Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DALAM MENINGKATKAN KUALITAS GURU DI SEKOLAH

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DALAM MENINGKATKAN KUALITAS GURU DI SEKOLAH"— Transcript presentasi:

1 DALAM MENINGKATKAN KUALITAS GURU DI SEKOLAH
PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS GURU DI SEKOLAH Kepala Perpustakaan MAN Insan Cendekia Serpong Jl. Cendekia, BSD Sektor XI Tangerang Oleh: Muhamad Ihsanudin, M.Hum Ketua Umum PP ATPUSI

2 Membangun masyarakat berbasis pengetahuan (Knowledge based society)
Visi Pendidikan Abad 21 Membangun masyarakat berbasis pengetahuan (Knowledge based society)

3 Indikator Masyarakat Berbasis Pengetahuan (Knowledge Based Society)
Memiliki kemampuan tinggi dalam memecahkan masalah (problem solving) Kreatif, inovatif, beretika dan demokratis Menjadi pembelajar mandiri (Independent leaner) Selalu belajar sepanjang hidupnya (longlife leaner)

4 Arah Pendidikan Global
Teacher-Centered Student-Centered Learning-Centered Future Present Past

5 Fase Perkembangan Masyarakat Dunia
Agriculture Society Industrial Society Information Society Knowledge Society Innovation Society Di mana posisi Indonesia sekarang? Mereka yang mampu berinovasilah yang bisa survive di masa depan

6 The illiterate of the 21st century will not be those who cannot read and write, but those who cannot learn, unlearn, and relearn (Alvin Toffler, 1990)

7 Knowledge Pyramid/ Hierarchy Sharma (2005)
Landasan Peradaban Barat KNOWLEDGE INFORMATION DATA Knowledge Pyramid/ Hierarchy Sharma (2005) WISDOM

8 Data adalah …. Deretan angka bilangan (counts) Sesuatu (things)
Simbol/tanda (symbols) Informasi yang belum jadi (Unprossed information) – Ackoff (2003) – Schuler (2003). - Bellinger, dkk. (2004)

9 Informasi (Information) adalah….
Sekumpulan data yang saling berkaitan atau berhubungan dengan konteks tertentu – Bellinger, dkk (2004) Data yang mempunyai makna (Data with meaning) – Hey (2004) Sekumpulan data yang akan menjawab pertanyaan tentang siapa (who), apa (what), di mana (where) dan kapan (when) – Ackoff (2003), seperti disimpulkan diterapkan dalam dunia pers/jurnalistik).

10 Pengetahuan (knowledge) adalah…
Informasi yang saling berkaitan yang telah diproses melalui pemahaman (understanding) dan penafsiran (interpreting) – Schuler (2003). Informasi yang bernilai tinggi yang diperoleh melalui proses berpikir. Proses berpikir yang dimaksud adalah refleksi (reflection) dan kesimpulan (synthesis), yaitu melalui langkah menganalisa (to analyze), membandingkan (to compare) dan menyimpulkan (to synthesize) – Davenport (1998). Informasi yang telah di”olah” (extracted), di”saring” (filtered), dan dibentuk (formatted) dengan cara tersendiri. Pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) adalah informasi (baik berupa hipotesa atau teori) yang dinyatakan validitasnya berdasarkan ketentuan dan ujian (test applied) tertentu oleh komunitas ilmuwan.

11 Kearifan (wisdom) … Ability to synthesize various streams of knowledge –even seemingly unrelated bodies of knowledge- enough to be able make informed judgments about various ideas and propositions that may lie outside of our own direct areas of expertise – Schuler (2003). Wujud penerapan pengetahuan dengan prinsip berpikir sangat kehati-hatian, kemampuan mengambil keputusan jitu dalam tekanan atau dalam situasi konflik/genting/kritis – Firestone (2004). Kemampuan menjawab atau menjelaskan mengapa (why) sesuatu itu terjadi – Ackoff (2003). Dalam bahasa agama adalah al Hikmah seperti cerita antara Nabi Musa dan Nabi Khaidir

