Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENGGUNAAN SISTEM PENGKODEAN BARIS (BARCODE)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENGGUNAAN SISTEM PENGKODEAN BARIS (BARCODE)"— Transcript presentasi:

1 PENGGUNAAN SISTEM PENGKODEAN BARIS (BARCODE)
Satriadi Siraj Isjaya Nadhifah Afdhal Syahrullah A.Asmi Pratiwi Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar 2011

2 Kode Baris (Barcode) Sejarah
Pada tahun 1932, Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan barang di perusahaan retail. Awalnya, teknologi kode batang dikendalikan oleh perusahaan retail, lalu diikuti oleh perusahaan industri. Lalu pada tahun 1948, pemilik toko makanan lokal meminta Drexel Institute of Technology di Philadelphia, untuk membuat sistem pembacaan informasi produk selama checkout secara otomatis. Kemudian Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland, lulusan Drexel patent application, bergabung untuk mencari solusi. Woodland mengusulkan tinta yang sensitif terhadap sinar ultraviolet. Prototype ditolak karena tidak stabil dan mahal. Tangal 20 Oktober 1949 Woodland dan Silver berhasil membuat prototipe yang lebih baik. Akhirnya pada tanggal 7 Oktober 1952, mereka mendapat hak paten dari hasil penelitian mereka. Pertama kalinya kode batang dipakai secara komersial adalah pada tahun 1970 ketika Logicon Inc. membuat Universal Grocery Products Identification Standard (UGPIC)

3 teknik sistem pengkodean baris atau barcode dapat berfungsi sebagai sarana pengamanan. Di awal perkembangannya, penggunaan kode baris dilakukan untuk membantu proses pemeriksaan barang-barang secara otomatis pada supermarket. Tetapi, saat ini kode baris sudah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti misalnya digunakan sebagai kartu identitas, kartu kredit dan untuk pemeriksaan secara otomatis pada perpustakaan. Penggunaan barcode memangkas waktu dan biaya untuk mengidentifikasi suatu barang secara cepat dan mudah. Coba bayangkan andai kasir harus mengetik semua kode barang yang dibeli pengunjung secara manual, pasti antrean kasir semakin panjang Bar coding adalah sebuah bentuk artificial identifier. Barcode merupakan sebuah kode mesin yang dapat dibaca. Barcode terdiri dari sebuah bentuk bar dan spasi (hitam dan putih) dalam rasio yang didefinisikan yang mempresentasikan karakter alphanumerik.

4 Kode baris digambarkan dalam bentuk baris hitam tebal dan tipis yang disusun berderet sejajar horisontal. Untuk membantu pembacaan secara manual dicantumkan juga angka-angka dibawah kode baris tersebut. Garis hitam dinamakan black bar (1)dan garis putih dinamakan white bar (0)

5 alat-alat pendukung barcode
Alat-alat pendukung barcode, yang terdiri dari barcode printers yang berfungsi untuk mencetak label barcode, barcode scanners yang berfungsi untuk membaca label barcode, dan barcode verifiers berfungsi untuk memeriksa simbol-simbol dengan kecepatan baca yang tinggi

6 Bentuk Barcode Barcode satu dimensi (1D) - Code 39 - Code 93
- Interleaved 2 of 5 - UPC (UPC A, UPC E, UPC 2, UPC 5) - EAN (EAN-8, EAN-13, EAN 5, EAN 2) - DUN 14 - Intelligent Mail Barcode - MSI - POSTNET Barcode dua dimensi (2D) - symbology PDF417

7 CODE 39 Code 39 yang juga dikenal sebagai code 3 of 9, merupakan kode pertama berupa Alpha Numeric (huruf dan angka). Kode tersebut dapat membaca seluruh huruf besar abjad dan karakter angka serta karakter tambahan seperti -$ / + % * dan spasi. Huruf kecil tidak dapat dikodekan. Code 39 juga dimulai dan diakhiri dengan tanda bintang (*) yang dikenal sebagai kartakter start/stop dan hanya boleh digunakan pada awal dan akhir kode. Kita akan mengkodekan TEST8052. 1.The START character (*): The digit "T": The digit "E": The digit "S": The digit "8": The digit "0": The digit "5": The digit "2": The STOP character (*):

8

9 Code 128 Adalah suatu barcode alphanumerik (full ASCII) yang memiliki kerapatan (density) yang sangat tinggi dan panjang baris yang bervariasi. Barcode code 128 ideal untuk aplikasi seperti shipping and warehouse management (pengaturan maskapai pelayaran dan pengelolaan gudang). The Code 128 terbagi atas "character sets" or "character modes." The start code yg digunakan menentukan karakter set mana yg akan digunakan. Character set juga bisa diubah pada bagian tengah kode. Kita akan mengkodekan HI dan checksum digit adalah 67. The START-B character: The digit "H“ : The digit "I“ : CODE-C" character: The digits "34“ : The digits "56“ : The digits "78“ : The checksum digit of 67 encoded as: The STOP character:

