Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehuriyana wailayah Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
DIMENSI DAN PEMIKIRAN ISLAM Materi Dirasah Islamiyah-2
2
Dimensi Islam Yang dimaksud dimensi Islam adalah sisi utama keislaman seseorang yang sering disebut dengan “trilogi ajaran Islam” yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Dari sisi pelaksanaan ketiganya tidak bisa dipisahkan karena antara yang satu dengan yang lainnya memiliki keterikatan. Integrasi antara ketiganya dalam pelaksanaan menunjukkan kesempurnaan. Al-Syahrastani menyebut Islam adalah pemula (mabda’), iman adalah menengah (wasath) dan ihsan adalah kesempurnaan (al-kamal)
3
Pemikiran Islam Dari aspek pemikiran, ketiga dimensi Islam tersebut telah melahirkan tiga bidang pemikiran, yaitu pemikiran kalam, fikih dan tasawuf. Pemikiran kalam muncul dari upaya para ulama aliran teologi dalam menyelesaikan persoalan- persoalan kalam. Karena itu wajar bila terjadi perbedaan pendapat di antara aliran kalam dalam mengkaji suatu obyek tertentu, karena perbedaan metode berfikir masing-masing aliran
4
Pemikiran kalam Ada dua corak pemikiran kalam, yaitu rasionalis dan tradisionalis. Rasionalis hanya terikat pada ayat-ayat yang qath’i, memberi kebebasan berkehendak (free will) dan berbuat (free act), dan memberi peranan yang besar terhadap akal. Tradisionalis ; terikat pada ayat-ayat yang dzanni, tidak memberi kebebasan berkehendak dan berbuat, dan memberi peran yang kecil terhadap akal
5
Istilah lain Ada juga yang mengatagorikan pemikiran kalam menjadi ; antroposentris, teosentris, dan konvergensi/sintesis Antroposentris ; Manusia memiliki potensi yang menjadikannya mampu membedakan yang baik dan yang jahat. Jadi manusia memiliki kebebsan mutlak tanpa campur tangan Tuhan Teosentris ; daya dan potensi manusia bisa datang sewaktu-waktu dari Tuhan. Jadi manusia tidak mempunyai daya sama sekali terhadap semua perbuatannya (jabary)
6
Lanjutan … Konvergensi/sintesis ; Ada perpaduan harmonis antara daya transendental (Tuhan) dengan daya temporal (manusia). Konsekwensinya, manusia akan memperoleh pahala atau siksa sebanyak andil temporalnya dalam mengaktualisasikan peristiwa/kejadian tertentu
7
Pemikiran fikih Aktivitas ijtihad para sahabat melahirkan dua aliran; madrasah al-Baghdad (ar- Ra’yu) dan madrasah al-Madinah (al- hadis). Namun secara institusional, kedua aliran ini terbentuk pada masa tabi’in. Ahlur Ra’yi berpusat di Irak dan Ahlul Hadis berpusat di Madinah. Kendati demikian ada juga ulama ahlul hadis di Irak dan sebaliknya.
8
Ahlur Ra’yi Berorientasi pada kebutuhan maslahah dalam kehidupan manusia (realistik) Dalam berijtihad lebih mengandalkan metode istihsan dan maslahah al-mursalah Mengangkat tradisi masyarakat menjadi ketentuan hukum yang sah (al-’adah muhakkamah) sejauh tidak bertentangan dengan nash Berusaha memberikan makna nash dalam konotasi yang realistik (kontekstual)
9
Pemikiran tasawuf Tasawuf (mistik Islam) berasal dari kata “shafa” (suci), shaff (barisan), shufu (wol kasar), dan ahlus suffah (komunitas yang memiliki karakter menyibukkan diri dalam beribadah). Tasawuf ; aktivitas pembersihan jiwa, mengisinya dengan sifat terpuji, melalui cara suluk dan mendekatkan diri serta berada dihadirat Allah
10
Lanjutan … Aqil Siraj; tasawuf dibedakan menjadi khuluqi dan falsafi. Khuluqi ; tasawuf yang berkonsentrasi pada perbaikan akhlak melalui metode takhalli, tahalli dan tajalli. Tasawuf khuluqi identik dengan tasawuf sunni (ortodok) karena landasan berpijaknya adalah al-Qur’an dan as-Sunnah. Falsafi (heterodok); teorinya identik dengan filsafat dan berorientasi pada pantheisme
11
Ahlul Hadis Berorientasi untuk memahami kemauan syari’ sesuai nash dan berusaha mengaplikasikannya pada kehidupan sosial (idealistik) Membatasi peran akal dan subyektifitas mujtahid. Peran akal hanya sebatas pada penggunaan qias Tidak mengangkat tradisi sebagai ketentuan hukum yang sah Memberikan makna apa adanya sesuai yang dikehendaki nash (tekstualis, skrptualis)
12
Lanjutan … Perbedaan ; tasawuf khuluqi menekankan kesinambungan syariat dan hakikat, sehingga ma’rifat merupakan maqam tertinggi dimana manusia dapat mengenal Allah dengan kalbu. Sedangkan dalam tasawuf falsafi dikenal syathahat (ungkapan ganjil) dan maqam diatas ma’rifat, yakni ittihad (rasa bersatu dengan Tuhan, hulul (Tuhan bertempat pada tubuh manusia) dan wahdatul wujud (manunggaling kawulo gusti)
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.