Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DALAM TEORI PERUBAHAN SOSIALl

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DALAM TEORI PERUBAHAN SOSIALl"— Transcript presentasi:

1 FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DALAM TEORI PERUBAHAN SOSIALl
Smelser NJ, dalam Haferkamp and Neil J. Smelser, 1994: Bab V.

2 Faktor Internal dan Eksternal dalam Toeri Perubahan Sosial
Asumsi Faktor-faktor Perubahan Faktor Eksternal dan Internal Penyebab Perubahan Beberapa Teori tentang Perubahan : Teori Evolusi Klasik Teori Fungsionalisme Klasik Lahirnya Modernisasi Rangkuman

3 Asumsi Faktor-faktor Perubahan
Pada akhir Abad XX pertumbuhan sejarah manusia antaranya adalah: Tumbuhnya internasionalisasi dalam produksi, perdagangan, teknologi, keamanan, komunikasi, risetm pendidikan dan kebudayaan; Konsekwensinya adalah menonjolnya penetrasi kekuatan ekonomi, politik, dan sosial, di antara bangsa-bangsa di dunia; tekanan global;

4 Asumsi . . . 4. Fenomena internasionalisasi, adalah tantangan konseptual untuk memikirkan kembali asumsi fundamental yang melandasi dunia Ilmu Pengetahuan Sosial 5. Bagi Smelser, penting untuk melihat berbagai konstruk teori untuk mengkaji perubahan sosial.

5 Faktor Eksternal dan Internal Penyebab Perubahan
Faktor eksternal: pengaruh yang timbul dari masyarakat luar dalam suatu lingkungan masyarakat tertentu Terkonsentrasi pada kekuatan interaksional, intersocietal, dan intercultural. Faktor internal: inter-relasi yang sifatnya mutual dari nilai-nilai, struktur sosial, dan kelas yang melembaga dalam masyarakat tertentu.

6 Beberapa Teori tentang Perubahan Teori Evolusi Klasik
Beberapa karakteristik Teori Evolusi Klasik: Linearitas dan regularitas perubahan melalui tahapan tertentu Adanya mekanisma (misalnya teknologi) yang bersifat internal bagi masyarakat tersebut sebagai pendorong utama terjadinya perubahan Implikasi dari perbandingan dari studi komparatif dan studi perubahan sosial, masyarakat terkebelakang masih ada, sisa evolusi zaman dahulu

7 Reaksi terhadap Pemikiran Evolusi Klasik
Diffusionisme: Paham ini menunjukkan, bahwa banyak item budaya yang tidak berkembang secara independen dalam perbedaan budaya, tapi dipinjam dari luar yang secara geografis sangat jauh, misalnya: gaya pakaian, nilai-nilai, dllsb. Croeber: Unsur-unsur kebudayaan itu umumnya dipelajari oleh setiap bangsa, dahulu dan kini

8 Kritik Kaum Fungsionalis terhadap Toeri Evolusi
Menghindar atas pemikiran Evolusionisme yang spekulatif; sebaliknya menekankan pada deskripsi empirik secara cermat & terbatas; Memberikan kritik yang mendasar pada konsep Evolusioner yang berjalan linier; Memperkenalkan dimensi interkultural; Namun, kaum Diffusionist kurang memperhitungkan konteks sistem sosial, baik mengenai kebudayaan pinjaman maupun kebudayaan asli Pengaruh interkultural & intersosietal, seperti dominasi ekonomi & politik, tidak tidak disinggung oleh Teori Difusi

9 Teori Fungsionalisme Klasik
Fungsionalisme Klasik sependapat dengan Diffusionist, bahwa Teori Evolusi bersifat spekultatif & mengabaikan sektor sejarah. Kritik terhadap para Fungsionalist juga cukup gencar pada perubahan sosial, karena terlalu menekankan pada statibitas, integrasi, dan keseimbangan sosial. Para kritisi Fungsionalist, antaranya Malinowski dan Oughburn

10 Kritik Atas Fungsionalist
Ogburn Menurut Ogburn, rangkaian tahapan institusi sosial, tidak dapat dibuktikan; Ogburn menawarkan grand theory, yang tidak hanya Fungsionalist, tetapi juga Positivistik. Ogburn juga mengungkap konsep “Cultural Lag”: “Tidak semua bagian dari organisasi kita mengalami perubahan pada saat yang sama atau pada kecepatan yang sama. Sejumlah unsur mengalami perubahan cepat, sedangkan unsur lainnya mandeg. Tingkat perubahan yang tidak

11 Cultural Lag . . . merata ini dalam bidang ekonomi, pendidikan, pemerintahan, Ilmu Pengetahuan dan agama, dapat membahayakan & menimbulkan ketegangan. Perubahan dalam kebudayaan materi (teknologi, organisasi, ekonomi) biasanya lebih cepat dari adaptive culture (agama, keluarga, seni, hukum, adat kebiasaan).

