Biaya Bahan Baku Lilik Sri Hariani 08123317798.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
METODE HARGA POKOK PESANAN
Advertisements

Ch # 5 Harga Pokok Pesanan.
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing)
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing)
BIAYA BAHAN BAKU PERTEMUAN 6 PEMBAHASAN MODUL PRAKTEK AKUNTANSI BIAYA
Metode Harga pokok Proses
AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU
SISTEM BIAYA TAKSIRAN ( ESTIMATED COSTING )
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
HARGA POKOK PESANAN.
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
SISTEM AKUNTANSI HARGA POKOK PESANAN
METODE HARGA POKOK PESANAN – FULL COSTING
AKUNTANSI BIAYA IEG3A3 Program Studi Teknik Industri
METODE HARGA POKOK PESANAN ( JOB ORDER COSTING )
Dalam proses produksi, perusahaan manufaktur selalu berusaha agar terjadi zero defect(tidak ada barang rusak), namun sulit untuk menghindari dari hal-hal.
Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Metode harga pokok pesanan Job Order Cost Method
Harga Pokok Pesanan Lilik Sri Hariani
BAB II BIAYA BAHAN BAKU dan BIAYA TENAGA KERJA
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DAN LAPORAN HARGA POKOK BARANG YANG DIPRODUKSI
METODE HARGA POKOK PESANAN /JOB ORDER COST METHOD.
Cost accounting materi-13 akuntansi sistem perhitungan biaya standar
Analisa Biaya Bahan Baku
SISTEM PENGUMPULAN BIAYA
BAB VI SISTEM HARGA POKOK PROSES
Harga Pokok Proses-Pengantar
Ch # 6 Harga Pokok Pesanan.
AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU
PERSEDIAAN Persediaan berpengaruh terhadap neraca maupun laba rugi.
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
PERSEDIAAN OLEH : MINADI WIJAYA.
COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN
Cost accounting materi-14 akuntansi sistem perhitungan biaya standar
PERTEMUAN 7 BIAYA BAHAN BAKU.
METODE HARGA POKOK PESANAN
Akuntansi Kerugian Produksi
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
PERSEDIAAN / INVENTORY
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
BAB 8 BIAYA BAHAN BAKU.
METODE HARGA POKOK PESANAN
Akuntansi untuk Perusahaan Pemanufakturan
HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2016
PERTEMUAN IV HARGA POKOK PESANAN MASALAH WIP AWAL
Penentuan Biaya Proses: Akuntansi Kerugian Produksi
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
NAMA: I Gst Ag Ita Permata Sari NIM: ABSEN: 12
Bab 15 sistem akuntansi persediaan
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
AKUNTANSI MANAJEMEN.
METODE HARGA POKOK PESANAN
Dewi Setyowati Mega Christie Fitrianingsih Faza Maulida
Loading Please wait
Akuntansi Biaya Sesi 3 Unsur-unsur Biaya Produksi
PERTEMUAN 7 BIAYA BAHAN BAKU.
VIII. Penentuan Biaya Pesanan
Produk Rusak (setelah UTS)
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
BIAYA BAHAN BAKU Akuntansi Biaya Surisman,SE, M.Ak.
PERTEMUAN KE 9 dan KE 10 Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing) Akuntansi Biaya I.
KALKULASI HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
Metode Harga Pokok Pesanan
Harga pokok pesanan.
4.2. PENENTUAN HARGA POKOK Bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk pokok atau pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan.
PENGENDALIAN : BIAYA MATERIAL (Meterials Controlling)
Penentuan Biaya Bahan Baku
Transcript presentasi:

Biaya Bahan Baku Lilik Sri Hariani 08123317798

Biaya Bahan Baku Menjelaskan elemen biaya yang membentuk harga pokok bahan baku yang dibeli Menjelaskan penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi Menjelaskan metode pencatatan biaya bahan baku Menjelaskan masalah-masalah khusus yang berhubungan dengan bahan baku

Pengertian Merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi Sistem pembelian Prosedur permintaan pembelian bahan baku Prosedur order pembelian Prosedur penerimaan bahan baku Prosedur pencatatan penerimaan bahan baku di bagian gudang Prosedur pencatatan utang yang timbul dari pembelian bahan baku

Biaya diperhitungkan dalam harga pokok bahan baku Biaya angkut diperlakukan sebagai tambahan harga produk Biaya angkut tidak diperlakukan sebagai tambahan harga produk

Metode penentuan harga pokok Metode tanda pengenal khusus Metode MPKP (FIFO) Metode MTKP (LIFO) Metode rata-rata

Contoh Dari catatan PT Alisa sebuah perusahaan industri di Malang diperoleh keterangan-keterangan yang bersangkutan tentang bahan baku sebagai berikut: 1 Sep 2015: Persediaan: 400 kg @ Rp 600,00 per kg 5 Sep 2015 : Pembelian: 1200 kg @ Rp 640,00 per kg 10 Sep 2015 : Pembelian: 800 Kg @ Rp 580,00 per kg 15 Sep 2015 : Dipakai dalam proses produksi: 1000 kg

