(Permendikbud No.23 Tahun 2015)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
Advertisements

PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI
Sosialisasi KTSP PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 NOMOR 23 TAHUN 2006Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) DEPARTEMEN PENDIDIKAN.
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
STANDAR PROSES PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah.
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang
SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD
Sosialisasi KTSP PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 NOMOR 23 TAHUN 2006Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) DEPARTEMEN PENDIDIKAN.
Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Kurikulum SMP.
Oleh : Hana Pertiwi, M.Pd SELAMAT DATANG
PROGRAM SEKOLAH MODEL SMAN 1 BOJONEGORO
DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA
Manajemen Penguatan Kemitraan Satuan Pendidikan, Keluarga dan Masyarakat Disampaikan pada Pelatihan untuk Pelatih Pendidikan Keluarga, Bogor, Oktober.
Penumbuhan Budi Pekerti
MANAJEMEN ASSESMENT DAN DAYA DUKUNG PENDIDIKAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KEBIJAKAN PENDIDIKAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN
M. Hamka Puskurbuk, Balitbang, Kemdikbud 2014
PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2015
Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) SDN KLOJEN
GERAKAN PENUMBUHAN BUDI PEKERTI DI SEKOLAH
INDIKATOR Pencapaian Pendidikkan Keluarga di Sekolah
Widyaiswara LPMP Bengkulu
Memahami Konsep Dasar Pendidikan Karakter
Karakter= budi pekerti + x = ?
SEKOLAH MENYENANGKAN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2.1.A ANALISIS DOKUMEN: SKL, KI-KD, SILABUS, DAN TEMATIK TERPADU
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
BIMBINGAN PSIKO-EDUKATIF DI SEKOLAH DASAR
GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER
PROGRAM PENGEMBANGAN KEKHUSUSAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
PERMENDIKBUD NO .18 THN 2016.
(Permendikbud No.23 Tahun 2015)
PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL
Penumbuhan Budi Pekerti dalam Mencapai Penampilan, Pelayanan dan Prestasi (3P) di SMA 1.
GERAKAN PENUMBUHAN BUDI PEKERTI DI SEKOLAH
PELAKSANAAN DALAM PENGELOLAAN PEMENUHAN SNP
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KOMPETENSI INTI (KI) KOMPETENSI DASAR (KD) PPT
PDGK4201 Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan dengan IPS dan Mata Pelajaran Lain   Pertemuan Ketiga.
(Permendikbud No.23 Tahun 2015)
GERAKAN INDONESIA MEMBACA DAN MENULIS Paparan disampaikan oleh Dra
UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang
TUNTUTAN PROFESIONALISME
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Kelompok VI: Masjoko ( ) Very Neno Tahin ( ) Anisetus B. Ole ( )
SILABUS SMK NEGERI I SINGKAWANG
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007
MENUMBUHKEMBANGKAN DAN MEMBUDAYAKAN LITERASI DI INDONESIA
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Penumbuhan Budi Pekerti
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
ARAH KEBIJAKAN KEMENDIKBUD DALAM PENDIDIKAN INFORMAL (SEKOLAHRUMAH)
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
KEBIJAKAN PENDIDIKAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG Jl. Dr. Wahidin 118 Semarang Semarang, DESEMBER 2015.
3 HAL PENTING DALAM IMPLEMENTASI K-13
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sosialisasi KTSP Departemen Pendidikan Nasional Sosialisasi KTSP UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.
Peran Pendidikan Keluarga dalam Mewujudkan Anak Indonesia Berkarakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016.
PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (PLS) BIDANG PEMBINAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Disampaikan Oleh : Dra. Ety Prawesti, M.Si Kepala Bidang Pembinaan.
Transcript presentasi:

(Permendikbud No.23 Tahun 2015) GERAKAN PENUMBUHAN BUDI PEKERTI (Permendikbud No.23 Tahun 2015) DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Bagaimana pelaksanaan PBP, kalo di SD, masih merupakan masa transisi dari masa bermain di pendidikan anak usia dini memasuki situasi formal, maka metode pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan karakteristik gaya pembelajaran anak, mengamati, meniru. Peran orang dewasa dalam hal ini tentu sangat penting, juga setting lingkungan. Setelah mengamati, meniru, kemudian pelan-pelan diajarkan, dibiasakan, di atur di sekolah berbagai kegiatan agar pembiasaan ini berulang, lama-lama tentunya akan menjadi kebiasaan, menjadi karakter dan akhirnya menjadi budaya. Misal seperti yang dijelaskan dalam infografis.

