Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

OLEH : WIEKE WULANINGRUM P

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "OLEH : WIEKE WULANINGRUM P"— Transcript presentasi:

1 OLEH : WIEKE WULANINGRUM 060710297P
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN SIRIH ( P. betle L ) PADA PAKAN IKAN NILA TERHADAP DAYA TAHAN TUBUH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) OLEH : WIEKE WULANINGRUM P

2 1.1 LATAR BELAKANG Timbulnya serangan wabah penyakit pada dasarnya sebagai akibat terjadinya gangguan keseimbangan dan interaksi antara ikan, lingkungan yang tidak menguntungkan ikan dan berkembangnya patogen penyebab penyakit. Kemungkinan lainnya adalah adanya atau masuknya agen penyakit ikan obligat yang ganas (virulen) meskipun kondisi lingkungannya relatif baik.Beberapa kasus serangan wabah penyakit ikan yang terjadi pada masa lalu telah menimbulkan kerugian yang tidak kecil. Masuknya parasit Ich melalui ikan Guppies yang selanjutnya menyebar dan menyerang berbagai jenis ikan air tawar lainnya. Disusul pada tahun 1970 terjadi serangan parasit Lernaea, serangan parasit Myxobolus pada tahun 1978 dan pada tahun 1979 terjadi serangan parasit Myxosoma, semuanya terjadi pada ikan air tawar. Ikan nila termasuk salah satu jenis ikan air tawar yang rentan terserang penyakit terutama saat tahap pembesaran. Maka di adakan penelitian penambahan ekstrak daun sirih pada pakan ikan ikan nila untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh ikan nila karena diketahui bahwa daun sirih mengandung anti oksidan yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.

3 1.2 RUMUSAN MASALAH Pada latar belakang di atas maka perlu diketahui kandungan apa saja yang terdapat pada daun sirih (Piper betle L.) dan pengaruhnya terhadap daya tahan tubuh melalui penambahan ekstrak pada pakan ikan nila (Oreochromis niloticus).

4 1.3 TUJUAN Penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penambahan ekstrak daun sirih (Piper betle L.) pada pakan ikan nila (Oreochromis niloticus) untuk meningkatkan kekebalan daya tahan tubuh terhadap serangan berbagai macam penyakit.

5 Ikan nila (Oreochromis niloticus)
2.1 TINJAUAN PUSTAKA Ikan nila (Oreochromis niloticus) Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Osteichtyes Ordo : Perciformes Famili : Cichlidae Genus : Oreochromis Spesies : Oreochromis niloticus

6 MORFOLOGI IKAN NILA Ikan nila termasuk ikan omnivore yaitu pemakan segala. Ikan nila memiliki beberapa varietas, yang banyak di kembang biakkan adalah Nila lokal, Nila gift, Nila nifi atau nila merah. Pada saat di budidayakan, nila dapat diberi makanan pengganti seperti pelet. Nila yang dipelihara di kolam biasanya ditujukan untuk konsumsi. Ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung ekor) mencapai sekitar 30 cm. Sirip punggung (dorsal) dengan duri (tajam) dan jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 8-11 jari-jari. Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika musim berbiak.

7 DAUN SIRIH (Piper betle L.)
Klasifikasi lengkap tanaman sirih menurut Koesmiati (1996) dalam Dwiyanti (1996) adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatopyta Subdivisi : Angiospermae Klas : Dicotyledonae Ordo : Piperales Famili : Piperaceae Genus : Piper Species : P. betle Linn

8 Morfologi daun sirih Wijayakusuma et al. (1992) mengatakan bahwa sirih sudah dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sejak lama. Tanaman ini banyak ditanam orang di pekarangan, batangnya berwarna hijau kecokelatan. Permukaan kulit kasar dan berkerut-kerut, mempunyai nodule atau ruas yang besar tempat keluarnya akar. Tumbuh memanjat dan bersandar pada batang lain, tinggi dapat mencapai 5 – 15 m. Daun tebal, tumbuh berseling, bertangkai, daun berbentuk jantung dengan ujung daun meruncing. Tepi rata. Lebar 2.5 – 10 cm, panjang 5 – 18 cm, mengeluarkan bau aromatik bila diremas. Semua bagian tanaman, akar, daun dan bijinya digunakan untuk obat tetapi daunnya lebih banyak digunakan dan dikenal daripada buahnya. Cukup banyak jenis bahan kimia yang terdapat pada sirih dan pemakaiannya sebagai obat tradisional sudah lama dikenal. Khasiat dari daun sirih ini selain sebagai styptic (penahan darah) dan vulnerary (obat luka pada kulit) juga berdaya antioksida, antiseptic, fungisida dan bahkan sebagai bakterisidal. Hal ini juga dikatakan oleh Widarto (1990) bahwa daun sirih mengandung minyak atsiri yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba. Minyak atsiri dan ekstrak daun sirih mempunyai aktivitas terhadap beberapa bakteri gram positif dan gram negatif (Darwis, 1991).