10

11

12 Interleaved 2 of 5 Adalah sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki. Barcode interleaved 2 of 5 dapat dipergunakan untuk aplikasi industri dan laboratorium The digit "1" encoded in bars : WNNNW The digit "2" encoded in spaces : NWNNW The digit "3" encoded in bars : WWNNN The digit "4" encoded in spaces : NNWNW The digit "5" encoded in bars : WNWNN The digit "6" encoded in spaces : NWWNN The digit "7" encoded in bars : NNNWW The digit "0" encoded in spaces : NNWWN 1.START CODE (always the same): 1010 2.1st and 2nd Digits: 3.3rd and 4th Digits: 4.5th and 6th Digits: 5.7th and 8th Digits: 6.STOP CODE (always the same): 1101

13 BARCODE EAN EAN adalah singkatan dari European Article Number. Ada dua tipe utama barcode EAN: EAN 13 yang menampilkan angka tiga belas digit dan EAN 8 yang mengkodekan delapan digit. Dalam system ini digunakan kata digit dan bukan karakter. Tidak ada karakter Alphabet yang diperkenankan dalam kode ini

14 EAN-13 standar terdiri dari:
Kode negara atau kode sistem: 2 atau 3 digit pertama mewakili Negara dimana barcode dikeluarkan, masing-masing Negara berbeda angka (nomor kodenya). Nomor 899 diberikan untuk Indonesia. Hal ini diatur oleh EAN International. Manufacturer Code: Ini adalah 4 atau 5 digit kode yang diberikan pada manufacturer dari wewenang penomoran EAN. Product Code: 5 digit setelah manufacturer code. Nomor ini diberikan manufacturer untuk merepresentasikan suatu produk yang spesifik. Check Digit atau Checksum: Digit terakhir dari kode batang, digunakan untuk verifikasi bahwa kode batang telah dipindai dengan benar. Untuk melengkapi kode EAN 13 (13 digit), sebuah CHECK DIGIT tercantum pada angka terakhir sesudah 12 digit terpasang. Check digit disusun secara aritmatik dari dua belas digit pertama. Sebuah perangkat lunak desain (barcode) secara otomatis akan dapat menghasilkan (menghitung) check digit ini. Check digit digunakan oleh barcode reader (alat baca barcode) untuk memastikan agar dibaca secara akurat. Reader (alat baca) barcode akan membaca keseluruh tiga belas digit dari kanan ke kiri (sebaliknya), menyusun dari keduabelas pertama angka berapa yang seharusnya menjadi digit ketigabelas dan jika hitungan ini benar, maka reader akan menganggap bahwa keseluruhan kode telah dibaca dengan benar.

15 1.LEFT GUARD BARS (always the same): 101.
2.SECOND NUMBER SYSTEM DIGIT [5]: Encoded with left-hand odd parity, 3.1st MANUFACTURER DIGIT [0]: Encoding with left-hand even parity, 4.2nd MANUFACTURER DIGIT [1]: Encoded with left-hand odd parity, 5.3rd MANUFACTURER DIGIT [0]: Encoded with left-hand even parity, 6.4th MANUFACTURER DIGIT [3]: Encoded with left-hand odd parity, 7.5th MANUFACTURER DIGIT [1]: Encoded with left-hand even parity, 8.CENTAR GUARD BARS (always the same): 9.1st PRODUCT CODE DIGIT [3]: Encoded as right-hand character, 10.2nd PRODUCT CODE DIGIT [1]: Encoded as right-hand character, 11.3rd PRODUCT CODE DIGIT [1]: Encoded as right-hand character, 12. 4th PRODUCT CODE DIGIT [3]: Encoded as right-hand character, 13.5th PRODUCT CODE DIGIT [0]: Encoded as right-hand character, 14.CHECK DIGIT [9]: Encoded as right-hand character, 15.RIGHT GUARD BARS (always the same): 101.

16

17 EAN 8 Barcode EAN 8 dibuat dengan cara serupa dengan EAN atau 3 digit pertama merupakan Flag, yang diikuti oleh empat digit Pengenal Singkat (Short Identifier) berikutnya. Pengenal ini terdiri dari nomor perusahaan dan untuk produk yang unik. Digit terakhir juga merupakan check digit 1.LEFT GUARD BARS (always the same): 101. 2.1st EAN-8 NUMBER SYSTEM DIGIT [5]. Encoding with left-hand odd parity, 3.2nd EAN-8 NUMBER SYSTEM DIGIT [5]. Encoded with left-hand odd parity, 4.1st EAN-8 DATA DIGIT [1]. Encoded with left-hand odd parity, 5.2nd EAN-8 DATA DIGIT [2]. Encoded with left-hand odd parity, 6.CENTAR GUARD BARS (always the same): 7.3rd EAN-8 DATA DIGIT [3]: Encoded as right-hand character, 8.4th EAN-8 DATA DIGIT [4]: Encoded as right-hand character, 9.5th EAN-8 DATA DIGIT [5]: Encoded as right-hand character, 10.CHECK DIGIT [7]: Encoded as right-hand character, 11.RIGHT GUARD BAR (always the same): 101.