LATAR BELAKANG Sekolah harus menjadi tempat yang nyaman dan inspiratif bagi warga sekolah; Masih terabaikannya implementasi nilai-nilai dasar kemanusiaan yang berakar dari Pancasila yang masih terbatas pada pemahaman nilai dalam tataran konseptual, belum sampai mewujud menjadi nilai aktual dengan card yang menyenangkan di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Permendikbud No.21 Tahun 2015 tentang Gerakan Pembudayaan Karakter Di Sekolah Permendikbud No.23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti Keterlibatan publik dalam gerakan pendidikan karakter di sekolah (pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat , dan/ atau orangtua)

PENGERTIAN Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) adalah Kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah yang dimulai sejak dari hari pertama sekolah, masa orientasi peserta didik baru untuk jenjang sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan, sampai dengan kelulusan sekolah. Masa orientasi peserta didik baru (MOPDB) adalah serangkaian kegiatan pertama masuk sekolah pada setiap awal tahun pelajaran baru yang berlangsung paling lama 5(lima) hari. Pembiasaan adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, guru, dan tenaga kependidikan yang bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan yang baik dan membentuk generasi berkarakter positif. Kelulusan adalah berakhirnya proses pembelajaran siswa pada satuan pendidikan

1 2 3 4 TUJUAN Membuat sekolah menjadi taman belajar yang menyenangkan Menumbuhkembangkan kebiasaan yang baik sebagai bentuk pendidikan karakter sejak di keluarga, sekolah, dan masyarakat Menumbuhkembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. 1 2 Menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan keluarga 3 4

PELAKSANA SISWA ORTU/WALI ALUMNI PIHAK-PIHAK TERKAIT GURU TENDIK KOMITE SEKOLAH

METODE PELAKSANAAN SD SMP SMA SMK Dilakukan dengan mengamati dan meniru perilaku positif guru dan kepala sekolah sebagai contoh langsung di dalam membiasakan keteraturan dan pengulangan. Guru berperan juga sebagai pendamping untuk mendorong peserta didik belajar mandiri sekaligus memimpin teman dalam aktivitas kelompok, yaitu: bermain, bernyanyi, menari, mendongeng, melakukan simulasi, bermain peran di dalam kelompok. SMP SMA SMK Dilakukan dengan kemandirian peserta didik membiasakan keteraturan dan pengulangan Dimulai sejak dari masa orientasi peserta didik baru, proses kegiatan ekstrakurikuler, intra kurikuler, sampai dengan lulus.

CARA PELAKSANAAN SIFAT DAN CARA BENTUK DAN PELAKU Bersifat konstekstual; yaitu disesuaikan dengan nilai-nilai muatan lokal daerah pada peserta didik sebagai upaya untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan. Seluruh pelaksanaan kegiatan PBP yang melibatkan peserta didik dipimpin oleh seorang peserta didik secara bergantian sebagai bagian dari penumbuhan karakter kepemimpinan. BENTUK DAN PELAKU Dilaksanakan dalam bentuk kegiatan umum, harian, mingguan, bulanan, tengah tahunan, dan/atau tahunan Dilaksanakan melalui interaksi dan komunikasi antara sekolah, keluarga, dan/atau masyarakat

NILAI-NILAI DASAR KEMANUSIAAN DAN KEBANGSAAN Menumbuhkembangkan nilai-nilai moral dan spiritual Menumbuhkembangkan nilai-nilai kebangsaan dan kebhinnekaan Mengmbangkan interaksi positif antara peserta didik dengan guru dan orangtua Mengembangkan interaksi positif antar peserta didik Merawat diri dan lingkungan sekolah, Mengembangkan potensi diri peserta didik secara utuh Pelibatan orangtua dan masyarakat di sekolah

I. MENUMBUHKEMBANGKAN NILAI-NILAI MORAL DAN SPIRITUAL Kegiatan Wajib Contoh Pembiasaan Umum Contoh Pembiasaan Periodik Guru dan peserta didik berdoa bersama sesuai dengan keyakinan masing-masing, sebelum dan sesudah hari pembelajaran, dipimpin oleh seorang peserta didik secara bergantian di bawah bimbingan guru Membiasakan untuk menunaikan ibadah bersama sesuai agama dan kepercayaannya baik dilakukan di sekolah maupun bersama masyarakat Membiasakan perayaan Hari Besar Keagamaan dengan kegiatan yang sederhana dan hikmat