12 Hubungan Data, informasi, pengetahuan dan wisdom
Tergambar dari puisi T.S Eliot yang berjudul “The Rock” (1934): “Where is the life we have lost in living? Where is the wisdom we have lost in knowledge? Where is the knowledge we have lost in information?” Where is the information we have lost in data? (baris terakhir ini tambahan dari penulis). Kalau diartikan secara bebas, kira-kira maknanya sebagai berikut: Tiada kehidupan tanpa mengetahui makna hidup Tiada kearifan tanpa pengetahuan Tiada pengetahuan tanpa informasi Tiada informasi tanpa data

13 Perpustakaan adalah… Tempat kumpulan DATA, INFORMASI dan PENGETAHUAN
Dikemas dalam: Buku, ensiklopedi, koran, majalah, jurnal, laporan penelitian, dan lain-lain atau disebut printed materials. Dikemas dalam media: kertas/paper, cd, kaset, tv, video, internet, dan sebagainya atau disebut electronic resources.

14 Belajar sesungguhnya…
Mengolah data menjadi informasi Mengolah informasi menjadi pengetahuan Mengolah pengetahuan yang ada menjadi pengetahuan baru (to construct new knowledge) Menerapkan pengetahuan dalam kehidupan (kearifan) Langkah-langkah belajar: -Mengumpulkan informasi -Melakukan selecting, filtering, and extracting information -Memahami(understanding), menginterpretasi, menganalisis (analyze), dan menyimpulkan (synthesize).

15 Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif
Visi Kurikulum 2013 Mewujudkan insan Indonesia yang Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif melalui penguatan Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan yang terintegrasi Sumber: Kemdikbud, 2012 15

16 Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Bus. Review: Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: Observing [mengamati] Questioning [menanya] Associating [menalar] Experimenting [mencoba] Networking [Membentuk jejaring] Personal Inter-personal Perlunya merumuskan kurikulum yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning

17 Model Pembelajaran Saintifik
dalam Kurikulum 2013 Experi- Menting (mencoba) Questioning (Menanya) Observing (Mengamati) Applying Under-standing Knowing/ Remembering Communicating (Mempresentasikan) Evaluating Associating (Menalar) Analyzing Skill (Dyers) Knowledge (Bloom)

18 Pendekatan Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Problem-Based Learning Inquiry-Based Learning Discovery-Based Learning Project-Based Learning

19 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem -Based Learning)
“ Suatu model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal membangun pengetahuan baru.” H.S. Barrows 1982

20 INQUIRY BASED LEARNING
LEARNING SHOULD BE AROUND STUDENT’S QUESTIONS STUDENTS TO WORK TOGETHER TO SOLVE PROBLEMS RATHER THAN RECEIVING DIRECT INSTRUCTION ON WHAT TO DO FROM THE TEACHER.

21 Kerangka Kompetensi Abad 21
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008 Kehidupan dan Karir • Fleksibel dan adaptif • Berinisiatif dan mandiri • Keterampilan sosial dan budaya • Produktif dan akuntabel • Kepemimpinan&tanggung jawab Pembelajaran dan Inovasi • Kreatif dan inovasi • Berfikir kritis menyelesaikan masalah • Komunikasi dan kolaborasi Informasi, Media and Teknologi • Melek informasi • Melek Media • Melek TIK Kerangka ini menunjukkan bahwa berpengetahuan [melalui core subjects] saja tidak cukup, harus dilengkapi: Berkemampuan kreatif - kritis Berkarakter kuat [bertanggung jawab, sosial, toleran, produktif, adaptif,...] Disamping itu didukung dengan kemampuan memanfaatkan informasi dan berkomunikasi Partnership: Perusahaan, Asosiasi Pendidikan, Yayasan,... 21

22 Permasalahan: Banyak guru kesulitan mencari informasi
Tidak sedikit guru “malas” atau “tidak terbiasa” mencari informasi Materi yang diajarkan “miskin” data dan informasi (lack of data and information or reference) Mencari data dan informasi belum menjadi sikap kerja atau budaya yang inheren dalam diri Tidak sedikit guru kebingungan mencari informasi/sumber belajar karena belum memiliki kemampuan informasi (information literacy) Kebiasaan membaca (reading habit) dan kemampuan membaca (reading literacy) pada sebagian guru masih rendah.

