ASESMEN TERHADAP PERMASALAHAN PENGEMIS Analisis Masalah Sosial DOSEN: Dra. Ella Nurlela, M.Si bersama Dr. Pribowo, M.Pd ASESMEN TERHADAP PERMASALAHAN PENGEMIS
KELOMPOK 3 KELAS 1E Ahmad Alannuari Harefa 12.04.022 Ahmad Ngainur Rofiq 12.04.246 Nella Kurnia Anggrahini 12.04.197 Nisa Tri Agustina Rosadi 12.04.176 Rizal Muhammad Fauzi 12.04.185 Syafaat Muhammad 12.04.104 Wildan Sani Nugroho 12.04.149 KELAS 1E
PENGERTIAN PENGEMIS Pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain.
Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung mencatat angka pengemis yang berkeliaran di Kota Bandung khususnya di beberapa tempat pusat perbelanjaan dan wisata, tiap tahunnya mengalami kenaikan. Tahun ini jumlah pengemis di Kota Bandung naik 20%. jumlah anak jalanan dan pengemis di Bandung, sekitar 5.111 orang.
KRITERIA PENGEMIS Memeroleh penghasilan dari meminta-minta atau mencari belas kasihan orang lain, Berpakaian compang-camping atau lusuh, Memperalat sesama untuk menarik perhatian orang lain, Dan berada di tempat umum atau di keramaian. Permensos No.08 Tahun 2012
Kriteria Lain Berdasarkan Hasil Observasi penghasilan mereka pun tidak tetap/fluktuatif ada yang tidak memiliki tempat tinggal yang tetap
Pengemis Dengan Anak Pengemis Bocah Pengemis Disabilitas JENIS-JENIS PENGEMIS Pengemis Dengan Anak Pengemis Bocah Pengemis Disabilitas Pengemis Profesional
Hasil Observasi Pengemis Disabilitas Pengemis Profesional Kebanyakan Jenis Pengemis yang kami temui di sekitar Jl. Asia-Afrika dan Masjid Raya Bandung adalah: Pengemis Disabilitas Pengemis Profesional
FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA PENGEMIS 1. Himpitan ekonomi (kemiskinan) 2. Keterbatasan fisik (ketuaan/cacat tubuh) 3. Tradisi suatu masyarakat yang menjadikan mengemis sebagai profesi 4. Kekurangan potensi sumber daya baik alam, manusia maupun lingkungan untuk dapat mengembangkan peluang dan kesempatan kerja 5. Kondisi musiman, seperti pada saat hari raya, dan 6. Nilai-nilai hidup yang dianut individu
Akibat Munculnya Pengemis Lingkungan menjadi terlihat kumuh Jalanan menjadi sempit Jumlah masalah di kota menjadi semakin banyak Tugas Pemerintah kota maupun pusat menjadi lebih banyak
Hubungan Masalah Pengemis Dengan Nilai Nilai Pribadi Nilai Sosial Nilai Agama Nilai Budaya Paham Kapitalis Nilai Berdikari
Pihak Yang Terlibat Dalam Permasalahan Pengemis Keluarga Masyarakat Aparatur Pemerintah Pekerja Sosial
SISTEM SUMBER di DAERAH OBSERVASI MENURUT MAX SPORIN SISTEM SUMBER di DAERAH OBSERVASI Sumber Internal dan Eksternal Sumber official/formal dan sumber non-official/non-formal Sumber manusia dan non-manusia Sumber simbolik-partikularistik, kongkrit-universal dan pertukaran nilai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung Pusat Perbelanjaan dan Pertokoan Pemerintah Kota Bandung Para pengunjung Masjid Raya Bandung Pekerja sosial
UPAYA PEMERINTAH Membuat Peraturan Perundang-undangan Mendirikan badan-badan/lembaga-lembaga penanganan masalah gelandangan-pengemis Mengadakan razia dan penampungan sementara terhadap gelandangan pengemis Melakukan pembinaan mental dan ketrampilan sesuai bakat Mengembalikan ke daerah asal atau ke panti rehabilitasi dan resosialisasi, Menyadarkan dan membina pihak-pihak yang terkait dalam jaringan gelandangan-pengemis dengan menindak secara yuridis jaringan gelandangan tersebut.