II. MENUMBUHKEMBANGKAN NILAI-NILAI KEBANGSAAN DAN KEBHINEKAAN Kegiatan Wajib Contoh Pembiasaan Umum Contoh Pembiasaan Periodik Melaksanakan upacara bendera setiap hari senin Melaksanakan upacara bendera pembukaan MOPDB Sesudah berdo’a setiap mulai pembelajaran guru dan peserta didik menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan/atau satu lagu wajib nasional Sebelum berdo’a saat mengakhiri hari pembelajaran, guru dan peserta didik menyanyikan satu lagu daerah (lagu-lagu daerah nusantara) Mengenalkan beragam keunikan potensi daerah asal siswa melalui berbagai media dan kegiatan Membiasakan perayaan Hari Besar Nasional dengan mengkaji atau mengenalkan pemikiran dan semangat yang melandasinya melalui berbagai media dan kegiatan

Contoh Pembiasaan Umum Contoh Pembiasaan Periodik III. MENGEMBANGKAN INTERAKSI POSITIF ANTARA PESERTA DIDIK DENGAN GURU DAN ORANGTUA Kegiatan Wajib Contoh Pembiasaan Umum Contoh Pembiasaan Periodik Sekolah mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa pada setiap tahun ajaran baru untuk mensosialisasikan : visi; aturan; (c) materi; dan (d) rencana capaian belajar siswa agar orangtua turut mendukung ke empat poin tersebut. Memberi salam, senyum dan sapaan kepada setiap orang di komunitas sekolah. Guru dan tenaga kependidikan datang lebih awal untuk menyambut kedatangan peserta didik sesuai dengan tata nilai yang berlaku. Membiasakan peserta didik (dan keluarga) untuk berpamitan dengan orangtua/ wali/penghuni rumah saat pergi dan lapor saat pulang, sesuai kebiasaan/adat yang dibangun masing-masing keluarga Secara bersama peserta didik mengucapkan salam hormat kepada guru sebelum pembelajaran dimulai, dipimpin oleh seorang peserta didik secara bergantian

IV. MENGEMBANGKAN INTERAKSI POSITIF ANTAR PESERTA DIDIK Kegiatan Wajib Contoh Pembiasaan Umum Contoh Pembiasaan Periodik Membiasakan pertemuan di lingkungan sekolah dan/atau rumah untuk belajar kelompok yang diketahui oleh guru dan/atau orangtua Gerakan kepedulian kepada sesama warga sekolah dengan menjenguk warga sekolah yang sedang mengalami musibah, seperti sakit, kematian, dan lainnya Membiasakan siswa saling membantu bila ada siswa yang sedang mengalami musibah atau kesusahan

V. MERAWAT DIRI DAN LINGKUNGAN SEKOLAH Kegiatan Wajib Contoh Pembiasaan Umum Contoh Pembiasaan Periodik Melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dengan membentuk kelompok lintas kelas dan berbagi tugas sesuai usia dan kemampuan siswa Membiasakan penggunaan sumber daya sekolah (air, listrik, telepon dsb) secara efisien melalui berbagai kampanye dari dan secara kreatif oleh siswa Menyelenggarakan kantin yang memenuhi standar kesehatan Membangun budaya peserta didik untuk selalu menjaga kebersihan di bangkunya masing-masing sebagai bentuk tanggung jawab individu maupun kebersihan kelas dan lingkungan sekolah sebagai bentuk tanggung jawab bersama Mengajarkan simulasi antri melalui baris sebelum masuk kelas, dan pada saat bergantian memakai fasilitas sekolah. Peserta didik melaksanakan piket kebersihan secara beregu dan bergantian regu. Menjaga dan merawat tanaman di lingkungan sekolah, bergilir antar kelas. Melaksanakan kegiatan bank sampah bekerja sama dengan dinas kebersihan setempat.

VI. MENGEMBANGKAN POTENSI DIRI PESERTA DIDIK SECARA UTUH Kegiatan Wajib Contoh Pembiasaan Umum Contoh Pembiasaan Periodik Menggunakan 15 menit sebelum hari pembelajaran untuk membaca buku selain buku mata pelajaran (setiap hari) Seluruh warga sekolah (guru, tenaga kependidikan, siswa) memanfaatkan waktu sebelum memulai hari pembelajaran pada hari-hari tertentu untuk kegiatan fisik seperti senam kesegaran jasmani, dilaksanakan secara berkala dan rutin, sekurang-kurangnya satu kali dalam seminggu. Peserta didik membiasakan diri memiliki tabungan dalam berbagai bentuk (rekening, celengan dll) Membangun budaya bertanya, melatih peserta didik mengajukan pertanyaan kritis dan membiasakan siswa mengakngkat tangan sebagai isyarat akan mengajukan pertanyaan Membiasakan peserta didik untuk selalu berlatih menjadi pemimpin dengan cara memberikan kesempatan pada setiap siswa tanpa kecuali untuk mempmpin secara bergiliran dalam kegiatan-kegiatan bersama/berkelompok Siswa melakukan kegiatan positif secara berkala sesuai dengan potensi dirinya