23 8 Peran Perpustakaan dalam melayani penggunanya (Siswa dan Guru)
School Library/Librarian Roles Resource Agent Literacy Development Agent Knowledge Construction Agent Academic Achievement Agent Independent Reading and Personal Development Agent Technological Literacy Agent Rescue Agent Individualized Learning Agent

24 (1) Resource Agent: Menyediakan koleksi yang memenuhi kebutuhan kurikulum Menawarkan berbagai koleksi/informasi yang up to date dengan berbagai pilihan Pustakawan melakukan bimbingan dalam pencarian informasi/koleksi Pustakawan mengajarkan cara-cara memanfaatkan informasi/koleksi secara efektif

25 (2) Literacy Development Agent
Pustakawan mengajarkan tentang information literacy: - Strategi pencarian informasi (Information seeking strategies) - keterampilan menggali informasi - keterampilan menformulasikan query (simple search & advanced search) - keterampilan memanfaatkan informasi untuk penyelesaian tugas-tugas pembelajaran (problem solving), bahkan memecahkan berbagai persoalan hidup.

26 (3) Knowledge Construction Agent
Pustakawan mengajarkan tentang tahap-tahap mengkonstruksi (membangun) pengetahuan dengan pemanfaatan literatur/koleksi dalam pembelajaran yang biasa disebut Information Literacy (Big 6 Model, SCONUL Model, Empowering 8 Model, ect.) Mendidik siswa mampu menemukan pengetahuan baru dan memahami pengetahuan baru tersebut melalui proses selecting, compare, extract, analyze, synthesize, ect.

27 “Information literacy is a core issue for 21st century education”
Diljit Singh (2008)

28 (American Library Association, 1989)
INFORMATION LITERACY? “a set of abilities requiring individuals to recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effectively the needed information” (American Library Association, 1989)

29 Model Literasi Informasi
Literacy Information Model Big6 SCONUL/ Pillars Empowering8 7 Langkah Literasi Informasi (Tim UAJ)

30 Model

31 SCONUL Model

32 Empowering8 Model

33 7 Langkah Knowledge Management Model
Tim UAJ © 2010 7 Langkah Knowledge Management Model Perumusan Masalah Mengidentifikasi sumber informasi dan mengakses informasi Evaluasi sumber informasi dan informasi Menggunakan informasi Menciptakan karya Mengevaluasi Menarik pelajaran (lesson learned)

34 (4) Academic Achievement Agent
Pustakawan menfasilitasi guru dalam melakukan penelitian, penulisan ilmiah dan publikasi karya tulis ilmiah Pustakawan menfasilitasi penyelesaian tugas-tugas pengajaran yang diperlukan guru, seperti penyediaan buku referensi, buku pengayaan, dan fasilitas internet serta ruangan yang kondusif yang nyaman di perpustakaan.

35 (5) Independent Reading and Personal Development Agent
Perpustakaan membentuk budaya baca, sehingga tertanam dalam diri setiap penggunanya budaya baca secara mandiri (Reading literacy, lifelong reader). Pustakawan mengajarkan teknik membaca efektif, seperti SQ3R, Skimming, Scanning dan Speed Reading. Perpustakaan membentuk kepribadian/kompetensi sesuai minat, bakat dan kemampuan diri para penggunanya -Disediakan bahan bacaan variatif, mulai bahan bacaan ringan/ menyenangkan (pleasure reading), hingga bahan bacaan serius (knowledge reading), dll.

