Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

AHMAD DJALIL NUR DEWI SUSANAH ORNELA IZZAWATI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "AHMAD DJALIL NUR DEWI SUSANAH ORNELA IZZAWATI"— Transcript presentasi:

1 AHMAD DJALIL NUR DEWI SUSANAH ORNELA IZZAWATI
TES UNJUK KERJA Kelompok 3 AHMAD DJALIL NUR DEWI SUSANAH ORNELA IZZAWATI

2 DEFINISI Teknik penilaian yang menuntut siswa mendemonstrasikan kemahirannya, baik diwujudkan dalam bentuk tertulis sehingga disebut tes keterampilan tertulis, ataupun dalam bentuk lain yaitu berupa kemahiran mengidentifikasi, bersimulasi, ataupun melakukan pekerjaan yang sesungguhnya DEFINISI teknik penilaian yang menuntut siswa mendemonstrasikan kemahirannya, baik diwujudkan dalam bentuk tertulis sehingga disebut tes keterampilan tertulis, ataupun dalam bentuk lain yaitu berupa kemahiran mengidentifikasi, bersimulasi, ataupun melakukan pekerjaan yang sesungguhnya. Danielson (1998:1) mendefinisikan penilaian unjuk keja sebagai berikut performance assessment means any assessment of student learning that requires the evaluation of student writing, products, or behavior. That is, it includes all assessmentt with the exeption of multiple choice, matching, true/false testing, or problems with a single correct answer. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian belajar siswa yang meliputi semua penilaian dalam bentuk tulisan, produk atau sikap kecuali bentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, atau jawaban singkat.1) Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan atau kinerja siswa dalam melakukan sesuatu. Cara penilaian ini lebih otentik daripada tes tertulis karena bentuk tugasnya lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Semakin banyak kesempatan guru mengamati unjuk kerja siswa, semakin reliable hasil penilaian kemampuan siswa. 1) Iryanti, Puji Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta : Depdiknas. Hal. 6

3 KRITERIA INSTRUMEN UNJUK KERJA
AUTENTIK DAN MENARIK MEMUNGKINKAN PENILAIAN INDIVIDUAL MEMUAT PETUNJUK YANG JELAS Kriteria Instrumen Unjuk Kerja yang Baik 1. Autenik dan Menarik Melibatkan siswa dalam situasi yang akrab dengan mereka sehingga siswa berusaha untuk menyelesaikan tugas itu dengan sebaik-baiknya. Siswa cenderung lebih tertarik terhadap situasi tugas yang menyerupai kehidupan sehari-hari. 2. Memungkinkan penilaian individual Banyak instrumen unjuk kerja yang dimaksudkan untuk dikerjakan siswa secara berkelompok. Padahal bisa digunakan untuk kelompok dan individual. Contoh : sekelompok siswa diberi data dan diminta untuk menganalisanya. Untuk penilaian individunya masing-masing siswa diminta untuk memberi rangkuman dan penafsiran apa yang ditunjukkan oleh data tersebut. 3. Memuat petunjuk yang jelas Petunjuknya jelas, lengkap, tidak ambigu, dan tidak membingungkan. Petunjuk juga harus memuat apa yang dikerjakan siswa yang nantinya akan dinilai. Contoh : jika salah satu kriteria penilaian meliputi organisasi informasi, maka siswa harus diminta untuk menampilkan informasi yang diperolh dalam bentuk yang teratur.2) Penilaian dengan cara ini lebih tepat digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam penyajian lisan (keterampilan berbicara, berpidato, baca puisi, berdiskusi, dan sebagainya), pemecahan masalah dalam suatu kelompok, partisipasi siswa dalam diskusi kelompok kecil, kemampuan siswa menari, kemampuan siswa memainkan alat musik, kemampuan siswa dalam cabang-cabang olah raga, kemampuan siswa menggunakan peralatan laboratorium, kemampuan siswa mengoperasikan suatu alat, dan sebagainya. 2) Iryanti, Puji Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta : Depdiknas. Hal. 10

4 KELEBIHAN KELEMAHAN Cocok untuk :
-Penyajian lisan: keterampilan berbicara, berpidato, baca puisi, berdiskusi. -Pemecahan masalah dalam kelompok. -Partisipasi dalam diskusi. -Menari. -Memainkan alat musik. -Olah raga. -Menggunakan peralatan laboratorium. -Mengoperasikan suatu alat.

