Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Tindakan operasi/prosedur tindakan gigi

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Tindakan operasi/prosedur tindakan gigi"— Transcript presentasi:

1 Tindakan operasi/prosedur tindakan gigi
Persiapan pre dan posT Tindakan operasi/prosedur tindakan gigi Pada penderita dengan penyakit jantung Irsad Andi Arso Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UGM /SMF Jantung RSUP DR Sardjito Yogyakarta

2 Pendahuluan Prevalensinya sekitar 7,2% penduduk
Penyakit jantung koroner adalah penyebab kematian utama baik di negara maju maupun di negara berkembang Kejadian infark miokard akut menyebabkan 7.2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya di seluruh dunia dan 25% dari yang berhasil bertahan hidup menderita gagal jantung kronik (WHO; 2006) Di Indonesia Prevalensinya sekitar 7,2% penduduk Dokter gigi akan sering berhadapan dengan penderita penyakit Jantung.

3 Beberapa penyakit Jantung yang sering ditemui
Penyakit jantung iskhemik/Penyakit jantung koroner Gagal jantung khronik Hipertensi Penyakit jantung katup Penyakit jantung kongenital Aritmia jantung

4 Beberapa problem penderita dengan prosedur tindakan gigi
Kecemasan Rasa sakit durante tindakan Risiko perdarahan Penggunaan anestesi dengan obat vasokontriksi (adrenalin)  Bagaimana pada penderita dengan penyakit jantung?

5 Beberapa penyakit Jantung yang sering ditemui dan risiko tindakan gigi
Penyakit jantung iskhemik/Penyakit jantung koroner Usia laki-laki > 40 tahun, wanita diatas 50 tahun /menopause Faktor risiko : merokok, hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemi, obesitas Ada riwayat nyeri dada kiri, seperti tertekan, tertusuk atau rasa panas Sering dilakukan pemasangan stend Sering menggunakan obat anti platelet aspirin atau clopidogrel jangka panjang

6 Beberapa penyakit Jantung yang sering ditemui dan risiko tindakan gigi
Kecemasan dan nyeri yang berlebihan  vasokons triksi pembuluh darah  kekambuhan Penyakit jantung koroner  Nyeri dada kiri - hentikan tindakan - berikan oksigen - pasang infus berikan NaCl - Periksa tekanan darah bila TD Sistolik > 100mmHG berikan isosorbid dinitrat 5 mg - Rujuk ke Rumah sakit terdekat

7 Beberapa penyakit Jantung yang sering ditemui dan risiko tindakan gigi
Gagal jantung khronik. Pada usia tua umumnya disebabkan penyakit jantung iskhemik atau hipertensi Pada usia muda karena penyakit jantung katup atau kongenital Sesak nafas yang mula-mula berhubungan dengan aktifitas menjadi gejala utama Tindakan gigi dapat menyebabkan exaserbasi  sesak nafas bertambah berat  Hentikan tindakan , berikan O2  posisi setengah duduk  berikan isosorbid dinitrat 5 mg sublingual (bila TD sistolik > 100 mmHG  rujuk ke rumah sakit terdekat.

8 Beberapa penyakit Jantung yang sering ditemui dan risiko tindakan gigi
Hipertensi emergensi/urgensi Hipertesi dengan tekanan darah umumnya >230/110 mm HG. Bila disertai dengan kelainan target organ seperti nyeri dada, pusing yang hebat, tanda stroke  hipertensi emergensi hentikan tindakan rujuk ke rumah sakit terdekat.

9 Beberapa penyakit Jantung yang sering ditemui dan risiko tindakan gigi
Penyakit jantung katup atau kongenital Masalah yang sering dihadapi: - sudahkah dilakukan tindakan koreksi/bedah - pemakaian obat antikoagulan jangka panjang - Profilaksis antibiotik Aritmia jantung ( Atrial fibrilasi) - Denyut jantung tidak teratur - Beberapa penderita memakai antikoagulan.

10 Pemakai obat antipaltelet
Antiplatelet aspirin dan Clopidogrel merupakan obat yang wajib diberikan pada penyakit jantung koroner Penderita PJK yang dilakukan prosedur pemasangan Stend akan memakai double anti platelet (aspirin dan clopidogrel minimal 1 bulan sampai 12 untuk Bare Metal Stend (BMS) dan 6 sampai 12 bulan untuk Drug Eluting Stendnt (DES) . Penderita tanpa pemasangan stend biasanya memakai double anti platelet minimal 1 sampai 12 bulan. Aspirin selanjutnya akan diberikan seumur hidup.