36 (6) Technological Literacy Agent
Perpustakaan mengenalkan teknologi informasi kepada penggunanya Menyediakan berbagai media dan software pembelajaran - Mengajarkan cara-cara menggunakan TI tersebut pada mereka -Tujuan: agar pembelajaran mereka lebih hidup/menarik

37 (7) Rescue Agent Perpustakaan menjadi rujukan (UGD) bila siswa/guru mengalami “Information Crises” (kepanikan informasi) . Misalnya: - siswa/guru membutuhkan informasi cepat - siswa/guru panik sumber yang dia cari tidak ditemukan - siswa/guru bingung begitu banyak informasi yang tidak relevan (information overload) Maka, datanglah ke perpustakaan segera, seluruh persoalan kebutuhan informasi anda akan terpenuhi.

38 (8) Individualized Learning Agent
Pustakawan menjadi tempat para pengguna bertanya untuk mengatasi kesulitan-kesulitannya di perpustakaan. Perpustakaan memiliki layanan reference desk dan pustakawan adalah seorang subject specialist yang handal. Pustakawan menjadi advisor (penasehat/penunjuk jalan) bagi para penggunanya untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan, menilai informasi, dan memanfaatkan informasi itu untuk menyelesaikan tugas-tugas atau mengatasi berbagai masalah.

39 Information Literacy Model

40

41

42 Standar Kompetensi Literasi Informasi
No Standar Kompetensi Literasi Informasi 1 Mampu mengakses informasi secara efektif dan efisiens 2 Mampu menilai informasi secara kritis dan kompetens 3 Mampu menggunakan informasi secara akurat dan kreatif 4 Mampu mencari/menggali informasi yang berhubungan dengan minat dirinya 5 Mampu mengapresiasi literatur dan ekspresi kreatif karya orang lain 6 Mampu secara ahli dan sungguh-sungguh dalam penelusuran informasi dan memproduksi pengetahuan (baru) 7 Mampu mengenali/memahami informasi yang berkontribusi dalam kehidupan masyarakat yang demokratis (Memahami berbagai kultur, ras, agama dan hak yang sama dalam memperoleh informasi) 8 Mampu menunjukkan etika/moral yang baik dalam menggunakan informasi dan teknologi informasi 9 Mampu berpartisipasi secara efektif dalam berbagai kelompok untuk memperoleh dan mempergunakan informasi (Senang berdiskusi dan berbagi informasi/pengetahuan, menghargai perbedaan pandangan/pendapat, baik secara langsung maupun melalui teknologi ( , mail list, yahoo group, dll.)

43 LINGKUP MATERI LITERASI INFORMASI
1. Strategi penelusuran informasi Katalogisasi, klasifikasi, daftar indeks, tajuk subjek, thesaurus, mesin-mesin pencari, online databases, penelusuran sederhana, penelusuran kompleks, boolean logic, frase, dan lain-lain. 2. Penyeleksian informasi Jenis-jenis sumber informasi, validitas dan akurasi informasi, analisis isi, pengarang dan lembaga penerbit informasi, baik tercetak maupun online (internet) 3. Pemanfaatan informasi Memahami konten informasi, membaca cepat, membaca efektif (SQ3R, Skimming, Scanning), mengutip, membuat catatan kaki, membuat daftar pustaka, melakukan analisis informasi sampai penarikan kesimpulan (sintesis). 4. Etika dan aspek legal informasi -plagiarisme -etika ilmiah -Hak Cipta dan Hak atas Kekayaan Intelektual 5. Mempresentasikan hasil tulisan/kajian/ presentasi -Menyusun hasil kajian dalam bentuk presentasi - Membuat bahan presentasi yang efektif dan menarik (gambar, grafik, chart, video, dll.) 6. Evaluasi Evaluasi proses dan evaluasi hasil.

