Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Dr. Ir. RAKHMA OKTAVINA, MT

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Dr. Ir. RAKHMA OKTAVINA, MT"— Transcript presentasi:

1 Dr. Ir. RAKHMA OKTAVINA, MT
STUDI GERAKAN DENGAN METODE MTM 1-2 (METHODS TIME MEASUREMENT 1-2) PADA PROSES PEMASANGAN NUT UNTUK MESIN WSS YUWANA BASKORO DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. RAKHMA OKTAVINA, MT

2 LATAR BELAKANG Produktivitas kerja di suatu perusahaan merupakan salah satu bagian dalam kesuksesan kerja. Produktivitas kerja yang tinggi memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk yang optimal. Pada proses pemasangan nut di PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors adanya faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan operator. Karena faktor-faktor tersebut dapat memperlambat produktivitas kerja yang berdampak pada penurunan produktivitas kerja. Sehingga diharapkan dapat memberikan usulan perbaikan untuk mengatasi penyebab lambatnya produktifitas kerja dengan mengurangi faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan-gerakan operator pada proses pemasangan nut

3 PERUMUSAN MASALAH Pada proses pemasangan nut di PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors ada gerakan-gerakan yang seharusnya tidak dilakukan oleh operator. Berdasarkan uraian tersebut masalah yang ingin dirumuskan pada penelitian ini adalah menganalisis dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan-gerakan operator pada saat proses pemasangan nut berdasarkan bagan analisa, dan menganalisis waktu tersingkat yang dibutuhkan seorang operator dalam proses pemasangan nut.

4 TUJUAN PENELITIAN Menganalisis nilai TMU dan faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan-gerakan operator. Menganalisis waktu tersingkat yang dibutuhkan bagi seorang operator dalam proses pemasangan nut.

5 Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors yang berlokasi di Jl. Raya Bekasi, KM 21-22, Pulogadung, Jakarta Timur. Penelitian dilakukan terhadap seorang operator laki-laki yang sudah mempunyai metode kerja yang dianggap baik dan terampil dalam proses pemasangan nut pada part untuk mesin Welding Stationary Spot . Berikut ini adalah diagram alir penelitian studi gerakan:

6 Diagram Alir Penelitian Studi Gerakan

7 PROSES PEMASANGAN NUT Proses pemasangan nut dilakukan oleh seorang operator pria dalam posisi badan berdiri tegak dengan posisi awal kedua tangan operator sebelum bekerja adalah disamping badan operator menghadap sebuah mesin welding yang berjenis (WSS) Welding Stationary Spot. Mesin welding dalam keadaan menyala. Nut memiliki diameter 1 cm, mula-mula tangan kanan operator mengambil material part dari box in dengan jarak 32 inch dan memindahkannya ketangan kiri untuk selanjutnya dibawa ke tip spot bagian bawah dengan jarak 12 inch, setelah itu tangan kanan mengambil nut dengan jarak 12 inch yang selanjutnya disatukan kepada part yang akan dipasang nut, selama tangan kiri masih memegang part yang akan di spot, tangan kanan menjangkau tombol merah dengan jarak 24 inch untuk melakukan proses spot. Setelah itu part yang telah dilas diletakan di box out dengan jarak 32 inch untuk dibawa ke proses penyatuan part berikutnya.

8 Gambar mesin WSS dan nut

9 Tabel 4.1 Bagan Analisa Pengamatan MTM-1
Bagian : Welding Tanggal : 4 – No : 1 Operasi : Pemasangan Nut Analisa : Yuwana Baskoro Lembar 1 ke dari 1 Keterangan Tangan Kiri No. LH TMU RH Keterangan Tangan Kanan 18.3 R32Am 1 Menjangkau Part dari Box In (masuk) 29 B 7 Membungkuk untuk mencapai objek 2 GIA Memegang part 31.9 AB 8 Berdiri tegak dari posisi membungkuk Menjangkau part R12Am 12.9 M12Am 3 Membawa part ketangan kiri G1A Rl1 6 Melepaskan part 18.6 TBC1 9 Memutar badan 1 langkah Memposisikan part pada tip WSS 4 P2NSE 21 7.3 EF 10 Memfokuskan mata saat akan memasang part pada mesin WSS. 9.6 Menjangkau nut Memegang nut 19.7 P2SSE Memposisikan nut pada part Memfokuskan mata saat akan memasang nut pada part. Melepaskan nut 14.9 mR24Am Menjangkau tombol 10.6 APA 5 Menekan tombol Membawa part ke Box Out (keluar) mM32Am 28.7 Melepaskan tombol No Keterangan Elemen Gerakan Faktor konversi 0,036 (Detik) Kelonggaran 15% Waktu (Detik) Jumlah Ulang Persiklus Total Waktu (Detik) Pemasangan Nut 239.8 8.6328 Total

10 Tabel 4.2 Kelonggaran Analisa Pengamatan MTM-1
Faktor Kondisi Kelonggaran (%) Tenaga yang dikeluarkan Sangat Ringan 6 Sikap kerja Berdiri 1 Gerakan kerja Normal Kelelahan mata Pandangan yang terputus-putus. 2 Suhu tempat kerja Keadaan atmosfer Cukup Keadaan lingkungan yang baik Sangat bising Kebutuhan pribadi Mengobrol Kebutuhan tak terhindarkan Mesin mati Total Nilai allowance 15%