11 Coronary Disease and antiplatelet Management
Recommendation: In patients with a coronary stent who are receiving dual antiplatelet therapy and require surgery, we recommend deferring surgery for at least 6 weeks after placement of a bare-metal stent and for at least 6 months after placement of a drug-eluting stent instead of undertaking surgery within these time periods Recommendation:  In patients who require surgery within 6 weeks of placement of a bare-metal stent or within 6 months of placement of a drug-eluting stent, we suggest continuing dual antiplatelet therapy around the time of surgery instead of stopping dual antiplatelet therapy 7-10 days before surgery.

12 Coronary Disease and antiplatelet Management
Recommendation: In patients at moderate-to-high risk for cardiovascular events who are receiving ASA therapy and require non-cardiac surgery, we suggest continuing ASA around the time of surgery instead of stopping ASA 7-10 days before surgery (Grade 2C). Recommendation: In patients at low risk for cardiovascular events who are receiving ASA therapy, we suggest stopping ASA 7-10 days before surgery instead of continuation of ASA (Grade 2C).

13 Anticoagulant Management
Antikoagulan sering diberikan pada penderita: atrial fibrillation Post operasi penyakit jantung katup dengan katup mekanik venous thromboembolism  Warfarin obat paling sering digunakan

14 Anticoagulant Management
Rerata half-life warfarin 40 jam Efek antikoagulan 2-5 hari Target terapi pada international normalised ratio (INR 2-3) 2.0–3.0. Untuk katup mekanik target INR range is 2.5–3.5 Warfarin adalah a vitamin K antagonis

15 Anticoagulant Management

16 Anticoagulant Management

17 Anticoagulant Management
resuming warfarin postoperative: warfarin can be resumed on the evening of the procedure (regardless of whether the procedure is performed in the morning or afternoon), at the usual maintenance dose (no loading dose) low molecular weight heparin or unfractionated heparin can be resumed 12–24 hours following the procedure for minor surgery. For major surgery, the first dose should be 24–72 hours post surgery.9 The initial dose will vary from the prophylactic dose (for example, enoxaparin 40 mg daily) to the therapeutic dose (for example, enoxaparin 1 mg/kg twice daily) depending on the risk of thrombosis, and the risk of bleeding. This needs to be individualised for each patient

18 Anesthesia Management
Prinsip dasar: Pada pasien dengan riwayat penyakit kardiovaskular disarankan untukmeminimalkan stress emosional yang berlebih dan pemberian analgetik yang adekuat namun efektif dengan mempertimbangkan efek sampingnya

19 Anesthesia Management
Vasocontrictor lokal (adrenalin, nor ephineprin) harus diberikan secara cermat dan hati hati terutama pada pasien dengan riwayat penyakit jantung koroner. Pemberian anestetik lokal adrenalin bersifat vasoconstrictor yang akan meningkatkan tahanan perifer sistemik, meningkatkan tekanan darah, kinerja jantung dan kebutuhan  resiko serangan jantung/ infark miokard akut Terapi adrenalin lokal (dengan pengenceran yang sesuai) umumnya aman.

20 Antibiotik profilaksis
Antibiotik profilaksis diberikan pada penderita dengan risiko endokartitis infektif.  Penyakit jantung katup dan kongenital.  Penderita dengan katup mekanik.  Penderita dengan riwayat endokarditis infektif.

21 Antibiotic prophylaxis
Adult Prophylaxis: Dental, Oral, Respiratory, Esophageal Standard Regimen Amoxicillin 2g PO 1h before procedure or Ampicillin 2g IM/IV 30m before procedure Penicillin Allergic Clindamycin 600 mg PO 1h before procedure or 600 mg IV 30m before Cephalexin OR Cefadroxil 2g PO 1 hour before Cefazolin 1.0g IM/IV 30 min before procedure Azithromycin or Clarithromycin 500mg PO 1h before

22 Matur Nuwun


Download ppt "Tindakan operasi/prosedur tindakan gigi"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google