18 BARCODE UPC Barcode UPC (Universal Product Code) merupakan barcode yang umum digunakan di Amerika. UPC dirancang untuk industri grosir (pangan atau bahan makanan), karena jika jumlah barang-barang yang dibeli dalam jumlah besar, biasanya di toko grosir diperiksa menggunakan mesin pembaca barcode. Barcode ini merupakan sebuah metoda yang diperlukan untuk kecepatan proses dan mengurangi kesalahan pada seorang kasir (human cashier). UPC digunakan untuk pelabelan pada produk-produk kecil/eceran (retail product labeling). Simbol ini dibuat untuk kemudahan pemeriksaan keaslian suatu produk. Bilangan-bilangan UPC harus diregistrasikan atau terdaftar di Uniform Code Council

19 Kode baris digambarkan dalam bentuk baris hitam tebal dan tipis yang disusun berderet sejajar horisontal. Untuk membantu pembacaan secara manual dicantumkan juga angka-angka dibawah kode baris tersebut Pengkodean di sebelah kanan dinamakan kode even parity sebab unit black bar-nya berjumlah genap. Sedangkan pengkodean di sebelah kiri dinamakan kode odd parity sebab unit black bar-nya berjumlah ganjil.

20 Tabel Set karakter barcode jenis UPC

21 KIRI KANAN

22 Keterangan Barcode Number System Character Angka ini merupakan sebuah sistem bilangan barcode UPC yang mengkarakterisasikan jenis-jenis khusus pada barcode. Di dalam barcode UPC, Number System Character ini biasanya terletak di sebelah kiri barcode. Kode-kode pada Number System Character adalah sebagai berikut : 0 - Standard UPC number. 1 - Reserved. 2 - Random weight items like fruits, vegetables, and meats, etc. 3 - Pharmaceuticals 4 - In-store code for retailers. 5 - Coupons 6 - Standard UPC number. 7 - Standard UPC number. 8 - Reserved. 9 - Reserved

23 3 Guard Bars : ada tiga guard bars yang ditempatkan di awal, tengah dan akhir pada barcode. Guard bars bagian awal dan akhir di-encode-kan sebagai “bar-space-bar” atau “101”. Guard bar bagian tengah di-encode-kan sebagai “space-bar-space-bar-space” atau “01010”. Manufacturer Code : kode perusahaan ini ada lima dijit bilangan yang secara khusus menentukan manufaktur suatu produk. Kode perusahaan/manufaktur ini dilindungi dan ditetapkan oleh Uniform Code Council(UCC). Product Code : kode produk ini ada lima dijit bilangan yang ditetapkan oleh perusahaan/manufaktur untuk setiap produk yang dihasilkannya. Untuk setiap produk yang berbeda dan setiap ukuran yang berbeda, akan memiliki kode produk yang unik. Check digit : disebut sebagai dijit “self-check”. Check digit ini terletak di bagian luar sebelah kanan barcode. Check digit ini merupakan suatu “ old-programmer’s trick” untuk mengvalidasikan dijit-dijit lainnya (number system character, manufacturer code, product code) yang dibaca secara teliti.

24 Barcode dua dimensi (2D)
Ada kebutuhan agar barcode bisa menyimpan lebih banyak informasi. Bukan sekadar identitas produk, namun aspek lain yang terkait. Misalnya keterangan produk, informasi produsen (alamat, nomor telepon, bahkan alamat URL website). Misalnya saja sebuah kamera digital. Hanya dengan menyorotkan pemindai ke barcode, kode bisa masuk ke website produsen kamera tersebut tanpa perlu mengetik alamat URL-nya pada browser. Selain itu, barcode juga bisa menampilkan detail spesifikasi teknis produk tersebut, termasuk panduan manualnya pada komputer. Saat ini telah tersedia barcode dua dimensi atau disebut 2D Barcode (biasa disingkat 2D Code). Simbol nya tidak lagi berbentuk batang namun berupa susunan titik atau kurva dalam suatu area berbentuk segi empat. Dapat menyimpan lebih dari 2000 karakter di dalam sebuah ruang (space) yang berukuran 4 inch persegi (in2)

25 symbology PDF417 dengan menggunakan barcode dua dimensi, informasi atau data yang besar dapat disimpan di dalam suatu ruang (space) yang lebih kecil. 1 kodeword terdiri dari 17 karakter dimana terdapat 4 bar dan 4 space. Berdasarkan ukuran rekomendasi elemen terkecil dengan inch lebarnya dan inch tingginya, kepadatan maksimum data biner adalah 686 bytes per square inch (106.2 bytes per square centimeter). Dalam aturan ASCII mode kepadatannya adalah 1,144 characters per square inch (177.2 characters per square centimeter).

26

27 TERIMA KASIH


Download ppt "PENGGUNAAN SISTEM PENGKODEAN BARIS (BARCODE)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google