12 Cultural Lag . . . Akibatnya, cepat atau lambat akan menimbulkan berbagai masalah sosial serta disorganisasi sosial. Malinowski Berdasarkan studinya di Afrika, Malinowski mempertahankan asumsi dari perspektif Fungsionalos bahwa “unsur-unsur kebudayaan tidak bisa dipelajari secara terpisah karena sesungguhnya mereka menyatu dalam berbagai institusi yang bersifat saling terkait: material-legal dan unsur kebudayaan

13 Malinowski . . . Implikasi dari pandangan Malinowski di atas, adalah bahwa perubahan terjadi melalui berbagai elemen, tidak hanya melalui satu elemen saja. Alasan ketidak-stabilan dalam masyarakat jajahan, dampak dari budaya yang lebih tinggi serta lebih aktif terhadap budaya yang lebih sederhana dan pasif.

14 Tiga Jenis Kekuatan Sosial menurut Malinowski
Kebudayaan yang mengalami pergeseran, baik dalam hal institusi, arah maupun ketertarikan Pelestarian adat lokal, kepercayaan serta tradisi kehidupan Proses kontak dan perubahan ketika dua anggota dari kebudayaan tersebut berada dalam kerjasama, konflik, maupun kompromi

15 Marx-Lenin Terdapat kemiripan pemikiran Marx dengan Teori Evolusi Klasik, terutama pada faktor internal terhadap perubahan Pandangannnya antara lain, bahwa kompetisi, bisa memberikan dorongan ekspansi kapitalisme--Internasionalisasi Kapitalisme--menghancurkan industri kecil di Negara Ketiga

16 Lenin Pembahasannya mengenai internasionalisasi: kompetisi sebagai mesin penggerak kapitalisme-menghilang-monopoli-kontrol bahan mentah, harga, serta produksi menurut industri besar. Bank-bank juga telah dimonopoli; ekspor modal, bagi dunia secara ekonomi dan diikutis secara politik; sebagai tahap tertinggi dari kapitalisme. Imperialisme: transisi dari sistem kapitalis ke tatanan sosial ekonomi yang lebih tinggi

17 Perbandingan beberapa Perspektif Perubahan
Mekanisme Perubahan Marx-Lenin Menekankan perubahan pada mekanisme ekonomi (modal dan barang) diikuti mekanisme politik tertentu (kolonialisme) Difusionis Menekankan pada aspek peminjaman dan pengalihan unsur budaya Malinowski Melihat adanya mekanisme operatif dari dominasi politik, dan diikuti oleh kontak budaya Weber Melihat posisi Kelas Menengah

18 Lahirnya Modernisasi Talcott Parsons: Hakekat modernisasi sebagai pergantian standar lama dengan standar baru: Partikularistik --- Universalistik Ascriptive Standards --- Achievement Standards Difuse and Inclusive Personal Relationship---Functionally Spesific One Parsons menggeneralisasikan pemikirannya dalam suatu skema Neo-Evolusioner---Evolusi sebagai peningkatan adaptif melalui pertumbuhan ekonomi, diferensiasi struktural, inklusi dari berbagai kelas & kelompok sosial, serta generalisasi nilai-nilai

19 Modernisasi . . . Teori Modernisasi juga mengidentifikasi bahwa budaya tradisional adalah satu-satunya rintangan dalam proses kekerabatan, mengejar prestasi (Mc.Clelland).

20 Kebangkitan Perspektif Internasionalisasi
Perspektif ini berangkat dari kenyataan di Amerika Latin, bahwa keterbelakangan di negara-negara ini bukan semata-mata faktor internal Kenyataannya, negara-negara ini merupakan bagian integral dari ekonomi dunia Hal ini lebih diakibatkan oleh perspektif center-periphery, dikenal juga dengan Perspektif Dependency Perspektif Dependency tidak hanya berfokus pada faktor internasional saja, tetapi juga faktor politik

21 Kebangkitan . . . Wallerstein, mengajukan Teori World System, walaupun membedakan antara pusat dan pinggiran, ia mengajukan formasi semi pinggiran Formasi pada World System, menunjukkan adanya tahapan-tahapan dalam pola dominasi dan ekonomi Pengaruh perspektif Internasionalisasi ini terlihat jelas pada kerangka Neo-Marxist

22 Rangkuman Terdapat dua kelompok tentang paradigma perubahan sosial: Kelompok pertama berhubungan dengan Evolusi Klasik dan kedua, Teori Modernisasi: Paradigma pertama memiliki ciri-ciri perubahan dan perkembangan: Adanya tekanan pada determinan internal atas perubahan sosial; Adanya panekanan pada regularitas dan unformitas dalam proses perubahan itu

23 Rangkuman . . . 3. Adanya tekanan pada konvergensi, yaitu persamaan arah yang dituju negara Sedang Berkembang sesuai dengan model yang dikembangkan Negara Barat 4. Adanya tekanan pada pola-pola institusional 5. Sedikitnya mengandung konservatifme politik

24 Rangkuman . . . Teori ini menghadapi serangan dari kelompok teori kedua dengan tekanan yang berbeda: Tekanan pada determinan eksternal atas perubahan sosial; Tekanan pada keanekaan pola-pola perubahan; Tekanan pada divergensi, yang ditandai dengan banyaknya arah perkembangan Tekanan pada dominasi politik & ekonomi Sekurangnya mengandung radikalisme politik


Download ppt "FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DALAM TEORI PERUBAHAN SOSIALl"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google