5 KELEBIHAN KELEMAHAN Siswa dituntut untuk berfikir sistematis
Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pelaporan di depan kelas. Menimalisir kesalahan dalam hasil kerja siswa. Mempertajam kemampuan siswa melaporkan suatu peristiwa. Guru mengetahui kemampuan siswa di berbagai aspek. Siswa termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya Siswa berpartisipasi aktif dan merasa dihargai pendapatnya dalam proses evaluasi. Siswa dapat mengembangkan kemampuan reseptif dan produktif dalam mengevaluasi hasil pelaporan berbagai peristiwa yang dilakukan temannya. Siswa berani menyalurkan inisiatif, aspirasi, komentar, dan kritik terhadap kinerja temannya. KELEMAHAN Guru dituntut ekstra teliti dan peduli pada siswa Menghabiskan energi dan waktu yang lebih banyak Siswa dituntut harus menguasai kompetensi Siswa yang belum pernah berbicara di depan umum merasakan ketakutan, grogi, dan malu yang dapat berakibat patah semangat. Siswa yang sudah maju untuk menyampaikan pelaporan berbagai peristiwa di depan kelas cenderung tidak memperhatikan temannya yang sedang menyampaikan pelaporan berbagai peristiwa. Siswa dapat memberikan evaluasi yang subjektif bila yang menyampaikan pelaporan berbagai peristiwa adalah teman dekat atau sahabatnya KELEBIHAN Siswa dituntut untuk berfikir sistematis Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pelaporan berbagai peristiwa secara lisan peristiwa yang terjadi di lingkungan siswa dengan kalimat yang jelas di depan kelas. Menimalisir kesalahan dalam hasil kerja siswa. Mempertajam kemampuan siswa melaporkan suatu peristiwa. Guru mengetahui kemampuan siswa di berbagai aspek. dapat mengungkap potensi siswa dalam memecahkan masalah, penalaran, dan komunikasi dalam bentuk tulisan maupun lisan. Siswa termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya dan tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan kesalahan yang telah dilakukan temannya. Siswa berpartisipasi aktif dan merasa dihargai pendapatnya dalam proses evaluasi. Siswa dapat mengembangkan kemampuan reseptif dan produktif dalam mengevaluasi hasil pelaporan berbagai peristiwa yang dilakukan temannya. Siswa berani menyalurkan inisiatif, aspirasi, komentar, dan kritik terhadap kinerja temannya. KELEMAHAN Guru dituntut lebih teliti dan lebih peduli terhadap kemampuan setiap siswa menghabiskan energi dan waktu yang lebih banyak daripada membuat dan melaksanakan tes konvensional. Siswa dituntut harus menguasai kompetensi yang diharapkan agar tidak terjadi kontradiksi Siswa yang belum pernah berbicara di depan umum merasakan ketakutan, grogi, dan malu yang dapat berakibat patah semangat. Siswa yang sudah maju untuk menyampaikan pelaporan berbagai peristiwa di depan kelas cenderung tidak memperhatikan temannya yang sedang menyampaikan pelaporan berbagai peristiwa. Siswa dapat memberikan evaluasi yang subjektif bila yang menyampaikan pelaporan berbagai peristiwa adalah teman dekat atau sahabatnya.

6 RUBRIK RUBRIK ANALITIK RUBRIK HOLISTIK
Rubrik adalah pedoman penskoran. Rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan. Dengan ini, dapat dianalisa kelemahan dan kelebihan seorang siswa ada di kriteria yang mana. Rubrik holistik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan kesan keseluruhan atau kombinasi semua kriteria. Rubrik ini, salah satu contoh penyebutan yang digunakan adalah tingkat 1 (tidak memuaskan), tingkat 2 (cukup memuaskan dengan banyak kekurangan), tingkat 3 (memuaskan dengan sedikit kekurangan), dan tingkat 4 (superior).