44 Pembelajaran dengan Big6: Langkah 1

45 Big6: langkah 2

46 Big6: Langkah 3

47 Big6: Collaborative Learning

48 Big6: Collaborative Learning

49 Big6: Collaborative Learning

50 Konsep layanan Perpustakaan Sekolah dalam Kurikulum 2013
Collection service Reference service Reader’s advisory service Information literacy service Intermediary service Technological literacy service Individual learning service Information rescue service Start Pemustaka (Siswa dan Guru) Layanan Perpustakaan Hasil pembelajaran Finish Proses Pembelajaran

51 Indikator kualitas layanan perpustakaan
Kekuatan koleksi (keluasan, Relevansi koleksi dengan kebutuhan Pengguna, kemudahan akses, Kecepatan akses. Koleksi Providing collection P E R U S T A K N Reference, reader’s advisory, information literacy, intermediary, technology literacy, Info rescue services) Pustakawan Kemampuan (knowledge & skill) Sikap (attitude) Dan penampilan fisik Suka membantu, tanggap, ramah, sopan, komunikasi lancar, penampilan rapi, dll. Sarana akses dan petunjuk- petunjuk Katalog dan sistem Pengorganisasian koleksi mudah dipahami/digunakan, efektif, Jelas, diketahui oleh pengguna (disosialisasikan dengan baik) Fasilitas dan ruangan perpustakaan Penataan ruangan, Suasana ruangan, Kualitas furniture, lokasi nyaman, merangsang imajinasi, tenang, dekat dengan pusat kbm, merangsang inspirasi, dll.

52 Perlu Perubahan Kultur & Persepsi
Pustakawan tidak bukan penjaga buku Pustakawan menjadi mitra siswa dan guru dalam pembelajaran Pustakawan berperan mengajarkan literasi informasi Pustakawan dapat berkolaborasi dengan guru dalam pembelajaran berbasis projek, discovey, problem, dan inquiry. Pimpinan sekolah dan seluruh civitas akademika sekolah hendaknya mengubah cara pandangnya terhadap perpustakaan dan pustakawan. Perpustakaan adalah sumber data, informasi dan pengetahuan, bahkan sumber kearifan (wisdom) sebagai sumber dan bahan utama pembelajaran. Pustakawan adalah seorang subject specialist (ahli di bidang subjek-subjek keilmuan) dan seorang knowledge worker (pekerja pengetahuan) yang sangat penting perannya dalam pembelajaran abad 21 ini.

53

54 DAFTAR BACAAN Ackoff, R.L (1989). From Data to Wisdom. Journal of Applied Systems Analysis, 1989, 16, 3-9. Bellinger, G. and Castro, D. and Mills, A (2005). Data, Information, Knowledge, and Wisdo. Eisenberg, Michael, Carrie A. Lowe, and Kathleen L. Spitzer. (2004). Information literacy: Essential skills for the information age. Westport, Conn: Libraries Unlimited. Haycock, K. (2004). The literacy principal: leading, supporting and assessing reading and writing initiatives. Teacher-Librarian, vol.31, Iss.4. Kuhlthau, Carol Collier, Ann K. Caspari, and Leslie K. Maniotes. (2007). Guided inquiry: Learning in the 21st century. Westport, Conn: Libraries Unlimited. Perera, M.J.C. (1995). Development of scientific information services in Sri Lanka: a perspective with special reference to agriculture, IAALD Quarterly Bulletin, Vol. 40 No. 4. Sharma, N. (2005). The Origin of the Data Information Knowledge Wisdom Hierarchy. School of Information, University of Michigan. Todd, R., Kuhlthau, C. (2004). Ohio confirms libraries play major role in student learning. Teacher-Librarian, vol.31, Iss.4. Vancouver Teacher-Librarians (2001). School libraries are important to student achievement, diakses pada Wasserman, P. (1991). Information transfer in science and technology: an overview, Asian Libraries, Vol. 1 No. 2. Wilson, Lisa (2004). Bringing vision to practise: Planning and provising the new library resource center. Teacher-Librarian. Seattlle, Oct., Vol.32, Iss.1. Zeleny, M. (1987). Management Support Systems: Towards Integrated Knowledge Management. Human Systems Mangement, 7, 1,


Download ppt "DALAM MENINGKATKAN KUALITAS GURU DI SEKOLAH"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google