PERTEMUAN KETIGABELAS DI TIMUR TENGAH
FILOLOGI DI TIMUR TENGAH Abad ke-4 M. beberapa kota di Timur Tengah memiliki perguruan tinggi. Berbagai pusat studi ilmu pengetahuan yang berasal dan Yunani, seperti: Gaza sebagai pusat ilmu oratori, Beirut dalam bidang hukum, Edessa dalam kebudayaan Yunani demikian pula di Antioch.
PADA ABAD KE 5 M Terjadi perpecahan di kalangan kerajaan di kota Edessa yang menyebabkan banyak para ahli filologi pindah ke wilayah Persia. Mereka inilah yang mendorong perkembangan kegiatan ilmiah di Persia yang berpusat di Yundi Syapur. Di lembaga ini banyak dihasilkan naskah terjemahan Yunani ke dalam bahasa Siria, yang nantinya berlanjut ke Bahasa Arab masa pengaruh Islam.
ZAMAN DINASTI ABASIYAH Periode Khalifah Al-Manshur, Harun al-Rasyid, dan Al Makmun studi naskah ilmu pengetahuan Yunani makin berkembang, dan mengalami puncak kejayaannya pada masa khalifah al Makmun.. Ada tiga penerjemah kenamaan, yaitu; Qusta bin Luqa, Hunain bi Ishak, dan Al Hubaisyi, yang ketiganya beragama Nasrani.
LANJUTAN SEBELUMNYA Ahli filologi juga menerapkan teori filologi terhadap naskah-naskah yang dihasilkan para penulis daerah setempat, yang terlihat dalam kumpulan naskah di Bait aI-Hikmah.
LANJUTAN SEBELUMNYA karya sastra yang dihasilkan syair (puisi) yang mengandung unsur keindahan yang dikenal dengan “Muallaqat”. qasidah yang panjang dan bagus itu digantung pada dinding Ka’bah dengan tujuan dibaca masyarakat Arab pada hari-hari pasar di keramaian lainnya. Atas dasar inilah kenapa qasidah-qasidah itu disebut “Muallaqat” (yang tergantung).
ZAMAN DINASTI BANI UMAYAH Setelah Islam tumbuh dan berkembang di Spanyol hampir 700 tahun dan abad ke-8 M. sampai abad ke-15 M. Ilmu pengetahuan Yunani di terima bangsa Arab kemudian kembali ke daratan Eropa dengan epistimologi Islam.
PUNCAK KEMAJUAN KARYA SASTRA ISLAM Mengalami kejayaan pada periode Dinasti Abasiyah. Karya tulis Al Ghazali, Fariduddin al-Atta, dan lain-lain yang bernuansa mistik berkembang maju di wilayah Persia dan dunia Islam. Pada abad ke-13 M. di pusat studi Montpillier dilakukan penerjemahan karya flosof-filosof Muslim ke dalam bahasa Latin.
BUKU RUJUKAN Karya Ibnu Rusyd, Ibnu Sina dan yang lain menjadi buku rujukan wajib mahasiswa dan merupakan lapangan penelitian yang menarik pelajar di Eropa.
Studi teks klasik Arab dan Persi di Eropa sudah dipandang mañtap. ABAD 17 M Studi teks klasik Arab dan Persi di Eropa sudah dipandang mañtap. Selain naskah Arab dan Persi, ditelaah pula naskah Turki, lbrani dan Syiria.
ABAB 18 Di penghujung abad ke-18 Masehi di Paris, Perancis, banyak didirikan pusat studi ketimuran oleh Sitverter de Sacy, di sana banyak dipelajarI naskah-naskah dan Timur Tengah oleh para ahli dan kawasan Eropa. De Sacy dianggap sebagai bapak para orientalis Eropa karena dari pusat studi Ecoledes Orientalis Vivantes yang ia dirikan itu banyak melahirkan orentalis Eropa yang menekuni pengkajian karya tulis kawasan Timur Tengah.