9 Kandungan gizi Kandungan kimia utama yang memberikan ciri khas daun sirih adalah minyak atsiri. Selain minyak atsiri, senyawa lain yang menentukan mutu daun sirih adalah vitamin, asam organik, asam amino, gula, tanin, lemak, pati dan karbohidrat. Komposisi minyak atsiri terdiri dari senyawa fenol, turunan fenol propenil (sampai 60%). Komponen utamanya eugenol (sampai 42,5 %), karvakrol, chavikol, kavibetol, alilpirokatekol, kavibetol asetat, alilpirokatekol asetat, sinoel, estragol, eugenol, metil eter, p-simen, karyofilen, kadinen, dan senyawa seskuiterpen (Darwis, 1991). Menurut Hidayat (1968) dalam Dwiyanti (1996), di dalam 100 g daun sirih segar mengandung komposisi sebagai berikut : kadar air 85,4 g, protein 3,1 g, lemak 0,8 g, karbohidrat sebanyak 6,1 g, serat 2,3 g, bahan mineral 2,3 g, kalsium 230 mg, fosfor 40 mg, besi 7,0 mg, besi ion 3,5 g, karoten (dalam bentuk vitamin A) 9600 IU, tiamin 70 ug, riboflavin 30 ug, asam nikotionat 0,7 mg dan vitamin C 5 mg. Sedangkan menurut Tampubolon (1981) dalam Dwiyanti (1996), daun sirih mengandung senyawa tanin, gula, vitamin, dan minyak atsiri. Minyak atsiri daun sirih yang berwarna kuning kecokelatan mempunyai rasa getir, berbau wangi dan larut dalam pelarut organik seperti alkohol, eter, dan kloroform, serta tidak larut dalam air (Soemarno, 1987 dalam Dwiyanti, 1996).

10 3.1 KERANGKA KONSEPTUAL Pada saat ini pembudidayaan ikan telah banyak dijumpai, baik ikan air tawar maupun ikan air laut. Pada air tawar sering kali ditemui budidaya ikan nila. Selain dapat dikomersilkan dengan harga yang lumayan pembudidayaannya tidak sulit. Walaupun, resiko terserang penyakit dapat dikatakan mudah terkena penyakit. Berbagai macam panyakit baik dari golongan virus maupun bakteri dapat menyerang jika kurang pengontrolan. Sehingga peningkatan daya tahan tubuh sangat diperlukan yang dapat dilakukan melalui penambahan ekstrak daun sirih pada pakan ikan. Maka dalam penelitian ini akan diuji tentang pengaruh penambahan ekstrak daun sirih pada pakan ikan nila untuk peningkatan daya tahan tubuh.

11 3.2 HIPOTESIS Melalui permasalahn dan tujuan, dapat diajukan hipotesis bahwa Piper betle L. dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan nila terhadap serangan penyakit.

12 KERANGKA KONSEPTUAL Dosis 0 tetes 10 tetes 15 tetes 20 tetes
Pengamatan daya tahan tubuh Ikan air tawar (ikan nila) Budidaya ikan konsumsi Dosis 0 tetes 10 tetes 15 tetes 20 tetes

13 4. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan waktu
Pelaksanaan penelitian dilakukan di lab. Basah fakultas perikanan dan kelautan, universitas airlangga, Surabaya. Penelitian akan dilaksanakan selama 1 bulan. 4.2 Materi Penelitian Bahan Penelitian : Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila (Oreochromis niloticus) sebanyak 15 ekor. Daun sirih (Piper betle L.) yang didapat dari tanaman sendiri di Surabaya. Pakan ikan berupa pelet. 4.2.2 Alat Penelitian : Alat penelitian meliputi kolam penampungan sebanyak 4 buah. Jarring ikan kecil, scalpel, gunting bedah, pinset.

14 4.3 Metode Penelitian 4.3.1 Penelitian Utama A. Persiapan
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui penambahan ekstrak daun sirih pada pakan ikan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode deskriptif. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan perlakuan sebanyak 4 buah dan ulangan sebanyak empat kali pada tiap perlakuan. 4.3.1 Penelitian Utama A. Persiapan Persiapan yang dilakukan adalah mengadaptasikan ikan dulu di kolam percobaan selama satu minggu. Persiapan sarana penelitian adalah persiapan kolam yang diisi dengan air sebanyak 450 liter. Yang bertujuan agar ikan tidak stress Untuk persiapan alat, pensterian dilakukan dengan menggunakan autoclave dengan menggunakan uap bertekanan untuk menaikkan suhu media yang disterilkan sampai suatu taraf yang mematikan semua bentuk kehidupan. Sterilisasi media dengan autoclave menggunakan suhu 121 0C pada tekanan uap 15 lb/in 2 selama menit.

15 B. Prosedur Kerja Ikan nila diadaptasikan dulu ke kolam penampungan. Setelah adaptasi selesai, setiap ikan nila diberi masing-masing perlakuan. Pemberian pakan dilakukan selama 15 hari dengan menggunakan 4 perlakuan sebagai berikut : Perlakuan A : Ikan nila + pakan Perlakuan B : Ikan nila + pakan yang dicampur 10 tetes daun sirih Perlakuan C : Ikan nila + pakan yang dicampur 15 tetes daun sirih Perlakuan D :Ikan nila + pakan yang dicampur 20 tetes daun sirih Pakan diberikan 5% setiap hari dari berat tubuh ikan. Pengamatan dilakukan 15 hari dengan penambahan ekstrak daun sirih. Pengamatan juga dilaksanakan terhadap tingkah laku dan gejala klinis berupa terjadinya luka pada sisik dan sirip ikan nila serta pengukuran kualitas air berupa pH, suhu, dan oksigen terlarut.

16 4.3.2 Parameter Penelitian Parameter utama yang diamati dalam penelitian ini adalah ketahanan tubuh ikan dengan cara melihat ada tidaknya penyakit yang menyerang tubuh ikan. Parameter penunjang berupa pengukuran pH, suhu dan kandungan oksigen terlarut (DO).


Download ppt "OLEH : WIEKE WULANINGRUM P"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google