11 Tabel 4.4 Usulan Bagan Analisa Perbaikan MTM-1
Bagian : Welding Tanggal : 4 – No : 1 Operasi : Pemasangan Nut Analisa : Yuwana Baskoro Lembar 1 ke dari 1 Keterangan Tangan Kiri No. LH TMU RH Keterangan Tangan Kanan 18.3 R32Am 1 Menjangkau Part dari Box In (masuk) 2 GIA Memegang part Menjangkau part R12Am 12.9 mM12Am 3 Membawa part ketangan kiri G1A Rl1 6 Melepaskan part Memposisikan part pada tip WSS 4 P2NSE 21 7.3 EF 10 Memfokuskan mata saat akan memasang part pada mesin WSS. 9.6 Menjangkau nut Memegang nut 19.7 P2SSE Memposisikan nut pada part Memfokuskan mata saat akan memasang nut pada part. Melepaskan nut 14.9 mR24Am Menjangkau tombol 10.6 APA 5 Menekan tombol Membawa part ke Box Out (keluar) mM32Am 28.7 Melepaskan tombol No Keterangan Elemen Gerakan Faktor konversi 0,036 (Detik) Kelonggaran 13% Waktu (Detik) Jumlah Ulang Persiklus Total Waktu (Detik) Pemasangan Nut 160.3 5.7708 Total

12 Tabel 4.5 Kelonggaran Usulan Analisa Perbaikan MTM-1
Faktor Kondisi Kelonggaran (%) Tenaga yang dikeluarkan Sangat Ringan 6 Sikap kerja Berdiri 1 Gerakan kerja Normal Kelelahan mata Pandangan yang hampir terus-menerus 2 Suhu tempat kerja Keadaan atmosfer Cukup Keadaan lingkungan yang baik Sangat bising Kebutuhan tak terduga Mesin mati Total Nilai allowance 13%

13 Tabel 4.7 Bagan Analisa Pengamatan MTM-2
Bagian : Welding Tanggal : 4 – No : 1 Operasi : Pemasangan Nut Analisa : Yuwana Baskoro Lembar 1 ke dari 1 Keterangan Tangan Kiri No. LH TMU RH Keterangan Tangan Kanan 32 GB32 1 Menjangkau Part dari Box In (masuk), Memegang part, dan Melepaskan part. 61 B 8 Membungkuk untuk mencapai objek dan berdiri tegak dari posisi membungkuk Menjangkau part, Memegang part GB 11 PA12 2 Membawa part ketangan kiri Memegang part 18 S 7 Memutar badan 1 langkah Memposisikan part pada tip WSS PA 3 E 5 Memfokuskan mata saat akan memasang part pada mesin WSS. 14 GB12 Menjangkau nut, Memegang nut, dan Melepaskan nut. Memposisikan nut pada part Memfokuskan mata saat akan memasang part pada mesin WSS. GB24 Menjangkau tombol, Memegang tombol, dan Melepaskan tombol Memegang part, Memegang part, Melepaskan part. A 4 Menekan tombol Membawa part ke Box Out (keluar) PA32 30 No Keterangan Elemen Gerakan Faktor konversi 0,036 (Detik) Kelonggaran 15% Waktu (Detik) Jumlah Ulang Persiklus Total Waktu (Detik) Pemasangan Nut 232 8.352 1.2528 9.6048 Total

14 Tabel 4.8 Kelonggaran Analisa Pengamatan MTM-2
Faktor Kondisi Kelonggaran (%) Tenaga yang dikeluarkan Sangat Ringan 6 Sikap kerja Berdiri 1 Gerakan kerja Normal Kelelahan mata Pandangan yang terputus-putus. 2 Suhu tempat kerja Keadaan atmosfer Cukup Keadaan lingkungan yang baik Sangat bising Kebutuhan pribadi Mengobrol Kebutuhan tak terhindarkan Mesin mati Total Nilai allowance 15%

15 Tabel 4.10 Usulan Bagan Analisa Perbaikan MTM-2
Bagian : Welding Tanggal : 4 – No : 1 Operasi : Pemasangan Nut Analisa : Yuwana Baskoro Lembar 1 ke dari 1 Keterangan Tangan Kiri No. LH TMU RH Keterangan Tangan Kanan 32 GB32 1 Menjangkau Part dari Box In (masuk), Memegang part, dan Melepaskan part. Menjangkau part, Memegang part GB 11 PA12 2 Membawa part ketangan kiri Memposisikan part pada tip WSS PA 3 7 E 5 Memfokuskan mata saat akan memasang part pada mesin WSS. Memegang part 14 GB12 Menjangkau nut, Memegang nut, dan Melepaskan nut. Memposisikan nut pada part Memfokuskan mata saat akan memasang part pada mesin WSS. GB24 Menjangkau tombol, Memegang tombol, dan Melepaskan tombol Memegang part, Memegang part, Melepaskan part. A 4 Menekan tombol Membawa part ke Box Out (keluar) PA32 30 No Keterangan Elemen Gerakan Faktor konversi 0,036 (Detik) Kelonggaran 13% Waktu (Detik) Jumlah Ulang Persiklus Total Waktu (Detik) Pemasangan Nut 157 5.652 Total

