nilai; mencoba memahami suatu fenomena
Perbedaan Mendasar ant Paradigma Positivistik & Fenomenologis KRITERIA POSITIFISTIK FENOMENOLOGIS ASUMSI ONTOLOGIS Realitas itu tunggal Realitas itu jamak SAMPLING Sampling besar Sampling kecil
Perbedaan Mendasar ant Paradigma Positivistik & Fenomenologis KRITERIA POSITIFISTIK FENOMENOLOGIS MANUSIA -Manusia adalah mahluk rasional. -Tidak dapat bebas bertindak. -Ada hukum yang mengatur di luar dirinya. -Manusia adalah yang memberi warna bagi dunia mll "pemaknaan”. -Dapat bebas bertindak karena tidak dibatasi hukum di luar dirinya.
Perbedaan Mendasar ant Paradigma Positivistik & Fenomenologis KRITERIA POSITIFISTIK FENOMENOLOGIS REALITAS -objektif -seragam, diatur oleh suatu hukum universal, sebab akibat. -Dipersepsikan melalui panca indera. -subjektif -diinterpretasikan, dan tidak seragam.
Perbedaan Mendasar ant Paradigma Positivistik & Fenomenologis KRITERIA POSITIFISTIK FENOMENOLOGIS ILMU PENGETAHUAN -bebas nilai, tidak dilatar belakangi oleh kepentingan tertentu. -Deduktif bergerak dari abstrak ke konkrit. -Tidak bebas nilai (tidak menyangkal bahwa ilmu pengetahuan itu seringkali bermuatan kepentingan). -Induktif bergerak dari konkrit ke abstrak.
Perbedaan Mendasar ant Paradigma Positivistik & Fenomenologis KRITERIA POSITIFISTIK FENOMENOLOGIS ILMU PENGETAHUAN -Didasarkan pada impresi indera dan hukum-hukum umum. -Dapat diperoleh dari pengetahuan sehari-hari. -Didasarkan pada interprestasi.
Perbedaan Mendasar ant Paradigma Positivistik & Fenomenologis KRITERIA POSITIFISTIK FENOMENOLOGIS TUJUAN PENELITIAN -Memprediksi, meramalkan -Membuktikan hipotesis yang dibangun dari teori-teori yang ada. -Menjelaskan kausalitas. Memahami, menyelami. Mencoba menarik ke atas terhadap fakta-fakta yang ada untuk dijadikan hipotesis atau membangun teori Menginterpretasi dunia.