Diminta Tentukan harga pokok bahan baku yang dipakai berdasarkan: Metode tanda pengenal khusus, apabila diketahui bahwa berdasarkan tanda-tanda yang ada pemakaian tersebut 850 kg pembelian tanggal 5 September 2015 dan sisanya dari persediaan awal. Metode MPKP Metode MTKP Metode rata-rata sederhana

Jawab Metode tanda pengenal khusus 850 x Rp 640,00 = Rp 544.000,00 Metode MPKP 400 x Rp 600,00 = Rp 240.000,00 600 x Rp 640,00 = Rp 384.000,00 1000 = Rp 624.000,00

Lanjutan Metode MTKP 800 x Rp 580,00 = Rp 464.000,00 Metode rata-rata sederhana Harga pokok rata-rata = Rp 600,00 + Rp 640,00 + Rp 580,00 3 Harga pokok pemakaian = 1000 x Rp 606,70 = Rp 606.700,00

Masalah-masalah khusus yang berhubungan dengan bahan baku Sisa bahan (scrap materials) Produk rusak (spoiled goods) Produk cacat (defective goods)

Sisa bahan (scrap materials) adalah bahan yang tidak dipakai atau tidak menjadi bagian dari produk dalam proses produksi, dan tidak dapat dipakai dalam proses produksi berikutnya atau telah rusak tetapi mempunyai nilai jual

Pencatatan sisa bahan Hasil penjualan sisa bahan dicatat mengurangi biaya bahan pada pesanan terjadinya sisa bahan tersebut Hasil penjualan sisa bahan dicatat mengurangi jumlah BOP yang sesungguhnya Hasil penjualan sisa bahan dicatat sebagai pendapatan lain-lain

Contoh Pada tanggal 1 Mei 2015, bagian produksi menyerahkan sisa bahan ke gudang sebanyak 60 kg ditaksir harga jualnya Rp 300,00 per kg. Pada tangal 20 Mei 2015, seluruh sisa bahan dijual tunai dengan harga Rp 320,00 per kg. Bagaimana pencatatan yang harus dilakukan untuk keterangan-keterangan tersebut?

Dicatat sebagai pengurang biaya bahan baku Jurnal: tanggal 1 Mei 2015 pada saat penyerahan ke gudang: Persediaan sisa bahan Rp 18.000,00 BDP-Biaya bahan baku Rp 18.000,00 Jurnal: tanggal 20 Mei 2015: pada saat penjualan: Kas Rp 19.200,00 Persediaan sisa bahan Rp 19.200,00 Persediaan sisa bahan Rp 1.200,00 BDP-Biaya bahan baku Rp 1.200,00

Dicatat sebagai pengurang BOB yang sebenarnya Jurnal: tanggal 1 Mei 2015: Persedian sisa bahan Rp 18.000,00 BOP yang sesungguhnya Rp 18.000,00 Jurnal: tanggal 20 Mei 2015: Kas Rp 19.200,00 Persediaan sisa baha Rp 19.200,00 Persediaan sisa bahan Rp 1.200,00 BOP yang sesungguhnya Rp 1.200,00

Dicatat sebagai pendapatan lain-lain Jurnal: tanggal 1 Mei 2015: Persediaan sisa bahan Rp 18.000,00 Pendapatan dr sisa bahan Rp 18.000,00 Jurnal: tanggal 20 Mei 2015: Kas Rp 19.200,00 Persediaan sisa bahan Rp 19.200,00 Persediaan sisa bahan Rp 1.200,00 Pendapatan dr sisa bahan Rp 1.200,00

Produk rusak (spoiled goods) adalah produk yang tidak memenuhi kualitas yang seharusnya dan tidak dapat diperbaiki Pencatatan: Apabila produk rusak disebabkan spesifikasi sesuatu pesanan, maka harga pokok produk rusak dibebankan ke pesanan tempat terjadinya produk rusak tersebut Apabila terjadinya produk rusak dianggap merupakan hal yang normal, maka kerugian akibat produk rusak dibebankan kepada semua produk dengan memperhitungkannya ke dalam tarip BOP

Contoh Sebuah perusahaan industri menerima pesanan satu jenis barang sebanyak 25 unit. Tetapi karena sifat pesanan tersebut sulit pengerjaannya, maka dalam proses pengerjaan terdapat 5 unit produk rusak sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut (25 unit) diproduksi barang 30 unit dengan biaya-biaya sebagai berikut: Bahan baku: 30 x Rp 100.000,00 = Rp 3.000.000,00 BTKL = Rp 1.600.000,00 BOP = Rp 1.400.000,00 Total harga pokok = Rp 6.000.000,00

Lanjutan Dengan demikian harga pokok per unit = Rp 6.000.000,00 : 25 = Rp 240.000,00 Seandainya tidak ada produk rusak, maka harga pokok per unit = Rp 6.000.000,00 : 30 = Rp 200.000,00

Produk cacat (defective goods) adalah produk yang tidak memenuhi kualitas yang seharusnya, tetapi masih dapat diperbaiki dengan pengerjaan kembali Pencatatan : Apabila timbul produk cacat akibat spesifikasi pesanan, maka biaya pengerjaan kembali dibebankan ke pesanan yang bersangkutan Apabila produk cacat merupakan hal yang biasa terjadi, maka biaya pengerjaan kembali, dibebankan ke tarip BOP