Solusi Kita Mengenai Masalah Pengemis Pemberian pelatihan Kebijakan yang dibuat pemerintah seharusnya berorientasi dan memihak terutama kepada masyarakat miskin Pelaksana program usahakan menjalankan program itu dengan sebaik-baiknya Adanya keikutsertaan masyarakat dalam memberdayakan masyarakat miskin dan pengawasan terhadap program serta kebijakan pemerintah Adanya broker sehingga mereka dapat terhubung dengan sumber yang dapat memenuhi kebutuhannya
LAMPIRAN HASIL OBSERVASI 1. Nama : laki-laki berinisial U Umur : 68 tahun Asal : Surabaya, Jawa Timur Pendidikan : Lulusan SD Bapak U berusia sekitar 68 tahun, pendidikan terakhirnya adalah kelas 6 sekolah dasar, berasal dari Surabaya, memiliki istri dan anak serta keluarga di Surabaya, di Bandung mulai menjadi pengemis ketika reformasi dimana saat itu pekerjaan menjadi sulit didapatkan dan kebutuhan-kebutuhan pokok harganya begitu mahal, ketika ditanya soal agama dia tidak menjawab secara tegas, bapak itu hanya menjawab, “kalau orang Islamkan shalat dan pakaiannya bersih, saya mah tidak shalat, pakaian juga kotor”.
2. Nama : perempuan berinisial A Umur : 62 Asal : Brebes, Jawa Tengah Pendidikan : tidak ada Agama : Islam Ibu A adalah salah seorang pengemis yang kami temui. Beliau berasal dari Brebes Jawa Tengah dan setiap hari pergi dan pulang dari Brebes ke Bandung hanya untuk mencari nafkah dengan meminta-minta. Ibu A memiliki seorang suami, tujuh orang anak, dan sepuluh orang cucu yang semuanya ada di Brebes. Beliau mengemis untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sementara suaminya berada di Brebes. Kesemua anaknya sudah berkeluarga, dan beliau sendiri tidak ingin merepotkan anaknya untuk membantu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya bersama suami. Beliau sengaja datang ke Bandung karena menurut beliau dengan beliau pergi kesini akan mendapatkan pendapatan yang lebih besar daripada ketika berada di sana.
3. Nama : laki-laki berinisial S Umur : 61 tahun Asal : Bandung, Jawa Barat Pendidikan : - Bapak S adalah salah satu pengemis yang berasal dari Bandung. Beliau mengemis sejak tahun 1992. Beliau mengatakan bahwa dirinya memiliki komplikasi penyakit, salah satunya diabetes. Dengan keterbatasan yang dimilikinya berupa kecacatan fisik, beliau hanya bisa menjadi pengemis di salah satu tempat di dekat pertokoan dekat Masjid Raya Bandung. Beliau tidak memiliki keluarga dan tidak tahu dimana sekarang keluarganya dan beliau hanya mengandalkan dari hasil mengemis saja. Pernah beliau ditangkap oleh Satpol PP dan dia menuruti saja asal mendapatkan makan, dan hidup yang lebih baik tapi ternyata setelah ditangkap itu beliau tidak ada perubahan, seperti itu saja nasibnya.
TERIMAKASIH
KESIMPULAN Pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum menggunakan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain atau memenuhi kriteria yang telah kami kemukakan. Hal ini dilakukan karena mereka tidak dapat memenuhi apa yang mereka butuhkan, entah itu karena keterbatasan pengetahuan, fisik, keterampilan, informasi, ataupun hal lainnya. Permasalahan pengemis ini merupakan permasalahan sosial yang kompleks dengan jenis dan motif yang beragam. Tidak hanya berkaitan dengan si pengemis saja, tetapi juga ada kaitannya dengan kondisi keluarga si pengemis, kondisi masyarakat, serta pemerintah.