VII. PELIBATAN ORANGTUA DAN MASYARAKAT DI SEKOLAH Kegiatan Wajib Contoh Pembiasaan Umum Contoh Pembiasaan Periodik Mengadakan pameran karya siswa pada setiap akhir tahun ajaran dengan mengundang orangtua dan masyarakat untuk memberi apresiasi pada siswa Orangtua membiasakan untuk menyediakan waktu 20 menit setiap malam untuk bercengkerama dengan anak mengenai kegiatan di sekolah Masyarakat bekerja sama dengan sekolah untuk mengakomodasi kegiatan kerelawanan oleh peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang ada di lingkungan sekitar sekolah. Masyarakat dari berbagai profesi terlibat berbagi ilmu dan pengalaman kepada siswa di dalam sekolah

PERAN PARA PELAKU PENDIDIKAN Pemerintah Pemerintah Provinsi Pemerintah Kabupaten/Kota Merumuskan kebijakan Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti (GPBP); Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan (GPBP); Menyusun panduan pelaksanaan (GPBP); Melaksanakan Sosialisasi (GPBP) ; Melaksanakan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat dalam (GPBP); Melaksanakan pemantauan dan evaluasi (GPBP). Melaksanakan kewenangan desentralisasi kebijakan (GPBP); Merumuskan kebijakan teknis (GPBP) pada pendidikan menengah dan pendidikan khusus; Melaksanakan bimbingan teknis (GPBP) pada pendidikan menengah dan pendidikan khusus; Melaksanakan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat dalam (GPBP) pada pendidikan menengah dan pendidikan khusus; Melaksanakan pemantauan dan evaluasi (GPBP) pada pendidikan menengah dan pendidikan khusus. Melaksanakan kewenangan desentralisasi kebijakan (GPBP) pada pendidikan dasar; Melaksanakan kewenangan tugas dekonsentrasi kebijakan (GPBP) pada pendidikan dasar; Merumuskan kebijakan teknis (GPBP) pada pendidikan dasar; Melaksanakan bimbingan teknis (GPBP) pada pendidikan dasar; Melaksanakan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat dalam (GPBP) pada pendidikan dasar; Melaksanakan pemantauan dan evaluasi (GPBP) pada pendidikan dasar.

LANJUTAN PERAN PARA PELAKU PENDIDIKAN Sekolah (Guru dan Tendik) Keluarga Masyarakat Menyusun program kerja GPBP dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS) sesuai sumber daya dan sumber dana yang tersedia; Menerapkan pembiasaan nilai-nilai PBP baik kegiatan wajib, pembiasaan umum maupun pembiasaan periodik di lingkungan sekolah dengan konsep sekolah sebagai taman belajar; Menerapkan pembiasaan nilai-nilai PBP berdasarkan aktivitas harian, mingguan, bulanan, tengah tahunan dan akhir tahun; Menjalin kerjasama yang baik dengan orangtua dan masyakarat dalam GPBP. Membuat komitmen antar anggota keluarga untuk melaksanakan GPBP; Melaksanakan GPBP di lingkungan keluarga sebagai upaya untuk menanamkan pendidikan sosial dan keluarga agar memperkuat nilai-nilai keharmonisan keluarga; Menerapkan pembiasaan nilai-nilai PBP baik kegiatan wajib, pembiasaan umum maupun pembiasaan periodik. Menyusun program kerja GPBP dalam Rencana Kerja Pengurus Rukun Tetangga/Rukun Warga (RT/RW); Melaksanakan GPBP di lingkungan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai upaya untuk memperkuat norma agama dan kesusilaan;

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia “Manusia adalah produk dari kondisi sosial dan pengasuhan yang ia terima. Dari sana lahirlah manusia sebagai produk kondisi yang akan merubah kondisi dan pengasuhan berikutnya. Mesti diingat, bahwa kondisi akan berubah dengan patut jika manusianya terdidik, dan mau serta mampu mendidik dirinya sendiri agar terus-menerus berubah sesuai dengan kondisi yang ada.” V. Venable, quoting Karl Marx’s Third Thesis on Feurbach TERIMA KASIH