7 RUBRIK ANALITIK

8 RUBRIK HOLISTIK Rubrik holistik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan kesan keseluruhan atau kombinasi semua kriteria. Rubrik ini, salah satu contoh penyebutan yang digunakan adalah tingkat 1 (tidak memuaskan), tingkat 2 (cukup memuaskan dengan banyak kekurangan), tingkat 3 (memuaskan dengan sedikit kekurangan), dan tingkat 4 (superior).

9 Penilaian Unjuk Kerja dalam Praktikum Fisika
Aspek : Kinerja Ilmiah S K : Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi KD : Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat INDIKATOR : Pengaruh kalor terhadap perubahan suhu suatu zat cair Judul : Pengaruh kalor terhadap zat cair Kegiatan : Melakukan percobaan untuk menentukan hubungan antara kalor yang diserap dan perubahan suhu zat cair Masalah : Bagaimana hubungan kalor yang diserap zat cair dengan perubahan suhu zat cair Hipotesis : ……………. Rubrik: Mempersiapkan alat dan bahan Skor 4 : jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli), gelas kimia, statif, lampu spirtus, kaki tiga dan kasa, stop watch Skor 3 : jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air ataU oli), gelas kimia, , lampu spirtus, kaki tiga dan kasa, stop watch Skor 2 : jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli), gelas kimia, statif, lampu spirtus, kaki tiga dan kasa Skor 1 : jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli), gelas kimia, , lampu spirtus, kaki tiga. b. Pelaksanaan Skor 4 : jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, menggunakan kasa, termometer digantung tidak menyentuh gelas kimia, lampu dekat spirtus (tidak menyentuh) kasa. Skor 3 : jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, mengunakan kasa, termometer digantung tidak menyentuh gelas kimia, lampu spirtus terlalu jauh atau menyentuh gelas kimia. Skor 2 : jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, mengunakan kasa, termometer menyentuh gelas , lampu spirtus terlalu jauh atau menyentuh gelas kimia. Skor 1 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, tidak mengunakan kasa, termometer menyentuh gelas , lampu spirtus terlalu jauh atau menyentuh gelas kimia.

10 Menggunakan hasil pengukuran untuk menarik kesimpulan
FORMAT PENGAMATAN UNJUK KERJA NO Aspek yang Mempersiapkan Pelaksanaan Menggunakan hasil pengukuran Total Nilai dinilai Alat dan bahan untuk menarik kesimpulan Nama Skor Kelompok 4 3 2 1 Newton 11 9,2 Bernoulli 10 8,3  Coulomb 9  7,5 Kirchoff  8,3 c. Menggunakan hasil pengukuran untuk menarik kesimpulan Skor 4 : jika menggunakan tabel, membuat grafik hubungan antara kalor yang diserap (lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan dari bentuk grafik. Skor 3 : jika menggunakan tabel, tidak membuat grafik hubungan antara kalor yang diserap (lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan dari data dalam tabel. Skor 2 : jika tidak menggunakan tabel, membuat grafik hubungan antara kalor yang diserap (lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan dari bentuk grafik. Skor 1 : jika tidak menggunakan tabel, tidak membuat grafik hubungan antara kalor yang diserap (lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan Skor total yang diperoleh siswa Konversi Nilai = X 10 Skor maksimum 11 = x 10 12 = 9,16 Maka nilai kelompok Newton 9,2

11 DAFTAR PUSTAKA Uno, Hamzah B., dkk Pengembangan Instrumen Untuk Penelitian. Jakarta : Delima Press Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution Penilaian Hasil Belajar. Jakarta : PAU-PPAI, Universitas Terbuka. Djaali dan Pudji Muljono Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta : PPS UNJ Iryanti, Puji Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta : Depdiknas.

12


Download ppt "AHMAD DJALIL NUR DEWI SUSANAH ORNELA IZZAWATI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google