16 Tabel 4.11 Kelonggaran Usulan Analisa Perbaikan MTM-2
Faktor Kondisi Kelonggaran (%) Tenaga yang dikeluarkan Sangat Ringan 6 Sikap kerja Berdiri 1 Gerakan kerja Normal Kelelahan mata Pandangan yang hampir terus-menerus 2 Suhu tempat kerja Keadaan atmosfer Cukup Keadaan lingkungan yang baik Sangat bising Kebutuhan tak terduga Mesin mati Total Nilai allowance 13%

17 ANALISIS Total waktu perakitan dan nilai TMU (Time Measurenment Unit) untuk kedua bagan MTM-1 adalah sebagai berikut: Bagan Analisa Pengamatan : detik (239.8 TMU) Usulan Bagan Analisa Perbaikan : detik (160.3 TMU) Sedangkan total waktu perakitan dan nilai TMU (Time Measurenment Unit) untuk kedua bagan MTM-2 adalah sebagai berikut: Bagan Analisa Pengamatan : detik (232 TMU) Usulan Bagan Analisa Perbaikan : detik (157 TMU) Terlihat bahwa total waktu bagan analisa pengamatan lebih besar jika dibandingkan usulan bagan analisa perbaikan. Karena pada bagan analisa pengamatan adanya gerakan-gerakan yang seharusnya tidak dilakukan oleh operator dalam proses pemasangan nut, seperti gerakan membungkuk dan memutar badan pada proses pemasangan nut. Pada metode MTM-1 hasil nilai TMU (Time Measurenment Unit) dan total waktu perakitan lebih besar dibandingkan dengan metode MTM-2 dikarenakan pada metode MTM-2 merupakan penggabungan beberapa gerakan-gerakan tunggal seperti pada MTM-1 yang umum terjadi dalam pekerjaan.

18 Pada tabel kelonggaran dapat dilihat bahwa pada kelonggaran analisa pengamatan lebih besar dibandingkan dengan kelonggaran analisa perbaikan walaupun perbedaan tersebut tidak terlalu jauh. Kelonggaran bagan analisa pengamatan adalah sebesar 15% sedangkan kelonggaran usulan bagan analisa perbaikan adalah 13% terlihat bahwa kelonggaran bagan analisa perbaikan lebih kecil dibandingkan dengan bagan analisa pengamatan dikarenakan adanya pengurangan pada kelonggaran kebutuhan pribadi (mengobrol) dan kebutuhan tak terhindarkan (mesin mati).

19 KESIMPULAN 1. Nilai TMU (Time Measurenment Unit) pada MTM-1 yang didapatkan berdasarkan bagan analisa pengamatan adalah TMU dan usulan bagan analisa perbaikan adalah TMU. Nilai TMU (Time Measurenment Unit) pada MTM-2 yang didapatkan berdasarkan bagan analisa pengamatan adalah 232 TMU dan Usulan bagan analisa perbaikan adalah 157 TMU. Berdasarkan nilai TMU (Time Measurenment Unit) diatas dapat dilihat bahwa nilai TMU (Time Measurenment Unit) pengamatan ternyata lebih besar dibandingkan nilai TMU (Time Measurenment Unit) perbaikan, hal ini dikarenakan pada gerakan pengamatan terdapat banyak gerakan yang tidak penting yang seharusnya tidak dilakukan. Jadi pada usulan bagan analisa perbaikan, banyak gerakan yang dikurangi dari bagan analisa pengamatan, sehingga nilai TMU (Time Measurenment Unit) analisa pengamatan lebih besar dibandingkan dengan analisa perbaikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan operator adalah adanya gerakan-gerakan yang seharusnya tidak dilakukan oleh operator karena dapat memperlambat proses pemasangan nut seperti gerakan membungkuk dan memutar badan. 2. Waktu tersingkat yang dibutuhkan bagi seorang operator dalam proses pemasangan nut adalah dengan menggunakan metode MTM-2 adalah untuk bagan analisa pengamatan adalah detik dan usulan bagan analisa perbaikan adalah detik. Karena pada metode MTM-2 merupakan penggabungan beberapa gerakan-gerakan tunggal seperti pada MTM-1 yang umum terjadi dalam pekerjaan

20 SARAN 1. PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors dapat menerapkan metode MTM-2 (Methods Time Measurement) ini agar kinerja operator dapat lebih baik dari sebelumnya. 2.Operator diharapkan lebih teliti dan terampil agar mendapatkan hasil kerja yang optimal. dan mengikuti gerakan-gerakan dari usulan bagan analisa perbaikan untuk mengurangi cepat lelah dan mengurangi resiko kecelakaan kerja.

21 TERIMA KASIH


Download ppt "Dr. Ir. RAKHMA OKTAVINA, MT"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google