Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Penguatan Perilaku Positif

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Penguatan Perilaku Positif"— Transcript presentasi:

1 Penguatan Perilaku Positif
MODIFIKASI PERILAKU KULIAH KE – 10 Penguatan Perilaku Positif Arundati Shinta Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

2 Reward vs hukuman Penguatan perilaku positif cenderung lebih manjur dalam mengubah perilaku daripada: Penguatan perilaku yang sifat negatif Hukuman Alasan: = penguatan perilaku positif memang lebih menyenangkan daripada hukuman. = Orang cenderung berusaha meningkatkan reward daripada menghindari hukuman

3 Positive reinforcement
Sering disebut: * pemeliharaan perilaku * penguatan perilaku * peneguhan perilaku Contohnya = uang, roti, senyuman, pujian, dan sstu yang menyenangkan indv. Disebut positif bila pemberian consequence meningkatkan kemungkinan berulangnya perilaku. Kapan terjadi? Stimulus – behavior – consequence – behavior – consequence – behavior dst. Bisa beri contoh?

4 Sifat reinforcement positif
Reinforcement positif tidak terjadi secara alamiah, tetapi diatur sedemikian rupa sehingga terjadi perilaku yang diinginkan. Contoh: * Untuk ’menyuruh’ profesor berdiri di pinggir, dibutuhkan peneguhan perilaku ttt (tanda berminat, menggangguk2), bukan roti atau permen. * contoh lain apa ya?

5 Syarat reinforcement positive yang efektif
Waktu pemberian seketika Jenisnya sesuai dengan selera subjek Mengatur kondisi situasional Jumlahnya tertentu Mutu / kebaruannya tertentu Memberikan sampel pengukuhan (icip2). Menangani persaingan asosiasi Mengatur jadwal pemberian Mempertimbangkan efek pengukuhan thd klmpok Menanggulangi kontrol kontra

6 Waktu pemberian reinforcement seketika vs tertunda
Seketika = pemberian reinforcemnet dilakukan segera setelah target prilaku berlangsung Contoh = Segra stleh profesor pindah ke pojok, mhsw mengangguk2. Tertunda = Diberikan bbrp saat setelah target perilaku berlangsung. Contoh = Segra setlh John berani tidur sendiri, ia mendapat stiker. Stiker yang terkumpul banyak tuk beli mainan.

7 Reinforcement seketika vs tertunda
Tingkat efektivitas: * Seketika – lebih efektif krn target perilaku belum diselipi perilaku lain pada saat pemberian reinforcemnet * Tertunda – tuk org dewasa normal & tidak terllau bodoh. Mereka sdh punya toleransi. Operasionalisasi reinforcemnet tertunda – adanya janji bhw reinforcemnet akan segra menyusul. * Berapa lama toleransi? – bisa bertahun2. Contoh, kerja keras berthn2 – promosi jabatan * Reinforcement tertunda – erat hub dg learned helplessness. Mengapa? Ada yg bisa jawab?

8 (2) Jenis reinforcement sesuai dengan selera subjek
Tidak semua jenis reinfocement sesuai untuk indv. * tuk fisik mis: Makanan, air, udara, istirahat, seks, apa lagi ya? * tuk psikhis mis: pujian, tepukan tangan dll. Reinforcement yg tak ada hub dg masa lalu subjek sebagai penyebab – unconditional reinforcers * makanan tuk org yang lapar * pujian bl ia blum pernah alami dipuji= dilecehkan Yg ada hub dg masa lalu – conditional reinforcers. * pujian – justru membuat org waspada, shg sebaiknya ia tidak diberi pujian tapi reinforcement yg lain.

9 Cara tentuka reinforcemnet yg efektif?
Mulailah yg wajar – pujian, mknan, ucapan terima kasih, tepukan tangan * kerja keras dikukuhkan dg cara gaji bukan ucapan terima kasih. Gagal dg yg wajar, cobalah yg artifisial * belajar statistik dg giat seharusnya dikukuhkan dg nilai, tetapi lebih manjur dg penunjukkan sbg asisten dosen

10 Makanan sbg reinforcer
Pemberian makanan biasanya reinforcer wajar. Tetapi mengurangi makanan – tindakan tidak etis. Pertimbangan pemberian makanan: * Alergi pd indiv. * Mengganggu jadwal makan yg sehat, (mis. coklat/ arumanis rusak gigi, es krim merusak diet atlet). * Adanya efek kenyang, shg target perilaku tidak terjadi (mis diberi arem2 cepet kenyang, lebih baik diberi kacang) * Sedang puasa * Bahayakan indv. (makanan dg pewarna tekstil) * Merepotkan indv (beri mkn berkuah).

11 Pertimbangan benda sbg reinforcer
1). Org2 yg terbiasa dg materi – reinforcer tidak berasosiasi dg target perilaku. Mis. Oleh2, kado ultah, bingkisan lebaran 2). Bl bendanya mahal & besar – membuat subjek cepat bosan, & pengukuhan tidak efektif. Jd beri yg kecil tapi menarik. (bgm dg cincin berlian?) 3). Berikan benda2 bersyarat: kupon, tutup botol, bungkus permen. (metode marketing) 4). Org dg tugas sehari2 hrs diberi reinforcer benda?

12 Pertimbangan benda sbg reinforcer
5). Bila tdk cerdik, maka menimbulkan kecanduan ekstrinsik (atlet menang = diberi uang, rumah). 6). Bila tidak cerdik, maka timbul ketamakan (kalau tdak diberi uang maka atlet tidak mau latihan). Beri pegganti mis pengukuhan sosial / pengukuhan berbentuk aktivitas (mis bea siswa). Pengukuhan aktivitas / sosial lebih murah dan tidka timbulkan kcanduan 7). Sebagai cara untuk memanipulasi org lain (demi keuntungan si pemberi) 8). Memberi dampak buruk / membuat anak pandai mentror orangtuanya (agar ia mau bersekolah dibelikan motor mewah, sebulan kemudian ia minta pindah sekolah).

13 Pertimbangan benda sbg reinforcer
David Permack = segala perilaku yang probabilitasnya tinggi dapat digunakan sebgai pengukuh perilaku yang probabilitasnya rendah. Mis. Suka main pada anak2 dan kebiasaan mandi. Supaya bisa main, maka harus mandi dulu. Target perilaku pada dosen AS apa ya? Coba tebak! Ini demi keuntungan mahasiswa lho!

14 Tindakan sosial sbg reinforcer
1). Dapat diberikan seketika setlh target perilaku tercapai. 2). Penyajiannya mudah & praktis 3). Tidak pakai biaya. 4). Luwes, sebab wajar dalam semua situasi 5). Tidak menyebabkan jenuh / kenyang.

15 Benda sebg reinfocer vs suap
* mempengaruhi secara tidak jujur, * untuk menghalangi pertimbangan sehat org yg punya kekuasaan, * tuk korupsi krn org yg menerima barang mempunyai wewenang. * tujuannya disalahgunakan dan berlawanan dg kepentingan masy, tuk kepentingan pemberi. Barang sbg reinforcer= * tuk kepentingan indv yg akan diubah perilakunya.

16 Referensi: Kazdin, A. E. (2001). Behavioral modification in applied settings. 6th ed. Belmont, CA: Wadsworth Thomson Learning Shinta, A. (2012). Strategi mengatasi dosen yang menjemukan. Kup45iana, from: Soekadji, S. (1983). Modifikasi perilaku: Penerapan sehari-hari dan penerapan profesional. Yogyakarta: Liberty.


Download ppt "Penguatan Perilaku Positif"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google